Penemuan Partikel Dasar Penyusun Atom dan Bagian-bagiannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
27 Januari 2022 10:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi partikel dasar penyusun atom. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi partikel dasar penyusun atom. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Apa yang melatarbelakangi penemuan partikel dasar penyusun atom? Kata “atom” sendiri berasal dari kata Yunani “Atomos” yang artinya tidak dapat dibagi. Lebih jelasnya, ketahui terlebih dahulu apa itu atom dan teori pembentukannya.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Cepat Tuntas Kuasai Kimia SMP oleh Dian Wuri Astuti, S.Si (2010: 80), atom adalah benda-benda yang terdiri dari partikel yang sangat kecil, tidak dapat dilihat, tidak dapat dibagi, dan tidak dapat dimusnahkan.
John Dalton (1766-1844) yang merupakan ahli kimia dan fisika, menyusun teori atom yang dikenal dengan Teori Atom Dalton. Adapun poin-poin utama yang Dalton sampaikan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Teori Atom Dalton merupakan dasar perkembangan teori atom modern. Dirangkum dari buku Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA karya Das Salirawati dkk (2008: 05), simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Ilustrasi atom yang terdiri dari bagian-bagian terkecil atau disebut partikel dasar penyusunnya. Foto: Pixabay

Latar Belakang Teori Atom Modern

Teori Atom Dalton-lah yang melatarbelakangi kemunculan teori atom modern yang berisi penemuan partikel dasar penyusun atom.
Teori atom modern menyatakan bahwa atom mempunyai bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang disebut partikel dasar penyusun atom, yaitu Elektron, Proton, dan Neutron.
Kemunculan teori atom modern membuat para ahli yakin, ternyata atom bukanlah partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Atom mempunyai bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Namun, istilah atom tetap digunakan dan penemuan teori ini tidak sampai memperkecil nilai teori atom Dalton.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa perbedaan Elektron, Proton, dan Neutron?
Ilustrasi Elektron. Proton, dan Neutron pada sebuah benda. Foto: Pixabay

Elektron

Penemuan Elektron berkaitan dengan percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa yang dilakukan J.J Thomson. Ia melakukan percobaan sinar katode, dengan mengamati dua pelat elektrode dalam tabung vakum.
Ketika dua pelat elektrode tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi, dari elektrode negatif (katode) menjalar sinar menuju ke elektrode positif (anode), sinar yang keluar dari katode disebut sinar katode dan tabung vakum disebut tabung sinar katode.
Dari eksperimen tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa Elektron adalah komponen dasar dari semua atom.

Proton

Eugen Goldstein (1886) melakukan percobaan dengan menggunakan tabung sinar katode dan menemukan partikel jenis baru dari atom yang disebut sinar positif atau sinar anode.
ADVERTISEMENT
Hasil percobaan menunjukkan, sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif, yang bergantung pada jenis gas dalam tabung.
Dalam eksperimennya tersebut, Goldstein menemukan tiga sifat Proton, yaitu:

Neutron

Pada tahun 1920, Rutherford mengajukan hipotesis bahwa dalam inti atom harus ada partikel tidak bermuatan yang massanya hampir menyerupai massa Proton.
Hipotesis Rutherford berhasil dibuktikan oleh James Chadwik dengan eksperimen yang dilakukannya, yaitu dengan menembaki atom berilium dengan sinar alfa.
ADVERTISEMENT
Hasil penembakan tersebut terdeteksi partikel tidak bermuatan yang memiliki massa yang hampir sama dengan Proton. Sebab bersifat netral, partikel tersebut dinamakan Neutron dan tergolong partikel dasar.
(VIO)