Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Megamendung, Motif Batik yang Terkenal dari Kota Cirebon
24 November 2021 18:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Motif batik yang terkenal dari Kota Cirebon adalah motif Megamendung. Batik Cirebon sendiri merupakan ragam batik khas Cirebon, yang masih ada hingga sekarang, dan menjadi salah satu dari empat sentra industri batik di Provinsi Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Cirebon merupakan salah satu sentra batik tertua di Indonesia. Kota ini pula yang memberikan pengaruh terhadap ragam motif batik di sentra-sentra industri batik di daerah Jawa Barat lainnya, seperti Indramayu, Tasikmalaya, hingga Garut.
Selain terkenal, motif batik Megamendung juga merupakan salah satu ikon Kota Cirebon. Sejarah kemunculan motif ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikahi wanita Tionghoa bernama Ong Tie.
Lantas, apa sebenarnya filosofi motif batik Megamendung khas Cirebon ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, yang dirangkum dari buku Potensi IKM Batik bagi Perekonomian Negara oleh Dr.Eliada Herwiyanti dkk (2020: 16).
Filosofi Motif Megamendung Khas Cirebon
Motif Megamendung kali pertama muncul pada pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien. Pernikahan ini menggabungkan budaya dan tradisi Tiongkok dengan Keraton Cirebon .
ADVERTISEMENT
Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi Tiongkok ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon yang begitu kental.
Sejak dahulu, masyarakat Indonesia telah mengenal filosofi positif. Salah satunya diturunkan melalui motif batik Megamendung. Ada makna yang begitu mendalam di dalam pola maupun warna batik ini. Filosofi ini terus diturunkan terus-menerus hingga saat ini.
Menurut salah satu maestro batik Megamendung di Cirebon, motif batik tersebut harus terdiri dari tujuh gradasi warna. Sesuai namanya yang berarti "langit yang akan turun hujan", tujuh gradasi warna batik Megamendung, sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit.
Dalam filosofi batik Megamendung , kata “mendung“ diartikan sebagai kesabaran. Jadi, sebagai manusia, hendaknya tidak mudah marah, melainkan harus sabar dan mampu meredam emosi.
ADVERTISEMENT
Hal ini senada dengan proses pembuatan batik Megamendung yang butuh kesabaran ekstra. Semakin baik hasil batik yang dihasilkan oleh seseorang, hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut telaten dan sabar.
Tak berhenti sampai di situ saja, harapannya, pengguna batik Megamendung juga menjadi pribadi yang sabar. Sebab, menggunakan motif Megamendung sejatinya dapat mencairkan atau mendinginkan suasana.
Bentuk awan mendung pada motif batik Megamendung pun tidak boleh sembarangan. Arahnya harus mendatar (horizontal), tidak boleh vertikal.
Mengapa demikian? Sebab, fungsi awan mendung tersebut adalah melindungi dari cahaya matahari yang panas. Esensinya Megamendung harus mampu mengayomi mereka yang ada di bawah.
Keberadaan batik Megamendung saat ini sudah merasuki kultur pop masyarakat Indonesia. Motifnya tak hanya sebagai kain batik saja, tapi juga untuk berbagai hal lainnya.
ADVERTISEMENT
(VIO)