Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Karawitan Bali Beserta Susunan Notasi Dasarnya
21 Januari 2022 2:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski identik dengan kultur Jawa, karawitan tak hanya dapat kita temukan di daerah tersebut. Namun juga di berbagai daerah lainnya di Indonesia, termasuk Bali.
Dalam buku berjudul Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kesenian Karawitan oleh Eka Septiani, karawitan merupakan seni yang mengedepankan kehalusan dan kelembutan. Hal tersebut tercermin dalam teknik permainannya yang halus dan memiliki kerumitan tinggi.
Tak hanya itu, karawitan juga dapat diartikan sebagai ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui media suara, baik vokal maupun instrumental yang berlaraskan slendro atau pelog.
Macam-macam Musik Karawitan
Menurut Hanun Adhaninggar dalam buku Musik Tradisional, berdasarkan bentuk dan fungsinya, karawitan dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:
Karawitan vokal
Jenis karawitan ini menyajikan berbagai nyanyian yang dikenal dengan tembang. Adapun penyanyi yang membawakan tembang dalam karawitan disebut dengan pesinden (penyanyi wanita) dan wiraswara (penyanyi pria).
ADVERTISEMENT
Karawitan instrumental
Sesuai dengan namanya, jenis karawitan ini menyajikan pertunjukan alat musik, yakni gamelan. Pergelaran karawitan secara umum dapat digolongkan menjadi dua macam, yakni karawitan pakurmatan dan karawitan bonangan.
Karawitan klenengan
Jenis karawitan ini merupakan gabungan antara karawitan vokal dan karawitan instrumental. Pertunjukan karawitan yang satu ini menyajikan unsur vokal dan unsur instrumental secara seimbang.
Karawitan Bali
Karawitan erat kaitannya dengan penggunaan gamelan. Di Pulau Dewata, gamelan disebut dengan gambelan. Menurut buku Ensiklopedi Mini Karawitan Bali karya Pande Made Sukerta, perkembangan karawitan Bali terjadi secara signifikan pada periode 1970 hingga 1990-an.
Seiring berkembangnya zaman, keberadaan karawitan Bali menyebar di penjuru Pulau Dewata. Melansir laman isi-dps.ac.id, saat ini hampir setiap desa di Bali memiliki gamelan. Setidaknya dalam satu desa dapat ditemukan dua hingga tiga gamelan. Adapun jenis gamelan yang berkembang hingga saat ini ialah gong kebyar.
ADVERTISEMENT
Guna menjawab perkembangan zaman, karawitan Bali juga mengalami pengembangan komposisi unsur musik. Dibandingkan versi lawas, karawitan Bali kini memadukan variasi nada dan melodi yang lebih variatif.
Menurut buku Seni Budaya untuk SMA/SMK/MA/MAK Kelas XII oleh Agus Budiman, dkk., karawitan Bali menerapkan notasi dasar atau notasi dingdong. Notasi tersebut menggunakan lambang bahasa Kawi atau bahasa Jawa Kuno.
Seiring berkembangnya zaman, notasi dingdong juga digunakan untuk menotasikan berbagai jenis gending pada gamelan Bali. Bentuk notasi tersebut dapat dikonversikan pada notasi angka. Berikut rinciannya:
ADVERTISEMENT
Itulah uraian tentang karawitan Bali, semoga bermanfaat!
(ANM)