Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Jakarta dari Zaman Kolonial hingga Kini
22 Juni 2023 9:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta . Sebelum berkembang menjadi kota besar, sejarah Jakarta sangatlah panjang.
ADVERTISEMENT
Sedari masa penjajahan Belanda, Jakarta yang dulu disebut Sunda Kelapa telah menjadi tempat pemukiman penduduk. Kota ini juga menjadi saksi kemajuan bangsa Indonesia.
Bagaimana Sejarah Jakarta?
Pada laman resmi Provinsi DKI Jakarta dituliskan bahwa Jakarta bermula dari pelabuhan kecil di estuari sungai Ciliwung sekitar 500 tahun yang lalu. Lambat laun, pelabuhan kecil ini bertransformasi menjadi pusat perdagangan internasional yang mempertemukan ragam bangsa.
Bukti sejarah Jakarta bisa ditemukan melalui beberapa prasasti di sekitar pelabuhan dan sepanjang sungai Ciliwung. Dokumen sejarah kota ini tercatat oleh para pengembara Eropa di abad ke-16.
Pada zaman dahulu, Jakarta disebut sebagai Kalapa yang merupakan pelabuhan utama kerajaan Sunda. Pelabuhan yang turut menjadi pusat perniagaan Portugis tersebut diserang oleh Pangeran Fatahillah pada 22 Juni 1527.
ADVERTISEMENT
Sejak itu, Pangeran Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Tanggal penyerangan tersebut sekarang diperingati sebagai HUT Jakarta .
Pada abad ke-16, VOC Belanda datang dan mengambil alih kekuasaan atas Jayakarta. Mereka mengganti namanya menjadi Batavia yang diambil dari nama nenek moyang bangsa Belanda, Batavieren.
Diketahui, kondisi geografis Batavia serupa dengan negara Belanda, sehingga pemerintah kolonial membangun kota dengan kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Pemerintah Belanda selanjutnya mendirikan pusat pemerintahan dan memindahkannya ke daratan yang lebih tinggi dengan nama Weltevreden.
Batavia mulai menjadi pusat pergerakan nasional dan saksi sejarah kebangkitan Indonesia di awal abad ke-20. Hal itu ditandai dengan Kongres Pemuda Kedua di tahun 1928.
ADVERTISEMENT
Pada masa kedudukan Jepang di Indonesia akibat perang Dunia ke-II pada tahun 1942-1945, Batavia berganti nama menjadi Jakarta atau Jakarta Tokubetsu Shi. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan pada masa awal kemerdekaan.
Pada 31 Agustus 1964, Jakarta resmi menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta berkembang pesat dengan dibangunnya berbagai lokasi bisnis, akomodasi, hingga kedutaan besar bagi negara sahabat.
Pada 31 Agustus 1999, status Jakarta kemudian diperbarui menjadi pemerintah provinsi dengan status otonomi yang memiliki kota administrasi. Keputusan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Negara Republik Indonesia Jakarta.
Kemudian, pada 30 Juli 2007, Jakarta berganti nama menjadi DKI Jakarta dan dikukuhkan statusnya sebagai daerah otonomi khusus ibu kota. Keputusan tersebut ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jakarta terus berkembang menjadi kota megapolitan dan salah satu kota terbesar di dunia pada abad ke-21 ini. Berbagai keragaman, warisan budaya, hingga destinasi kelas dunia kini berkumpul dan bisa ditemukan di DKI Jakarta.
(ALS)