Konten dari Pengguna

Mengenal Teori Nilai Produksi: Teori Sewa Tanah hingga Teori Laba Usaha

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
3 Desember 2021 11:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi produksi barang di industri. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produksi barang di industri. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan menciptakan produk, terdapat berbagai faktor yang memengaruhinya. Menurut perspektif ekonomi, terdapat teori nilai faktor produksi yang menjadi landasan berjalannya suatu produksi.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa saja teori yang berkaitan dengan nilai produksi? Simak uraiannya berikut ini.

Faktor Produksi

Menurut Alam S. dalam buku Ekonomi, faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan produsen sebagai input dalam memproduksi barang maupun jasa siap pakai.
Untuk memproduksi sebuah barang, produsen membutuhkan lahan tempat berproduksi, tenaga kerja yang akan menjalankan produksi, dan kemampuan mengelola segala jenis sumber daya lainnya.
Namun, faktor produksi yang tersedia pada kondisi tertentu memiliki keterbatasan, sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas. Hal ini memaksa seorang produsen melakukan pilihan-pilihan tertentu agar produksi tetap berjalan.
Dalam buku Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X oleh Ismawanto, keberadaan faktor-faktor produksi diperoleh melalui pasar faktor produksi. Pasar faktor produksi adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap faktor produksi.
ADVERTISEMENT
Penawaran dalam pasar faktor produksi berasal dari konsumen atau masyarakat. Sementara permintaan berasal dari produsen atau pengusaha. Hasil dari pasar faktor produksi berupa sewa, upah, dan gaji, serta bunga dan laba. Keseluruhan unsur tersebut termuat dalam teori nilai faktor produksi.
Ilustrasi tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi. Foto: Pixabay.com

Teori Nilai Faktor Produksi

Menyadur sumber yang sama di atas, teori nilai faktor produksi terdiri dari sewa tanah, upah tenaga kerja, bunga modal, dan laba pengusaha. Berikut masing-masing uraiannya.
Teori sewa tanah
Sewa tanah merupakan sebuah balas jasa yang diterima pemilik tanah atas manfaat tanah yang diberikan.
Menurut teori Von Thunen, sewa tanah ditentukan oleh perbedaan tingkat kesuburan tanah dan lokasi tanah dengan pasar. Sementara menurut David Ricardo, sewa tanah hanya ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah (teori diferensial).
ADVERTISEMENT
Teori upah tenaga kerja
Upah tenaga kerja adalah balas jasa yang diterima oleh pekerja atas jasanya dalam membantu suatu produksi. Secara umum, upah dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
Menurut F. Lassale, besaran upah tenaga kerja setara dengan biaya minimum buruh. Hal ini karena para pengusaha cenderung menekan buruh untuk mendapat keuntungan (teori upah besi).
Sementara menurut J.S. Mill, besaran upah ditentukan oleh dana upah yang tersedia dan jumlah tenaga kerja (teori dana upah).
Sedangkan dalam teori upah alami oleh David Ricardo, besaran upah setara dengan biaya hidup minimum tenaga kerja dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Teori bunga modal
Bunga modal adalah balas jasa yang diterima pemilik modal atas ketersediaan modal untuk kegiatan produksi.
Menurut J.B. Say dalam teori produktivitas, bunga modal merupakan kontra. Sebab, modal dapat menghasilkan produk atau barang.
Sementara itu dalam teori likuiditas oleh J.M. Keynes, bunga modal merupakan balas jasa terhadap pemilik karena kemampuan untuk membayar modal.
Teori laba usaha
Laba usaha merupakan balas jasa yang diterima pengusaha. Menurut J.B. Say, laba seorang pengusaha ditentukan oleh keahliannya dalam memimpin perusahaan dan bagaimana ia menghadapi risiko.
Sementara menurut Adam Smith, laba pengusaha dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni laba normal yang mencakup bunga modal milik pengusaha dan balas jasa keahlian. Kemudian jenis laba kedua, yakni laba khusus (extraordinary profit) yang berupa keuntungan.
ADVERTISEMENT
(ANM)