Konten dari Pengguna

Mengenal Asal Daerah Alat Musik Sampe dan Proses Pembuatannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Juni 2022 18:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memainkan alat muik sampe asal suku Dayak, Kalimantan Timur. Foto: Diskominfo Kaltim
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memainkan alat muik sampe asal suku Dayak, Kalimantan Timur. Foto: Diskominfo Kaltim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai wujud pelestarian budaya tradisional, mempelajari berbagai alat musik daerah menjadi sebuah keharusan. Salah satunya alat musik yang benama sampe. Namun, dari daerah mana alat musik sampe sebenarnya berasal?
ADVERTISEMENT
Sampe merupakan alat musik yang terbuat dari kayu yang bentuknya mirip dengan gitar. Tak hanya bentuk, cara memainkan sampe juga sama dengan gitar, yakni dipetik. Perbedaan di antara keduanya dapat dilihat berdasarkan suara yang dihasilkan dan kunci yang dimainkan.
Gitar memiliki 6 buah senar yang masing-masing memiliki ketebalan dan suara yang berbeda-beda, sedangkan alat musik sampe memiliki 3 buah senar yang terbuat dari serat pohon enau.
Namun, seiring berkembangnya waktu, senar yang ada pada sampe terbuat dari kawat. Kemudian, bagian ujung gagang sampe merupakan ukiran yang dapat berbentuk taring maupun kepala burung enggang.
Setelah mengetahui bentuk fisik sampe, tak lengkap rasanya jika belum mempelajari asal usul alat musik satu ini. Dikutip dari berbagai sumber, berikut uraian sejarahnya.
Ilustrasi alat musik tradisional berbagai daerah. Foto: Unsplash

Asal-usul Daerah Alat Musik Sampe

Alat musik sampe berasal dari daerah suku Dayak, Kalimantan Timur. Disadur dalam buku Alat Musik Tradisional Nusantara milik Akhmalul Khuluq, penamaan sampe sesuai dengan cara memainkannya. Dalam bahasa Dayak, kata sampe dapat diartikan sebagai "memetik dengan jari".
ADVERTISEMENT
Dahulu, nenek moyang orang Melayu tertua di Pulau Kalimantan memiliki peradaban dan budaya khas yang menghasilkan adat dan tradisi cukup unik. Salah satunya berupa alat musik sampe ini.
Pada keseharian masyarakat suku Dayak, seni bermusik merupakan suatu hal yang tidak boleh terlewatkan dalam sebuah acara, seperti upacara adat hingga pertunjukan seni. Dari sinilah, berbagai jenis alat musik, seperti alat musik pukul, tiup, hingga petik berkembang di daerah Kalimantan Timur ini.
Berdasarkan keyakinan suku Dayak, sampe tergolong sebagai alat musik yang sakral. Sebab, jika didengarkan akan membuat pendengarnya tersentuh atau bahkan merinding.
Sampai sekarang, banyak dari sesepuh suku Dayak yang menggunakannya sebagai iringan upacara adat, tarian khas suku Dayak, dan pertunjukan tradisional lainnya.
ADVERTISEMENT
R. Toto Sugiarto dalam buku Ensiklopedi Seni Dan Budaya 2: Alat Musik Tradisional menyebut, bahwa alat musik sampe memilki penamaan yang berbeda-beda di setiap subsuku Dayak.
Suku Dayak Kenyah, Dayak Bahay, dan Kayaan menyebut sampe dengan nama sampek atau sape. Sementara itu, suku Dayak Modang menyebutnya sebagai sempe. Lain hanya dengan suku Dayak Tunjung dan Banua yang menamainya dengan kecapi (bentuknya juga mirip dengan kecapi).
Ilustrasi alat musik kecapi yang bentuknya mirip dengan sampe. Foto; Unsplash

Cara Membuat Alat Musik Sampe

Alat musik sampe umumnya dibuat dari bahan kayu pilihan, seperti kayu meranti. Namun, kayu pelantan, kayu adau, kayu marang, kayu tabalok tetap bisa digunakan. Jenis kayu ini dipilih karena kuat, tidak mudah dirusak, hingga tidak mudah dimakan rayap.
Sementara untuk bagian senar, awalnya masih menggunakan tali yang berasal dari serat pohon enau atau aren. Namun, kini senar sampe sering dibuat dari bahan kawat tipis, sehingga bunyinya akan terdengar lebih nyaring.
ADVERTISEMENT
Cara pembuatan sampe memang tergolong rumit. Selain harus memilih bahan baku berkualitas tinggi, proses pembuatannya pun memakan waktu hingga berminggu-minggu. Bahkan, sampai saat ini pembuatannya masih dibuat secara manual.
Umumnya, sampe dibuat dengan tiga senar, empat senar, maupun enam senar. Sampe juga dilengkapi dengan hiasan berupa ukiran sesuai keinginan pembuatnya. Setiap ukiran pada sampe memiliki arti dan makna tersendiri.
Sebagai informasi, ornamen khas suku Dayak seperti corak burung enggang dan taring-taring hewan buruan masih menjadi motif utama yang terukir pada alat musik sampe. Sebab, keduanya melambangkan keagungan dan kebesaran masyarakat suku Dayak.
Langsung saja, menghimpun dalam buku Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Timur tulisan Suwardi dan Hasjim Achmat, inilah langkah-langkah pembuatan alat musik sampe hingga siap dimainkan:
ADVERTISEMENT
(VIO)