Mengenal Skema Pembekuan Darah yang Terjadi Saat Luka

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
15 Desember 2021 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal skema pembekuan darah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Mengenal skema pembekuan darah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Proses pembekuan darah berhubungan dengan trombosit atau keping darah. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana skema pembekuan darah, ada baiknya memahami apa itu keping darah.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku IPA BIOLOGI Jilid 2 yang disusun oleh Saktiyono, keping darah memiliki fungsi atau peran yang cukup besar untuk proses pembekuan darah.
Keping darah ini sendiri memiliki ukuran yang relatif kecil, bentuknya tidak beraturan, dan juga tidak memiliki inti.
Normalnya, setiap satu mililiter darah orang dewasa mengandung setidaknya 200 ribu hingga 400 ribu butir keping darah.
Lebih lanjut, keping darah memiliki sifat yang mudah pecah apabila keluar dari pembuluh darah dan tersentuh oleh benda-benda yang permukaannya kasar.
Biasanya fenomena tersebut terjadi jika seseorang mengalami luka pada bagian tubuh, seperti kaki, tangan, dan lainnya. Dari luka tersebut, tanpa disadari darah akan keluar.
Kemudian, darah akan membeku dan tidak keluar kembali. Namun, beberapa orang yang mengidap penyakit hemofilia, darahnya sulit mengalami pembekuan.
ADVERTISEMENT

Skema Pembekuan Darah

Proses bagaimana darah tersebut keluar karena luka hingga membeku disebut dengan proses pembekuan darah. Berikut skema pembekuan darah yang terjadi pada tubuh saat luka.
Terjadi luka → trombosit pecah → keluarnya trombokinase → mengubah protombin → menjadi trombin → mengubah fibrinogen → menjadi benang fibrin → luka tertutup.
Skema pembekuan darah berkaitan erat dengan keping darah. Foto: Unsplash
Supaya lebih jelas, berikut penjelasan lebih lengkap terkait skema pembekuan darah, seperti yang dikutip dari buku IPA Terpadu: Jilid 2A karya Mikrajuddi, dkk.
Proses pembekuan darah diawali dengan keping darah yang menyentuh permukaan luka, maka keping darah tersebut pecah.
Saat pecah, keping darah mengeluarkan enzim bernama trombokinase atau yang disebut dengan tromoplastin. Lalu, dengan bantuan dari ion kalsium atau Ca2+, vitamin K, dan juga enzim trombokinase, protrombin berubah menjadi trombin.
ADVERTISEMENT
Protrombin adalah suatu zat yang larut dan dihasilkan di hati. Setelah itu, trombin akan mengubah fibrinogen yang larut ke dalam plasma darah dan menjadi fibrin yang berbentuk seperti benang halus.
Benang halus ini juga yang menjerat sel-sel darah merah dan membentuk gumpalan, sehingga darah bisa membeku.
Mengutip jurnal Penanggulangan Perdarahan yang disusun oleh Jimmy Setiadinata, waktu yang dibutuhkan ketika terjadi proses pembekuan darah adalah 5 hingga 8 menit. Sementara untuk waktu perdarahannya sendiri memiliki waktu 3 hingga 6 menit.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak semua orang bisa mengalami proses pembekuan darah yang normal. Seseorang yang biasanya mengalami gangguan dalam proses pembekuan darah disebut dengan hemofilia.
Seseorang yang mengalami hemofilia bisa terus mengalami perdarahan, dan pada akhirnya bisa berdampak pada kegagalan fungsi organ.
ADVERTISEMENT
(JA)