Konten dari Pengguna

Mengenal Pupuk Organik dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
21 Oktober 2021 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perkebunan apel yang memakai pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman atau kotoran hewan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkebunan apel yang memakai pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman atau kotoran hewan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2 Tahun 2006, pupuk organik adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari tanaman dan/atau hewan yang telah melalui proses rekayasa.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Terdapat empat manfaat pupuk organik, yaitu sumber nutrisi tanaman lengkap dan memperbaiki struktur tanah. Kegunaan lainnya, meningkatkan kapasitas tukar kation dan menaikkan daya simpan air.

Jenis-jenis Pupuk Organik

Pupuk organik sendiri mempunyai beragam jenis. Macam-macam pupuk organik dapat dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan, dan wujudnya.
Dari metode pembuatan ada banyak ragam, misalnya, kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangkan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granula atau tablet.
Bahan baku pupuk organik dibedakan menjadi pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan, tanaman atau hijauan, dan keduanya. Berikut ini adalah perbedaan jenis pupuk organik berdasarkan bahan bakunya:
Ilustrasi sabana yang umumnya digunakan hewan ternak untuk mencari rumput. Kotoran hewan yang ada di sabana bermanfaat sebagai pupuk organik. Foto: Pixabay

Pupuk Hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam. Adapun tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau ialah jenis kacang-kacangan (leguminosa) dan tanaman air (azola).
ADVERTISEMENT
Jenis tanaman itu dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen yang tinggi, sehingga cepat terurai dalam tanah. Para petani biasanya menanam leguminosa sebagai pagar kebun untuk diambil unsur hijaunya.
Sementara untuk tanaman air bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Caranya dengan membenamkan ke dalam tanah pada saat pengolahan lahan.

Pupuk Kandang

Pupuk jenis ini berasal dari kotoran hewan, seperti unggas, sapi, kerbau, dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing.
Contoh hewan yang berkemih adalah sapi, kambing dan kerbau. Sedangkan hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas, seperti ayam, itik, dan bebek.
Karakteristik kotoran hewan yang kencing, antara lain waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogennya lebih rendah, dan kaya akan fosfor maupun kalium.
ADVERTISEMENT
Adapun sifat kotoran hewan yang tidak kencing, yakni waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, tetapi kurang kaya fosfor dan kalium.

Pupuk Kompos

Pupuk kompos dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme tersebut dapat berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Untuk makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah.
Perkembangan teknologi berhasil membuat berbagi varian metode pembuatan pupuk kompos, sehingga dihasilkan beragam jenis pupuk. Misalnya, pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair, dan pupuk organik tablet.
Pupuk kompos dapat dibuat dengan mudah dari limbah rumah tangga. Salah satu contohnya pupuk bokashi.
(FNS)