Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Pempek, Makanan Khas dari Daerah Palembang
13 Oktober 2021 17:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pempek memiliki beragam variasi, mulai dari pempek kapal selam, pempek adaan, pempek kulit, hingga pempek lenjer. Pempek menjadi daya tarik kuliner yang tak pernah lekang oleh waktu.
Cita rasa pempek bertambah nikmat, apabila disajikan bersama mie kuning, potongan timun, hingga kuah cuko. Perpaduan rasa gurih dan kesegaran asam kuah pempek, memang cocok dengan lidah orang-orang Indonesia.
Meski begitu populer di Indonesia, dari mana makanan pempek berasal? Agar mengetahui jawabannya, simak asal usul makanan pempek yang menjadi hidangan favorit masyarakat Indonesia.
Asal-Usul Pempek
Pempek merupakan makanan khas dari daerah Palembang , Provinsi Sumatera Selatan. Menurut buku Tinjauan Historis Akulturasi Budaya dalam Kuliner Palembang (2021: 58), pempek adalah hidangan legendaris sejak abad ke-16 lalu, tepatnya pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.
ADVERTISEMENT
Namun, pada zaman tersebut, sajian ini bukan bernama pempek, melainkan dikenal dengan sebutan kelesan. Diberi nama kelesan, karena hidangan ini dapat “dikeles” atau disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Dulunya, kelesan merupakan sajian yang sering digunakan untuk upacara adat. Seiring berjalannya waktu, kelesan semakin populer dan menjadi hidangan di berbagai kesempatan. Ketika orang Belanda mulai datang ke Palembang, pempek mulai dijualbelikan secara bebas.
Pesatnya kepopuleran pempek hingga ke luar daerah, tentu tak bisa lepas dari campur tangan pedagang asal China yang merantau ke Palembang. Pempek memang dibuat oleh orang asli Palembang, akan tetapi pedagang pempek justru didominasi orang Tionghoa.
Dikutip berdasarkan buku Cerita Rakyat dari Pelembang karya Koko P. Bhairawa dkk (2010: 14), konon pada awal tahun 1900-an, ada seorang pedagang pempek keturunan China yang akrab dipanggil Apek.
ADVERTISEMENT
Apek adalah sebutan untuk laki-laki Tionghoa yang terlah berusia lanjut. Hal ini yang diyakini, menjadi asal mula penamaan pempek. Apek menjual pempek berpindah-pindah, dari satu daerah ke daerah lainnya.
Lama-kelamaan, pempek yang dijual Apek mulai dikenal luas. Penjual pempek keturunan China lainnya pun bermunculan satu per satu, dan selalu dipanggil dengan sebutan Apek.
Menariknya, ketika ada orang yang akan membeli pempek, si pembeli akan memanggil penjualnya dengan panggilan “Pek, Empek”, yakni kependekan dari kata Apek. Lama kelamaan, kelesan lebih dikenal dengan sebutan pempek.
Bahan utama pembuatan pempek zaman dahulu dan sekarang juga berbeda. Dulu pempek terbuat ikan belida. Ikan belida merupakan salah satu jenis ikan yang memang banyak dijumpai di Palembang.
ADVERTISEMENT
Namun, jumlah ikan belida kian langka, hingga akhirnya digantikan dengan ikan tenggiri. Ikan tenggiri lebih mudah ditemukan di pasaran. Selain itu, ikan tenggiri juga memiliki rasa yang lebih gurih dan menambah kekhasan rasanya.
Di balik rasa pempek yang begitu khas, penyajian pempek dapat dilengkapi dengan kuah cuko. Cuko dalam bahasa Palembang adalah kuah dengan rasa khas dan biasanya berwarna coklat pekat atau kehitaman.
Cuko selalu ada dalam penyajian pempek. Masyarakat Palembang menyatakan, tak lengkap rasanya jika tidak ada cuko pada pempek yang disajikan.
(VIO)