Konten dari Pengguna

Penemu Bulu Tangkis dan Sejarah Perkembangannya di Eropa

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
25 Juni 2023 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bulutangkis. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bulutangkis. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulu tangkis adalah salah satu cabang olahraga yang dimainkan dengan cara memukul shuttlecock menggunakan raket. Olahraga ini pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM di China.
ADVERTISEMENT
Saat itu, masyarakat China menyebutnya dengan istilah “ti jian zi” yang artinya “menendang bola bolak-balik”. Tujuan permainan ini yaitu untuk menjaga supaya bola tidak jatuh ke tanah.
Mengutip buku Mahir Bulu Tangkis karya Hermawan Aksan (2012), sekitar 5 abad kemudian, sebuah permainan bernama battledore and shuttlecock juga dimainkan di China, Jepang, India, dan Yunani. Permainan ini menggunakan battledore untuk memukul shuttlecock bolak-balik.
Dari kisah tersebut, muncul perdebatan mengenai siapa penemu bulu tangkis yang sebenarnya. Artikel berikut akan membahasnya secara lengkap untuk Anda.

Penemu Bulu Tangkis dan Sejarah Perkembangannya

Ilustrasi Bulutangkis. Foto: Getty Images
Sebenarnya tidak ada catatan resmi yang menyebutkan tentang penemu bulutangkis. Namun sebagian besar sumber mengatakan bahwa cabang olahraga ini berasal dari sebuah rumah atau istana di kawasan Goucester-shire, London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Istana yang dinamai “Badminton House” tersebut adalah milik Duke of Beaufort. Sekitar tanun 1870-an, Duke of Beaufort beserta keluarganya kerap memainkan olahraga ini.
Setelah populer dimainkan oleh keluarga Duke of Beauford, cabang olahraga bulu tangkis atau badminton akhirnya dikenal oleh kalangan atas dan masyarakat luas. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang berasal dari nama tempat.
Selain dikenal dengan sebutan badminton, permainan ini juga dikenal dengan nama poona. Mengutip Pembinaan Bulutangkis Prestasi karya Donie M.Pd (2007), pada tahun 1873, Duke of Beaufort mengadakan pesta kebun di halaman rumahnya dan disana ia memainkan olahraga tersebut.
Olahraga poona pun disukai oleh kalangan elite. Hingga pada tahun 1877, dibentuklah perkumpulan yang dinamakan Bath Badminton Club.
ADVERTISEMENT
Melalui club tersebut, para anggota mengembangkan sejumlah aturan permainan. Pada tahun 1893, mulai terbentuk asosiasi yang mengurusi permainan bulu tangkis.
Fuyu Iwasaki dari Gifu Tricky Panders Jepang bertanding melawan Yip Pui Yin dari Berkat Abadi Indonesia pada pertandingan Djarum Superliga Badminton 2017 di DBL Arena pada 20 Februari 2017 di Surabaya. Foto: Robertus Pudyanto/Getty Images
Kemudian, dibentuklah sejumlah kategori pertandingan, yakni nomor tunggal (putra dan putri), ganda (putra dan putri), dan ganda campuran (gabungan putra dan putri). Tak lama setelahnya, diadakan turnamen bulu tangkis tahunan di Britania Raya.
Turnamen tersebut melibatkan para pemain dari negara Skotlandia, Wales, Irlandia, dan Inggris. Turnamen bulu tangkis ini dinamai All England dan pertama kali dilaksanakan pada tahun 1899.
Di tahun-tahun berikutnya, popularitas turnamen bulutangkis semakin meningkat. Beberapa negara dari luar kawasan Britania Raya seperti Denmark, Swedia, dan Amerika Serikat. Mereka turut serta meramaikann turnamen ini.
Hingga akhirnya pada tahun 1943, dibentuklah Internasional Badminton Federation (IBF). Organisasi ini diinisiasikan oleh negara-negara seperti Kanada, Denmark, Inggris, Prancis, Belanda, Irlandia, Selandia Baru, Skotlandia, dan Wales.
ADVERTISEMENT
Meski dimulai di Inggris, turnamen bulutangkis lebih banyak didominasi oleh Denmark. Bahkan di level dunia, negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, dan China lebih sering memenangkan pertandingannya.
(MSD)