Konten dari Pengguna

Mengenal Sasando, Alat Musik Petik Tradisional Asal Nusa Tenggara Timur

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
14 Januari 2022 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alat musik sasando berasal dari daerah Rote, Nusa Tenggara Timur. Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alat musik sasando berasal dari daerah Rote, Nusa Tenggara Timur. Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/Kumparan
ADVERTISEMENT
Jika membahas mengenai alat musik tradisional di nusantara, seolah tak ada habisnya. Berbagai perangkat, mulai dari jenis alat musik ritmis hingga melodis dapat ditemukan dengan mudah. Salah satu jenis alat musik ritmis tradisional, yakni sasando.
ADVERTISEMENT
Alat musik sasando berasal dari daerah Rote, Nusa Tenggara Timur. Selain bentuknya yang unik alat musik tradisional ini juga memiliki fungsi dan tata cara memainkan yang berbeda di tiap daerah di NTT. Agar lebih jelas, simak uraian selengkapnya berikut ini.

Mengenal Sasando

Menyadur dari buku berjudul Alat Musik Tradisional Nusantara yang disusun oleh Akmalul Khuluq, sasando adalah istilah dalam bahasa Rote, ‘Sasandu’, yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi. Sebagai salah satu alat musik tradisional, eksistensi sasando masih tetap terjaga hingga saat ini.
Meski terlihat mirip, terdapat bagian khusus yang membedakan sasando dengan jenis instrumen petik lainnya. Alat musik berdawai ini memiliki bagian utama berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu.
ADVERTISEMENT
Di bagian tengah tabung terdapat ganjalan melingkar dari atas ke bawah. Sementara itu, bagian senar direntangkan mulai dari atas hingga ke bagian bawah tabung dan dikaitkan dengan paku kayu.
Bagian tabung tersebut diletakkan pada tempat yang terbuat dari anyaman daun lontar yang dibentuk setengah melingkar seperti kipas. Adapun paku kayu bagian atas tabung dapat diputar untuk mengatur ketegangan senar. Umumnya, sasando memiliki sepuluh senar.
Mengutip dari buku Terampil dan Cerdas Berbahasa Indonesia oleh Nandang R.P. dan Ismail K., sasando kecil berukuran 30 sentimeter, sementara sasando besar berukuran 50 sentimeter dengan lebar 30 sentimeter. Bentuknya yang unik, membuat sasando kerap dijadikan miniatur untuk dikoleksi.
Miniatur sasando untuk koleksi. Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan.

Fungsi Sasando bagi Masyarakat NTT

Menurut sumber yang sama, masyarakat Nusa Tenggara Timur memainkan sasando pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketika upacara penghiburan bagi kerabat atau orang yang sedang berduka cita, pengiring upacara adat dan tarian, menyambut tamu penting, atau sekadar sebagai alat hiburan.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua jenis permainan sasando dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur. Pertama, sasando yang dimainkan oleh penduduk Pulau Rote. Umumnya, masyarakat Rote memainkan sasando diiringi dengan nyanyian dan sejenis drum kecil.
Jenis permainan kedua, dimainkan oleh masyarakat Pulau Sabu. Berbeda dengan masyarakat Rote, permainan sasando di Pulau Sabu hanya diiringi oleh vokal, tanpa iringan drum maupun gendang.
Untuk memainkan sasando, diperlukan keterampilan jari dalam memetik tiap bagian senar. Pemain harus menggunakan kedua tangan dengan arah yang berlawanan. Tangan kanan berfungsi untuk memainkan akor, sementara tangan kiri mengatur melodi dan bas.
Tak hanya cara memainkannya yang perlu diperhatikan, perawatan sasando juga tak boleh terlewatkan. Alat musik tradisional ini memerlukan pemeliharaan rutin dengan mengganti daun lontar setiap lima tahun sekali karena daunnya mudah berjamur.
ADVERTISEMENT
(ANM)