Konten dari Pengguna

Pakaian Adat Aceh untuk Laki-Laki dan Perempuan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
27 Oktober 2021 22:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakaian adat Aceh untuk laki-laki dan perempuan. Foto: Instagram/dierabachir
zoom-in-whitePerbesar
Pakaian adat Aceh untuk laki-laki dan perempuan. Foto: Instagram/dierabachir
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Aceh bernama Ulee Balang. Seperti pakaian adat pada umumnya, pakaian adat Aceh menunjukkan ciri khas adat istiadat yang diterapkan di Aceh.
ADVERTISEMENT
Ciri khas yang dimiliki baju adat dari Aceh adalah perpaduan budaya Melayu dan budaya Islam yang terlihat dari pakaiannya, sehingga membedakannya dengan pakai adat lain.
Pada awalnya, Ulee Balang hanya diperuntukkan bagi para sultan dan keluarga kerajaan. Namun sekarang, siapa pun dapat memakai baju ini, terlepas dari penduduk asli Aceh atau bukan, terutama bagi para pengantin.
Ulee Balang memiliki dua macam pakaian, yakni Linto Baro yang dipakai oleh laki-laki, dan Daro Baro yang digunakan oleh perempuan. Untuk mengetahui lebih jelas, simak pembahasan masing-masing pakaian adat Aceh berikut ini.

Pakaian Adat Aceh untuk Laki-Laki

Pakaian adat Aceh untuk laki-laki. Foto: Bridestory
Pakaian adat Aceh untuk laki-laki adalah Linto Baro, yang terdiri dari baju, celana, senjata tradisional, penutup kepala, dan hiasan-hiasan lain.
ADVERTISEMENT
Biasanya, pakaian ini digunakan oleh laki-laki Aceh dalam acara pernikahan, acara adat, dan peringatan hari-hari besar. Berikut macam-macam bagian dari pakaian Linto Baro yang dikenakan laki-laki.
1. Baju Meukeusah
Baju Meukeusah berbentuk seperti baju jas dengan leher tertutup. Ada sulaman keemasan yang menghiasi kerah baju sampai dada dan ujung lengan. Sulaman tersebut bermotif bunga dan sulur daun.
Setiap motif sulaman memiliki maknanya tersendiri. Misalnya, motif pucok reubong (tumpal) memiliki makna kesuburan dan kebersamaan.
Orang yang memakai baju bermotif ini diharapkan dapat memperoleh kesuburan oleh Tuhan dalam hal rezeki maupun anak-anak sebagai penerus keturunan.
Pada umumnya, baju jas ini terbuat dari kain tenun berbahan sutra maupun kapas yang berwarna hitam. Bagi orang Aceh, warna hitam melambangkan kebesaran, sehingga pakaian ini menjadi perlambangan kebesaran seorang laki-laki Aceh.
ADVERTISEMENT
2. Celana Sileuweu
Celana Sileuweu adalah setelan bawahan baju Meukeusah yang berwarna hitam dan berbahan katun. Celana ini bentuknya melebar ke bawah dan terdapat sulaman emas di bagian tersebut.
3. Kain Sarung (Ija Lamgugap)
Laki-laki Aceh juga mengenakan sarung dari kain songket berbahan sutra agar terlihat gagah dan berwibawa. Sarung ini dikenakan dengan cara dilipat di pinggang dan panjangnya hingga di atas lutut, sekitar 10 cm di atasnya. Kain sarung ini disebut juga sebagai Ija Lamgugap.
4. Meukeutop
Meukeutop adalah penutup kepala berbentuk seperti kopiah yang dibuat dari kain tenun yang disulam. Sulaman ini berwarna hijau, kuning, hitam, dan merah.
Bagi orang Aceh, setiap warna memiliki maknanya tersendiri. Hijau melambangkan kedamaian yang dibawa agama Islam, kuning melambangkan kesultanan, hitam berarti kebesaran, dan menyatakan keberanian dan kepahlawanan.
ADVERTISEMENT
Pada bagian atas Meukeutop dililit oleh Tampoek yang terbuat dari emas atau perak sepuh emas. Tampoek berbentuk hiasan binatang persegi delapan, bertingkat, dan terbuat dari logam mulia.
Kadang-kadang, ada permata-permata kecil yang diselipkan di antara hiasan emas tersebut.
Bagian depan Meukeutop dibalut dengan Tangkulok, yakni kain tenun tradisional Aceh. Kain tenun tersebut dihiasi dengan sulaman emas dengan salah satu ujung kainnya dibentuk mencuat ke atas.
5. Rencong
Rencong adalah senjata tradisional Aceh yang melengkapi pakaian adat Aceh pria. Pada umumnya, rencong diselipkan pada lipatan sarung yang melilit pinggang.
6. Siwah
Selain Rencong, senjata tradisional Aceh lainnya adalah Siwah. Bentuknya hampir sama dengan Rencong, tapi lebih panjang, lebih besar, dan lebih mewah dibanding Rencong.
ADVERTISEMENT

Pakaian Adat Aceh untuk Perempuan

Pakaian adat Aceh untuk perempuan. Foto: Cleanipedia
Pakaian adat Aceh untuk perempuan disebut Daro Baro, yang terdiri dari baju kurung, celana, penutup kepala, berbagai macam perhiasan, dan bros.
Jika Linto Baro didominasi oleh warna hitam, Daro Baro memiliki warna yang lebih beragam, mulai dari merah, ungu, kuning, dan hijau. Berikut penjelasan masing-masing bagian dari pakaian Daro Baro.
1. Baju Kurung
Baju kurung yang dikenakan oleh perempuan Aceh berbahan dasar hampir sama dengan baju Meukeusah, yakni kain tenun berbahan sutra dengan sulaman-sulaman emas yang membentuk berbagai macam motif yang indah.
Baju ini merupakan perpaduan antara budaya Melayu, Islam, dan Tiongkok. Kerah baju ini sangat unik menyerupai kerah baju khas pakaian wanita Tiongkok.
2. Celana Cekak Musang
ADVERTISEMENT
Celana Cekak Musang merupakan setelan bawahan dari baju kurung yang memiliki bentuk dan bahan yang sama dengan celana yang dikenakan laki-laki, dengan warna yang beragam.
3. Sarung (Ija Pinggang)
Perempuan Aceh mengenakan sarung bercorak untuk menutupi bagian pinggul agar tidak memperlihatkan bentuk tubuhnya sebagai lapisan luar celana Cekak Musang.
Sarung ini menggunakan kain songket yang diikat dengan ikat pinggang dengan corak sulam dari emas yang panjangnya dari pinggang hingga di bawah lutut.
4. Patam Dhoe
Patam Dhoe adalah penutup kepala berupa perhiasan mahkota yang unik yang didesain agar dapat menutup aurat di kepala. Sebelum menggunakan Patam Dhoe, perempuan Aceh akan mengenakan jilbab terlebih dahulu.
5. Keureusang
Keureusang adalah bros yang dipakai dengan cara disematkan pada gaun. Keureusang ini termasuk barang mewah karena berbahan emas yang secara keseluruhan berbentuk hati dan dihiasi dengan intan dan berlian.
ADVERTISEMENT
6. Perhiasan Lainnya
Perhiasan lainnya dari pakaian adat Aceh ada Piring Dhoe, yakni mahkota yang memiliki tiga bagian yang masing-masing bagian dihubungkan dengan engsel, dan Untai Peniti (bros yang disematkan di baju).
Selain itu, ada pula Subang Aceh (perhiasan anting), Culok Ok (perhiasan berupa tusuk konde yang berfungsi untuk menguatkan sanggul), dan Simplah (perhiasan seperti kalung berbahan emas atau perak sepuh emas).
(SFR)