Konten dari Pengguna

Mengenal Muhammad bin Musa Al Khawarizmi, Tokoh Muslim Pengarang Kitab Al Gebra

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
17 Januari 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dan isi kitab Al Gerba. Foto: thatsmath.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dan isi kitab Al Gerba. Foto: thatsmath.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah adalah ilmu matematika. Hal ini ditandai dengan penemuan kitab Al Gebra yang membahas teori matematika bidang aljabar. Pada masa itu, pengarang kitab Al Gebra adalah Muhammad bin Musa Al Khawarizmi.
ADVERTISEMENT
Kitab Al Gebra merupakan kitab pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sampai saat ini, penyelesaian masalah aljabar masih menggunakan cara Al Khawarizmi.
Al Khawarizmi menjadi orang pertama yang menulis kitab yang membahas aljabar, sehingga ia dikenal juga dengan sebutan Bapak Aljabar.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dan perannya dalam penemuan di bidang matematika.

Sejarah Kehidupan Muhammad bin Musa Al Khawarizmi

Ilustrasi Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Foto: smkn1sekampung.sch.id
Menurut R. A. Gunadi dan M. Shoelhi dalam Dari Penakluk Jerusalem hingga Angka Nol, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi merupakan intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya dalam bidang matematika, geografi, astronomi, musik, dan sejarah.
Muhammad bin Musa Al Khawarizmi biasa disapa dengan sebutan Al Khawarizmi. Panggilan ini sebenarnya untuk menunjukkan tempat sang ilmuwan dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Al Khawarizmi lahir pada tahun 780 M di Khawarizmi, sebuah kota kecil di Uzbekistan. Penduduk negara itu sebagian besar memeluk agama Islam. Mereka hidup makmur dan berlimpah rahmat. Namun, Al Khawarizmi meninggalkan tanah kelahirannya dan menetap di Baghdad, Irak.
Tidak banyak catatan sejarah yang menulis masa muda tokoh besar ini. Namun, kepandaian dan kecerdasan pikirannya mengantarkan Al Khawarizmi masuk ke dalam lingkungan Darul Hukama (rumah kebijaksanaan).
Darul Hukama merupakan sebuah lembaga riset dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan penguasa Dinasti Abbasiyah saat itu, yakni Khalifah Ma'mum Al Rasyid.
Di lembaga tersebut, Al Khawarizmi bersama rekan-rekannya yang tekun memperdalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti astronomi, matematika, dan lainnya.
Dikutip dari Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Murodi, Al Khawarizmi diketahui meninggal dunia pada tahun 847 M.
ADVERTISEMENT

Penemuan Kitab Al Gebra oleh Muḥammad bin Musa Al Khawarizmi

Ilustrasi isi kitab Al Gebra. Foto: Internet Archive
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Khalifah Ma'mum Al Rasyid meminta Al Khawarizmi untuk bekerja di perpustakaan istana. Sang khalifah memang terkenal menaruh minat besar pada bidang ilmu pengetahuan, terutama logika dan matematika.
Pada tahun 825 M, Al Khawarizmi mengarang sebuah kitab tentang ilmu hitung aljabar yang berjudul Mukhtasar fi Hisab Al-Jabr wa Al-Muqabalah atau dikenal dengan kitab Al Gebra.
Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam kitab yang ditulis Al Khawarizmi tersebut.
Kitab Al Gebra diperuntukkan untuk kalangan awam yang berisi tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kitab tersebut, Al Khawarizmi berhasil menggabungkan teori aritmatika India dengan geometri Yunani.
ADVERTISEMENT
Kitab yang mengulas tentang persamaan-persamaan dan penyelesaiannya itu diterjemahkan oleh bangsa Barat dengan judul Arab-nya tetap bertahan, yaitu Al Gebra.
(SFR)