Mengenal Hipertensi, Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
16 Desember 2021 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengukur tekanan darah. Foto: rawpixel via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengukur tekanan darah. Foto: rawpixel via Pixabay
ADVERTISEMENT
Penyakit tekanan darah tinggi disebut juga dengan istilah hipertensi. Penyakit ini termasuk ke dalam salah satu gangguan pada sistem peredaran darah.
ADVERTISEMENT
Sistem peredaran darah manusia termasuk sistem peredaran darah ganda dan tertutup. Mengutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII yang ditulis Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, peredaran darah tertutup artinya dalam peredarannya darah selalu mengalir di dalam pembuluh darah.
Sementara itu, peredaran darah ganda berarti dalam satu kali beredar, darah melalui jantung sebanyak dua kali, sehingga terdapat peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
Alat yang memiliki peran penting dalam sistem peredaran darah yaitu jantung dan darah yang berada di dalam pembuluh darah. Gangguan pada sistem peredaran darah, misalnya, anemia, serangan jantung, varises, hipotensi, dan hipertensi.

Penyakit Tekanan Darah Tinggi Disebut Juga dengan Istilah Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan tekanan darah yang melebihi tekanan normal. Menurut buku Ilmu Pengetahuan Alam yang ditulis Siti Zubaidah dkk., hipertensi terjadi jika tekanan darah di atas 120/80 mmHg. Gejala penderita hipertensi antara lain sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung, mual, muntah, dan sesak napas.
ADVERTISEMENT
Hipertensi dapat disebabkan oleh arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang olahraga, stres, mengonsumsi minuman beralkohol atau yang banyak mengandung garam, lemak, dan kolesterol.
Ilustrasi memeriksa tekanan darah dengan alat. Foto: Pexels.com
Berbeda dengan hipertansi. Hipotensi terjadi ketika tekanan darah berada kurang dari 120/80 mmHg. Hipotensi disebut juga dengan tekanan darah rendah.
Umumnya, seseorang yang mengalami tekanan darah rendah akan mengalami keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (berkunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, detak atau denyut nadi lemah, dan tampak pucat.

Cara Mengatasi Hipertensi

Hipertensi kerap diakibatkan oleh pola hidup tak sehat, misalnya, jarang berolahraga, mengonsumsi alkohol, merokok, dan lain-lain. Jadi, untuk mencegah dan mengatasi hipertensi bisa dilakukan mulai dari hal yang sederhana, yatu menjaga pola hidup sehat.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku yang ditulis Siti Zubaidah dkk., penderita hipertensi karena obesitas harus menurunkan berat badan, sehingga mencapai berat badan ideal.
Selain itu, penderita juga perlu menghindari mengonsumsi minuman beralkohol dan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, berolahraga secara teratur, menghentikan kebiasaan merokok, dan menjauhi faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres.
Mengonsumsi makanan berserat juga membantu mengurangi risiko terkena hipertensi. Serat diketahui dapat mengolah dan mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner.
(AMP)