Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pidato Bung Tomo

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
25 Agustus 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pidato Bung Tomo. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pidato Bung Tomo. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Setiap peringatan Hari Pahlawan Nasional, pidato yang digaungkan Bung Tomo dengan berapi-api kembali dibicarakan. Pidato tersebut didengungkan Bung Tomo untuk mengobarkan semangat pemuda melawan para penjajah saat Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Indonesia yang belum lama merdeka lagi-lagi harus menghadapi kembalinya pasukan penjajah Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang masuk bersama tentara sekutu.
Namun, berkat semangat yang dikobarkan Bung Tomo melalui pidatonya, rakyat Surabaya berhasil menahan serangan pasukan Inggris dan bahkan memukul mundur mereka.
Lalu, bagaimana isi pidato Bung Tomo tersebut? Apa saja nilai-nilai yang terkandung di dalamnya? Berikut informasi lengkapnya.

Isi Pidato Bung Tomo

Ilustrasi semangat perjuangan. Foto: Freepik
Sebelum aksi heroiknya ketika Pertempuran Surabaya, Bung Tomo memang sudah terkenal sebagai orator berbakat. Pidato-pidato yang disampaikannya selalu berhasil membakar semangat juang dan memengaruhi massa.
Mengutip buku Bung Tomo oleh Abdul Waid, Bung Tomo selalu menyampaikan pidatonya dengan gaya yang khas. Ia selalu berdiri dan menunjukkan tangannya ke atas sebagai pertanda bahwa Bung Tomo mempertegas isi pidatonya.
ADVERTISEMENT
Kalimat yang dikeluarkannya pun selalu terlontar dengan suara keras dan lantang. Semboyan “Merdeka atau mati” miliknya juga diucapkan dengan berapi-api, tanpa rasa takut sedikit pun.
Gaya khas itu juga tampak ketika Bung Tomo menyampaikan pidato saat Pertempuran Surabaya. Berikut isi pidatonya:
Bismillahirrahmanirrahim.
Merdeka!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan untuk menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing, dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara. Dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini.
Maka, kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran, tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
ADVERTISEMENT
Saudara-saudara.
Kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini, akan menerima tantangan tentara Inggris itu.
Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini tentara Inggris. Ini jawaban kita. Ini jawaban Rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian
Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu.
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada, tetapi inilah jawaban kita.
ADVERTISEMENT
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih,
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga.
Saudara-saudara
Rakyat Surabaya, siaplah!
Keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu. Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
ADVERTISEMENT
Merdeka!

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pidato Bung Tomo

Ilustrasi nilai-nilai yang terkandung dalam pidato Bung Tomo
Kobaran semangat dalam pidato tersebut tentu tidak berhenti pada saat itu saja, tetapi dapat diteladani hingga kini. Ada pun nilai-nilai yang terkandung dalam pidato Bung Tomo tersebut antara lain:
Nasionalisme
Nasionalisme adalah bentuk kesetiaan seorang warga terhadap bangsa Indonesia. Hal ini sangat tercermin dalam pidato Bung Tomo, di mana dirinya mengajak arek-arek Surabaya dan seluruh rakyat Tanah Air untuk kembali memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Meski ribuan rintangan sudah siap menanti, berdiri lah dengan tegak untuk mencapai tujuan. Jangan pernah menyerah sebelum tujuan itu tercapai.
Persatuan
Persatuan Indonesia tentu sangat penting dalam mengusir penjajah. Karena itu, melalui pidato singkatnya itu, Bung Tomo mengajak bangsa Indonesia bersama-sama bersatu melawan penjajah.
ADVERTISEMENT
Demikian pula yang harus ditanamkan pada rakyat Indonesia saat ini. Semangat persatuan itu harus tetap ada jika tidak ingin Tanah Air mengalami perpecahan.
Patriotisme
Nilai patriotisme terkandung dalam kalimat “Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.”
Maksudnya, terus lah semangat dalam berjuang, meskipun harus melalui segala rintangan. Ketika sudah berhasil sampai di tujuan, jangan mau memberikan segala hasil jerih payah tersebut kepada orang lain dengan sia-sia.
(ADS)