Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Metode Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Menyebarkan Ajaran Agama Islam
2 Juni 2024 8:03 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sunan Gunung Jati, memiliki nama asli Syarif Hidayatullah, termasuk dalam kelompok wali songo yang menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa. Ia aktif menyebarkan agama Islam khususnya di wilayah Jawa Barat menggunakan berbagai metode. Oleh karena itu, mempelajari metode dakwah Sunan Gunung Jati sangatlah penting.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Jalan Hidup Sunan Gunung Jati (2021), Sunan Gunung Jati memiliki peran ganda sebagai pandita-ratu, yaitu sebagai penyebar dakwah Islam dan juga sebagai raja.
Sunan Gunung Jati lahir di Mesir pada tahun 114 Masehi. Ia adalah putra Sultan Mahmud, yakni Syarif Abdullah, yang berasal dari keturunan Bani Ismail, dan Nyai Mas Rara Santang, putri Prabu Siliwangi. Sunan Gunung Jati meninggal pada usia 120 tahun dan dimakamkan di Gunung Sembung, Cirebon.
Metode Dakwah Sunan Gunung Jati
Sejak kecil, Sunan Gunung Jati sudah menunjukkan pengetahuan agama yang mendalam, kecerdasan, dan wawasan yang luas. Ia menimba ilmu agama di berbagai tempat, termasuk Makkah, Baghdad, Gujarat, dan Palestina.
Selain itu, Sunan Gunung Jati belajar di Pesantren Ampel Denta di bawah bimbingan Sunan Ampel, serta belajar di Pesantren Amparanjati kepada Syaikh Datuk Kahdi, yang lebih dikenal sebagai Syaikh Nurjati.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu dari wali songo, Sunan Gunung Jati memiliki strategi yang efektif untuk mengubah kebudayaan dan peradaban masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat, menjadi bernuansa Islam.
Sunan Gunung Jati berhasil melaksanakan berbagai metode dakwah yang efektif untuk proses Islamisasi di tanah Jawa. Perannya sebagai Sultan Cirebon juga memungkinkannya untuk berdakwah secara lebih luas kepada masyarakat.
Berikut adalah berbagai metode yang digunakan Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan ajaran agama Islam:
ADVERTISEMENT
Selain dikenal sebagai seorang wali dan politikus, Sunan Gunung Jati juga terkenal sebagai seorang budayawan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan akulturasi budaya sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam.
Salah satu contohnya adalah penggunaan gamelan sekaten sebagai media untuk menyebarkan Islam kepada masyarakat. Sunan Gunung Jati sering memainkan gamelan sekaten pada acara keramaian, seperti Idulfitri dan Iduladha.
Masyarakat yang menyaksikan penabuhan gamelan tersebut diminta untuk membayar dengan cara yang unik, yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, bukan dengan uang. Inilah sebabnya gamelan itu dikenal sebagai gamelan sekaten, berasal dari kata "syahadatain" yang berarti dua kalimat syahadat.
Pendekatan melalui gamelan sekaten dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariah, yang melarang pemaksaan dalam memeluk agama Islam.
ADVERTISEMENT
Melalui pendekatan ini, yang ditekankan adalah mengajarkan aspek-aspek keislaman kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa penerimaan agama haruslah hasil dari pemahaman dan kesadaran pribadi.
Keahlian Sunan Gunung Jati
Selain metode dakwah yang telah diterapkannya, Sunan Gunung Jati juga memiliki beberapa keahlian, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Dalam menyebarkan ajaran Islam, Sunan Gunung Jati memilih pendekatan yang lemah lembut dan didasarkan pada nilai-nilai kekeluargaan.
Beliau menggunakan kearifan budaya dan akhlak yang baik sebagai alat untuk membuka hati banyak masyarakat agar mau mengikuti ajarannya.
Metode dakwah Sunan Gunung Jati terbukti efektif dalam membawa umat menuju keimanan dan menerima Islam secara sukarela, damai, dan tanpa paksaan dari pihak lain.
Melihat kondisi saat ini, pendekatan dakwah yang digunakan oleh Sunan Gunung Jati masih sangat relevan untuk digunakan.
Baca Juga: