Konten dari Pengguna

Mengenal Peristiwa Post Vulkanis yang Terjadi setelah Gunung Api Meletus

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
3 Desember 2021 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu peristiwa post vulkanis adalah terbentuknya kawah. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu peristiwa post vulkanis adalah terbentuknya kawah. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Peristiwa post vulkanis merupakan salah satu jenis dari gejala vulkanisme atau aktivitas vulkanik. Gejala vulkanisme terdiri atas dua jenis, yaitu gejala pravulkanis dan pascavulkanis atau post vulkanis.
ADVERTISEMENT
Gejala pravulkanis biasanya ditandai oleh suhu udara di sekitar gunung yang biasanya relatif rendah tiba-tiba naik, banyak tumbuhan yang kering, binatang turun gunung, hingga terjadi peningkatan bau belerang yang menyengat.
Sementara gejala post vulkanis terjadi ketika sebuah gunung api tidak menampakkan aktivitasnya atau berada pada fase istirahat. Peristiwa post vulkanis terjadi setelah gunung api meletus atau gunung api yang sudah mati.
Dikutip dari Bentuk-bentuk Muka Bumi oleh Mulyadi, terdapat beberapa gejala post vulkanis yang terjadi saat gunung api mati atau pada fase istirahat. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.

Peristiwa Post Vulkanis

Peristiwa post vulkanis ditandai dengan hal-hal sebagai berikut.
1. Sumber Gas (Ekshalasi)
Sumber gas uap air panas di Cisolok. Foto: kemdikbud.go.id
Muncul sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet.
ADVERTISEMENT
Gas belerang banyak ditemukan di kepundan atau kawah gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, contohnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain.
2. Sumber Air Panas
Sumber air panas. Foto: Wikipedia
Muncul sumber air panas melalui celah-celah batuan di bagian bawah yang kemudian keluar sebagai mata air panas. Contohnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.
3. Sumber Air Mineral
Sumber air mineral. Foto: Wikipedia
Muncul sumber air mineral yang terlarut zat kimia dari gunung api, sehingga air tersebut mengandung belerang atau zat kimia lain.
Sumber air mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
4. Geiser
Geiser. Foto: Pixabay
Geiser merupakan sumber mata air panas yang memancar secara berkala yang terjadi karena gas panas yang berasal dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat pada celah di dalam bumi.
Uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai ke permukaan bumi sehingga terjadi akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi, muncul pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geiser yang sangat terkenal terdapat di Yellow Stone National Park California, Amerika Serikat.
5. Kawah
Kawah Putih Ciwidey. Foto: iStock
Kawah terbentuk akibat adanya letusan gunung api yang sangat kuat sehingga menimbulkan sebagian dari bagian atas gunung api tersebut menghilang, yang kemudian membentuk sebuah kawah.
ADVERTISEMENT
Contohnya Kawah Ratu di Gunung Tangkuban Parahu, Kawah Ciremai di Gunung Ciremai, dan Kawah Putih di Ciwidey.
(SFR)