Mengapa Batuan Sedimen Mempunyai Ciri Khas Batuan yang Berlapis-lapis?

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
3 Desember 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi batuan sedimen yang mempunyai ciri khas batuan yang berlapis-lapis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi batuan sedimen yang mempunyai ciri khas batuan yang berlapis-lapis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam menjawab soal IPS, pertanyaan tentang mengapa batuan sedimen mempunyai ciri khas batuan yang berlapis-lapis, pasti akan sering dijumpai.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa sebenarnya alasan batuan sedimen memiliki ciri khas tersebut? Agar lebih memahaminya, simak uraian tentang batuan sedimen berikut ini.
Batuan sedimen adalah salah satu jenis batuan yang menyusun lapisan litosfer. Batuan sedimen merupakan batuan yang paling banyak terdapat di permukaan bumi. Kurang lebih 75% luas permukaan bumi, diselimuti oleh batuan sedimen.
Untuk mengetahui jawaban, mengapa batuan sedimen mempunyai ciri khas batuan yang berlapis-lapis, berikut penjelasannya yang dikutip dari beberapa sumber.
Ilustrasi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Foto: Pixabay

Alasan Batuan Sedimen Memiliki Ciri Khas Berlapis-lapis

Menurut buku Lingkungan Abiotik Jilid II oleh Sucipto Hariyanto (2016: 39), alasan mengapa batuan sedimen mempunyai ciri khas batuan yang berlapis-lapis, karena batuan sedimen terbentuk dari proses diagnesis dari material batuan lain yang mengalami sedimentasi.
ADVERTISEMENT
Diagenesis adalah sebutan untuk berbagai macam perubahan yang mempengaruhi batuan sedimen. Perubahannya mencakup setelah batu diletakkan, saat menjadi batuan, dan sebelum pertama kali mengalami metamorfosis.
Sedimentasi tersebut meliputi proses pelapukan, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dibagi menjadi dua, yaitu pelapukan fisika dan pelapukan kimia.
Proses transportasi dilakukan dengan bantuan air dan angin, sedangkan proses deposisi dapat terjadi apabila energi transport sudah tidak mampu lagi mengangkut partikel air maupun angin.
Batuan sedimen umumnya terendap di tempat-tempat yang relatif rendah dari letak batuan asalnya, misalnya di laut, samudera, hingga danau.
Batuan sedimen memiliki ciri khas berlapis-lapis karena proses diagnesis. Foto: Pixabay

Klasifikasi Batuan Sedimen

Merangkum dalam Modul 2 Geologi Dasar milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2019: 15), batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dikelompokkan kembali menjadi empat jenis, di antaranya meliputi:
1. Batuan Sedimen Klasik
Batuan sedimen klasik adalah batuan yang berasal dari pecahan-pecahan batuan yang pernah ada sebelumnya. Proses pembentukannya berdasarkan pada pengendapan yang terbentuk di lingkungan darat dan air.
2. Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang berasal dari proses kimia. Proses pembentukan batuan ini umumnya terjadi secara kimiawi, biologi, dan kombinasi antara kimiawi dan biologi.
3. Batuan Sedimen Organik
Batuan ini terbentuk dari pengendapan sisa-sisa bagian tubuh makhluk hidup dan mineral-mineral yang dihasilkannya. Ciri utama batuan sedimen organik adalah memiliki warna yang gelap sampai ke hitam.
4. Batuan Sedimen Vulkanik
ADVERTISEMENT
Batuan sedimen ini terbentuk dari hasil letusan gunung berapi. Contoh batuan jenis sedimen vulkanik adalah breksi dan konglomerat.
Batuan sedimen memiliki ciri khas berlapis-lapis karena proses diagnesis dari batuan lain. Foto: Pixabay
Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen juga dikelompokkan menjadi empat jenis, di antaranya sebagai berikut.
1. Batuan Sedimen Terestrial
Batuan sedimen terestrial adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya berlansung di darat. Adapun contohnya, yaitu batu pasir dan breksi.
2. Batuan Sedimen Marine
Batuan sedimen marine adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya berlangsung di laut. Contoh batuan jenis ini adalah batu gamping dan batu garam.
3. Batuan Sedimen Fluvial
Batuan sedimen fluvial adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya berlangsung di sungai. Adapun contohnya, yaitu batu pasir dan batu lempung.
4. Batuan Sedimen Glasial
ADVERTISEMENT
Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya berlangsung di daerah es atau salju. Contoh batuan jenis ini adalah batu morena.
(VIO)