Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah dan Arti Lagu Jaranan dalam Tradisi Kesenian Indonesia
24 Agustus 2021 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tradisi sebagai salah satu jenis budaya menampilkan keragaman seni di masing-masing daerahnya. Tradisi juga dapat dikatakan sebagai sebuah kebiasaan turun temurun, yang masih dilakukan oleh masyarakat dari masa ke masa.
Salah satu tradisi kesenian yang ada hingga saat ini adalah jaranan. Kesenian jaranan berasal dari Jawa Tengah dan orang biasa menyebutnya dengan nama lain, yaitu kuda lumping.
Kesenian jaranan menampilkan atraksi menarik dari pemainnya. Konon, jaranan erat kaitannya dengan unsur magis, serta sebuah tarian yang membawa penarinya mengalami kesurupan dan melakukan aksi yang berbahaya.
Mengenal Kesenian Jaranan
Mengutip dalam buku Mandala Berbudaya: Astha Jathayu yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Rumah Cinta, kesenian jaranan sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak zaman kerajaan kuno Jawa.
ADVERTISEMENT
Dahulu kala, jaranan dijadikan sebuah kesenian dalam upacara sakral, yang berhubungan dengan roh leluhur keraton. Seiring dengan perkembangannya, jaranan tidak hanya digunakan dalam kegiatan upacara sakral, tetapi juga sebagai sarana hiburan masyarakat.
Jaranan atau kuda lumping saat ini menjadi tontonan biasa yang sering disaksikan oleh masyarakat. Bahkan, di beberapa perkampungan, aksi kuda lumping ini masih sering dimainkan untuk menghibur masyarakat sekitar.
Jaranan umumnya dimainkan oleh penari yang berjumlah empat orang atau lebih, yang membawa peralatan tari berupa kuda dari anyaman bambu. Pakaian yang digunakannya seperti prajurit, dengan membawa pecut dan barongan.
Iringan tari dimainkan oleh pemusik dengan menggunakan alat musik berupa kendang, gamelan, kenong, dan gong yang terbuat dari besi serta terompet. Pola ritme tarian pemain akan mengikuti irama musik yang dimainkan.
Ketika musik sudah mencapai pada puncaknya, penari akan mulai mengalami kesurupan, hingga dapat melakukan atraksi berbahaya, seperti memakan bunga, memakan pecahan kaca atau beling, bahkan berjalan di atasnya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya ada penari dan pemusik, dalam kesenian jaranan juga akan ada orang yang berperan sebagai gambuh, yaitu pawang dari sang penari. Ia bertugas untuk menemani penari dalam melakukan atrasi dan mengobati jika penari terluka setelahnya.
Arti Lagu Jaranan
Sebagai sebuah kesenian, jaranan mempunyai elemen penting, yaitu lagu yang mendukung musik dan kesenian jaranan itu berlangsung. Lagu yang biasa dinyanyikan pada kesenian ini adalah lagu atau tembang jawa yang bernuansa religi.
Dikutip dari skripsi milik Pety Novita Ekasari yang berjudul Kesenian Jaranan di Kelurahan Banjaran Kediri, arti lagu jaranan biasanya mengandung nilai-nilai keagamaan, serta makna sebagaimana moral yang telah disampaikan oleh agama.
Tidak hanya tentang agama, lagu-lagu dalam kesenian jaranan juga memiliki makna yang beragam, sesuai dengan tujuan penciptaannya. Misalnya tentang amanah untuk menghormati dan saling menghargai sesama umat manusia, atau tentang sebuah filosofi hidup.
ADVERTISEMENT
Sederhananya, meskipun atraksi yang ditampilkan oleh penari terkesan sangat berbahaya, jaranan memiliki lagu-lagu yang mempunyai makna dalam setiap nyanyiannya, sehingga diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan bagi para penikmat keseniannya.
(HDP)