Menelusuri Tujuan Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
9 September 2021 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi era kolonialisme pimpinan Cornelis de Houtman. Foto: flickr.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi era kolonialisme pimpinan Cornelis de Houtman. Foto: flickr.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkembangnya kebudayaan barat di Indonesia dipengaruhi oleh kedatangan Bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang terakhir sampai di Indonesia adalah Belanda. Meskipun demikian, justru Belanda yang menjadi penguasa utama Indonesia.
ADVERTISEMENT
Belanda datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Hotman. Keberangkatan mereka ke Indonesia berpedoman pada buku Intinerario (Garis Perjalanan) karya Jan Huygen van Linschoten.
Ekspedisi pertama Belanda berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Namun, rombongan ini diusir penduduk pesisir karena mereka bersikap kasar dan sombong. Dua tahun berikutnya, Belanda tetap berusaha datang ke Indonesia, kali ini dipimpin oleh Jacob van Neck.
Lalu, apa sebenarnya tujuan kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia sampai Jacob van Neck dan pasukannya tetap mencoba kembali meskipun pernah diusir? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Kolonialisme Belanda di Indonesia, Foto: Dok. Balairungpress

Tujuan Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia

Dirangkum berdasarkan buku Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Eliana Yunitha (2021: 112), sesuai dengan yang melatarbelakangi ekspedisi Belanda, tujuan kedatangan Belanda di Indonesia adalah mencari rempah-rempah untuk memenuhi kekosongan kas Belanda.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1599, Belanda mulai memperluas kekuasaan wilayahnya menuju Maluku. Perdagangan rempah-rempah yang terus meningkat dan memperoleh banyak keuntungan, membuat Belanda memutuskan mendirikan kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Berdasarkan buku Intisari Ilmu Pengetahuan Sosial SMP karya Eryadi, S.Pd (2007: 266), VOC terbentuk tanggal 20 Maret 1602. Tujuan dibentuknya VOC, yaitu:
VOC melakukan adanya monopoli perdagangan yang merugikan rakyat Indonesia. VOC juga melakukan peraturan yang ketat dan penuh ancaman kepada rakyat, agar tidak menjual rempah-rempah kepada bangsa lain.
Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai oleh VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda. Saat itu, keuntungan perdagangan rempah-rempah mencapai 400 persen.
ADVERTISEMENT
Pedagang Nusantara tidak lagi mampu bersaing dengan pedagang Belanda. Penyebabnya bukan hanya monopoli perdagangan Belanda dan armada dagang yang besar, akan tetapi pedagang Belanda juga didukung oleh kekuatan militer.
Di kota-kota pelabuhan seperti Malaka, Ambon, dan Jayakarta didirikan banteng-benteng pertahanan. Untuk melancarkan hegemoni perdagangan di Indonesia, VOC melakukan beberapa cara, yaitu:
Dengan cara tersebut, selama kurang lebih 200 tahun, beberapa kerajaan Nusantara jatuh ke tangan VOC, seperti Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Maluku, Kerajaan Ambon, Kerajaan Makassar, dan Kerajaan Bone berhasil dikuasai.
ADVERTISEMENT
VOC yang telah berhasil menalukkan beberapa kerajaan di Indonesia ternyata mengalami kemunduran. Penyebab kemunduran VOC, antara lain:
Pada tanggal 31 Desember 1799, akhirnya VOC resmi dibubarkan oleh Pemerintah Belanda. Tanggal 1 Januari 1800. Kekuasaan VOC di Indonesia diarahkan oleh pemerintah Kerajaan Belanda.
Sejak saat itu, Indonesia diperintah langsung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Belanda di Indonesia berlangsung sampai tahun 1942.
(VIO)