Mengenal Apendisitis, Gangguan Sistem Pencernaan yang Disebabkan oleh Infeksi

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2021 16:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sakit perut akibat apendisitis. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sakit perut akibat apendisitis. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Apendisitis atau radang usus buntu adalah gangguan sistem pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada apendiks atau umbai cacing.
ADVERTISEMENT
Umbai cacing adalah organ tambahan dalam usus buntu. Apendisitis yang parah mampu mengakibatkan umbai cacing pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai penyebab apendisitis, simak penjelasannya berikut ini.

Penyebab Penyakit Apendisitis

Dikutip dari Explore Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII oleh Sadiman dan Tristia Ningsih, apendisitis adalah gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh infeksi pada bagian umbai cacing, sehingga menyebabkan peradangan.
Penyakit ini terjadi akibat terperangkapnya sebagian isi usus ke dalam umbai cacing, sehingga menyebabkan bengkak dan bernanah. Biasanya, makanan yang sudah terperangkap sulit untuk keluar sehingga dapat meradang serta menimbulkan rasa sakit dan nyeri.

Gejala Penyakit Apendisitis

Gejala utama pada apendisitis adalah nyeri pada perut. Rasa nyeri tersebut dapat berawal dari pusar, lalu bergerak turun ke bagian kanan bawah perut.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, posisi nyeri pada penderita apendisitis dapat berbeda-beda, tergantung usia dan posisi dari usus buntu itu sendiri.
Jika mengalami apendisitis, rasa nyeri dapat bertambah parah hanya dalam waktu beberapa jam, terutama saat bergerak, menarik napas, batuk, atau bersin. Selain itu, rasa nyeri ini juga bisa muncul secara tiba-tiba, bahkan saat penderita sedang tidur.
Selain nyeri perut, ada beberapa gejala lainnya sebagai berikut.

Pencegahan Apendisitis

Apendisitis dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

Pengobatan Apendisitis

Apendisitis dapat diobati dengan operasi. Foto: Pexels
Apendisitis dapat diobati dengan melakukan prosedur operasi pengangkatan usus buntu atau dikenal dengan istilah apendektomi. Operasi dilakukan untuk memotong usus buntu dan menutup lubang bekas pemotongan usus buntu.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum operasi dilakukan, penderita apendisitis biasanya menerima obat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi, terutama pada usus buntu yang belum pecah tapi sudah terbentuk abses (kantong berisi nanah).
Biasanya, pada usus buntu yang ringan, pemberian antibiotik sebelum operasi dapat memulihkan kondisi sebagian pasien, sehingga operasi tidak perlu dilakukan. Namun, penting untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum memutuskan.

Komplikasi Penyakit Usus Buntu

Penyakit apendisitis yang dibiarkan dan tidak diobati memiliki risiko timbulnya komplikasi yang berbahaya.
Komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit ini adalah abses atau terbentuknya kantong berisi nanah. Sebenarnya, komplikasi ini muncul sebagai upaya alami yang dilakukan tubuh untuk mengatasi infeksi pada apendiks.
Abses dapat ditangani dengan melakukan penyedotan nanah dari abses atau dengan antibiotik. Selain abses, komplikasi lainnya yang bisa muncul adalah peritonitis, yakni infeksi pada lapisan dalam perut atau peritoneum.
ADVERTISEMENT
Peritonitis dapat terjadi saat usus buntu pecah dan infeksi menyebar hingga ke seluruh rongga perut. Peritonitis ditandai dengan nyeri yang hebat di seluruh perut dan terjadi secara terus menerus.
(SFR)