Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Dapat Terjadi Lahan Kritis? Ini Penjelasannya
3 Desember 2021 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagian orang pasti pernah bertanya-tanya, mengapa dapat terjadi lahan kritis? Apa saja pemicunya? Agar mengetahui jawabannya, simak ulasan lengkap tentang penyebab terjadinya lahan kritis berikut ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Mega Book SMA IPS susunan Tim Smart Nusantara (2019: 305), lahan kritis adalah daerah tanah yang tidak lagi mampu berperan sebagai unsur produksi, baik sebagai media pengatur tata air, maupun sebagai perlindungan alam dan lingkungan.
Kemampuan produksi lahan kritis sangat kurang, baik dalam bidang pertanian, industri, pemukiman, atau keperluannya lainnya. Jika dihubungkan dengan pertanian , maka lahan kritis yang dimaksud adalah lahan yang sudah tandus dan tidak mampu berproduksi lagi.
Ciri-ciri lahan kritis yang biasanya terlihat dari sifat fisik dan kimia yang dimiliki lahan tersebut, yaitu:
ADVERTISEMENT
Lantas, mengapa dapat terjadi lahan kritis? Apa saja penyebabnya? Selengkapnya ada di bawah ini.
Penyebab Lahan Kritis
Dirangkum berdasarkan buku Penggunaan Lahan di Desa dan di Kota karangan Agus Maryoto (2020: 09), penyebab lahan kritis dapat dibedakan berdasarkan daerah asal terjadinya kerusakan lahan tersebut. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Daerah Pegunungan
Penyebab terjadinya lahan kritis di daerah pegunungan , yaitu adanya tanah longsor, erosi, atau tanah rayap. Lahan kritis di pegunungan dicirikan dengan lapisan tanah yang paling atas hampir habis, sehingga yang tersisa hanya tanah tandus, bahkan dalam bentuk tanah cadas (keras).
Lahan kritis di daerah pegunungan banyak dijumpai di lereng terjal, dengan tanah terbuka dan tandus, atau daerah pegunungan yang hutannya sudah rusak.
2. Daerah Dataran Rendah
ADVERTISEMENT
Di daerah dataran rendah juga dapat ditemukan lahan kritis. Lahan kritis di daerah ini biasanya disebabkan oleh genangan air (banjir) atau proses sedimentasi (pengendapan) bahan tertentu, yang menutupi lapisan tanah subur.
Biasanya, tanah yang subur ini posisinya lebih rendah dari daerah sekitarnya, sehingga ketika hujan tiba, air tidak bisa mengalir, dan menggenangi daerah tanah subur tersebut.
3. Daerah Pantai
Peristiwa abrasi biasanya menyebabkan terjadinya lahan kritis di sekitar pantai . Sebab, lapisan sedimen akan hancur dan lenyap. Peristiwa ini biasanya terjadi pada muara sungai yang pantainya terbuka, dengan memiliki gelombang laut yang cukup besar.
Pada dasarnya, lahan kritis dapat terjadi, karena adanya ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan pengolahan, atau kecerobohan selama proses pengolahan lahan berlangsung. Oleh sebab itu, lahan kritis sebenarnya dapat ditanggulangi.
ADVERTISEMENT
Upaya penanggulangan lahan kritis di antaranya dengan cara mencegah penebangan hutan secara sembarangan, menggalakkan reboisasi (penanaman hutan kembali), pemupukan yang seimbang terutama dengan menggunakan pupuk alami, serta pengolahan tanah yang tepat dengan cara membuat sengkedan.
(VIO)