Mengenal Ulos, Pakaian Adat Sumatra Utara

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
25 November 2021 6:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ulos sebagai pakaian adat Sumatera Utara. Foto: Dok. Erwin Gumilar
zoom-in-whitePerbesar
Ulos sebagai pakaian adat Sumatera Utara. Foto: Dok. Erwin Gumilar
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Sumatra Utara disebut dengan ulos. Selendang tenunan Batak tersebut merupakan salah satu budaya kebanggaan Indonesia, bahkan telah diusulkan untuk menjadi warisan budaya dunia UNESCO.
ADVERTISEMENT
Menurut buku BPSC Modul PPKn SD/MI Kelas V yang ditulis Sukamti, bentuk keberagaman budaya di Indonesia dapat dilihat dari pakaian adat atau pakaian tradisional.
Setiap daerah di Indonesia memiliki jenis pakaian adat masing-masing. Pakaian adat itu menjadi ciri khas tiap daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dahulu, pakaian adat digunakan sebagai busana sehari-hari, tetapi saat ini pakaian adat umumnya dikenakan saat upacara adat, pernikahan, dan berbagai kegiatan tradisional maupun nasional.

Ulos, Pakaian Adat Sumatra Utara

Dalam buku berjudul Mengenal Ulos karya Titit Lestari, ulos adalah pakaian adat Sumatra Utara dalam bentuk kain tenun khas Batak. Pada awalnya, ulos digunakan sebagai pakaian sehari-hari masyarakat Batak.
Apabila dipakai oleh laki-laki bagian atasnya disebut hande-hande. Sementara, bagian bawahnya disebut singkot dan penutup kepalanya disebut tali-tali, bulang-bulang, atau detar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, jika dipakai perempuan, bagian bawahnya disebut haen dan dipakai hingga batas dada. Untuk penutup punggung disebut hoba-hoba dan dipakai berupa selendang yang disebut ampe-ampe. Tutup kepalanya disebut saong.
Berdasarkan buku Intisari RPUL SD Kelas 4, 5, 6: Rangkuman Ilmu Pengetahuan Umum Lengkap karya Tyan Kirana, pakaian adat ulos dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat mengunjungi Kampung Ulos Silahi Sabungan, Dairi, Sumatera Utara, Jumat (19/2). Foto: kumparan

Ragam Ulos

Dalam laman situs jendela.kemdikbud.go.id, terdapat sepuluh jenis ulos yang umum dipakai masyarakat berdasarkan aturan baku ulos. Menyadur dari buku Mengenal Ulos, berikut uraian selengkapnya.
1. Ulos Jugia
Ulos ini disebut juga ulos na so ra pipot atau pinunsaan. Menurut kepercayaan orang Batak, ulos ini tidak boleh dipakai sembarang orang, kecuali orang yang sudah saur matua atau kata lainnya na gabe.
ADVERTISEMENT
2. Ulos Ragi Idup
Ulos ini dapat digunakan di berbagai keperluan pada upacara dukacita maupun sukacita. Selain itu, dapat juga dipakai oleh raja-raja maupun oleh masyarakat pertengahan.
3. Ulos Sibolang
Ulos ini juga bisa dipakai untuk keperluan dukacita atau sukacita.
4. Ulos Ragi Hotang
Ulos ini umumnya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai ulos hela. Pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin kedua mempelai dapat teguh seperti rotan (hotang).
5. Ulos Sadum
Di Tapanuli Selatan, ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki atau parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja.
6. Ulos Runjat
Ulos ini biasa dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan).
ADVERTISEMENT
7. Ulos Mangiring
Ulos ini mempunyai corak yang saling beriring-iring dan melambangkan kesuburan serta kesepakatan.
8. Ulos Bintang Maratur
Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Barisan bintang yang teratur ini menunjukkan orang yang patuh, rukun, setia, dan sekata dalam ikatan kekeluargaan.
9. Ulos Sitoluntuho
Ulos ini umumnya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita.
10. Ulos Suri-Suri Ganjang
Biasanya ulos ini disebut sebagai ulos suri-suri saja karena coraknya berbentuk sisir memanjang.
(AMP)