Mengenal Sejarah Zaman Diluvium atau Pleistosen

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 November 2021 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah mengenai zaman diluvium atau zaman pleistosen. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah mengenai zaman diluvium atau zaman pleistosen. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Zaman diluvium atau yang disebut dengan zaman pleistosen merupakan zaman ketika beberapa belahan bumi, seperti kutub utara dipenuhi dengan lapisan es
ADVERTISEMENT
Akibatnya, sebagaian besar benua Asia, Amerika, dan Eropa bagian utara dipenuhi dengan pembekuan es. Fenomena ini berulang kali terjadi karena temperatur bumi yang tidak tetap.
Mengutip buku Ensiklopedia Zaman Prasejarah karya Etty Sugiarti, zaman diluvium terjadi sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa ini juga terjadi zaman glasial dan interglasial.
Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan zaman glasial dan interglasial? Mengutip buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas X, berikut pengertian singkat dari zaman glasial dan interglasial, yakni:
ADVERTISEMENT

Mata Pencaharian Zaman Diluvium

Mata pencaharian dari manusia purba di zaman diluvium. Foto: Unsplash
Menurut buku Seri IPS Sejarah karya Yudhistira Ghalia Indonesia, mata pencaharian di zaman diluvium atau pleistosen adalah berburu dan meramu. Peralatan yang dilakukan ketika berburu adalah alat-alat yang terbuat dari batu, kayu, dan juga tulang.
Karena perburuan hewan yang dilakukan hampir setiap harinya, banyak hewan lenyap di zaman diluvium. Maka itu, hewan-hewan sering melakukan migrasi untuk bisa mempertahankan dirinya sendiri.
Tidak hanya itu, manusia purba di zaman itu memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak heran jika banyak masyarakat yang hidup di dekat sungai atau mata air serta tempat yang banyak binatang di dalamnya.
Selain binatang, tumbuh-tumbuhan juga dijadikan sebagai bahan untuk makanan. Terkadang, beberapa dari manusia purba juga tinggal di tepi laut untuk berburu ikan.
ADVERTISEMENT
Pada akhir masa berburu terjadi pembagian kerja yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Kaum laki-laki akan berburu, sedangkan perempuan diberikan tugas untuk meramu.
Hal ini disebabkan oleh kegiatan meramu tidak memerlukan tenaga yang besar. Semenjak itu juga, kaum perempuan mulai merawat dan membesarkan anaknya dari rumah saja.

Peninggalan Kebudayaan Zaman Diluvium

Sesuai dengan penjelasan di atas, manusia purba di zaman diluvium melakukan pemburuan dengan menggunakan alat-alat seadanya yang terbuat dari batu, kayu, dan sebagainya.
Berikut adalah alat-alat peninggalan yang dibuat oleh manusia purba dan digunakan untuk berburu maupun meramu, simak di bawah ini.
ADVERTISEMENT
(JA)