Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Islam Menghargai Perbedaan Pendapat? Ini Penjelasannya
8 September 2023 11:06 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengapa Islam menghargai perbedaan pendapat? Pertanyaan ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan setiap Muslim untuk menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Islam dalam Bahasa Arab berasal dari kata aslama yang berarti tunduk, patuh, atau selamat. Dari aslama terbentuk kata salama yang artinya ketenangan atau kedamaian.
Secara istilah, Islam dapat dimaknai sebagai agama yang membawa keselamatan dan perdamaian. Salah satu cara Islam mewujudkan perdamaian adalah dengan menghargai perbedaan pendapat.
Anjuran untuk menghargai pendapat orang lain tercantum dalam beberapa ayat Al Quran, salah satunya Surat Ali Imron ayat 159. Allah SWT berfirman yang artinya:
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
ADVERTISEMENT
Alasan Mengapa Islam Menghargai Perbedaan Pendapat
Mengutip buku Al Quran Kitab Toleransi tulisan Zuhairi Misrawi, istilah toleransi atau al-tasamuh tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al-Quran. Meski demikian, ada ratusan ayat yang mengajarkan prinsip-prinsip toleransi, termasuk menghormati dan menghargai perbedaan pendapat.
Berikut ini beberapa alasan mengapa Islam menghargai perbedaan pendapat.
1. Menghormati hak manusia
Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berpendapat dan memilih jalan hidupnya sendiri sebagaimana yang tertulis dalam Surat Al Baqarah ayat 256.
Dalam ayat ini, kebebasan berpendapat dicontohkan dalam memilih agama yang dianut. Allah SWT tidak memaksa manusia untuk memeluk Islam meskipun itu adalah satu-satunya agama yang benar.
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Tidak ada paksaan dalam agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
2. Mencegah perpecahan umat
Menghargai perbedaan pendapat merupakan upaya mencegah perpecahan umat Muslim. Dalam masyarakat yang dinamis, perbedaan pendapat kerap terjadi di banyak aspek kehidupan. Tak jarang, perbedaan ini memicu konflik dan ketegangan antar individu maupun kelompok.
Jika konflik terus dibiarkan, akan timbul benih-benih kebencian dan permusuhan. Akibatnya, umat Muslim menjadi lemah karena terpecah belah.
Hal itu bertentangan dengan ajaran Islam karena Allah SWT melarang adanya perpecahan antar umat Muslim sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 103:
ADVERTISEMENT
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai."
(GLW)