Pengertian Antonim, Sifat, dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
6 Maret 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pengertian Antonim dalam Bahasa Indonesia, Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengertian Antonim dalam Bahasa Indonesia, Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengenalan konsep antonim kata pada anak adalah langkah penting dalam memperluas kosakata dan membantu memahami hubungan perbedaan antarkata. Pengertian antonim dan rinciannya merupakan materi wajib yang selalu dibahas dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Antonim dan sinonim termasuk dalam materi relasi makna. Relasi makna sendiri merupakan hubungan semantik yang terdapat di antara satuan bahasa satu dengan satuan bahasa yang lain.

Pengertian Antonim

Ilustrasi Pengertian Antonim dalam Bahasa Indonesia, Pexels/Nitin Arya
Sebelum memahami pengertian antonim, mari pahami asal-usul kata antonim. Kata 'antonim' berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu: 'onoma' yang berarti 'makna' dan 'anti' yang berarti 'melawan'.
Mengutip dari Kamus Pintar Sinonim Antonim dan EYD Indonesia: Kumpulan Sinonim dan Antonim dan Cara Penulisan Bahasa Indonesia yang Benar, Aisyah Atika Deasy (2015:5), pengertian antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antonim adalah kata yang mempunyai arti berlawanan dengan kata lain.
Dengan demikian, makna kata satu dengan kata lainnya harus berlawanan agar bisa disebut sebagai antonim. Oleh karena itu, antonim disebut juga dengan istilah lawan kata.
ADVERTISEMENT

Sifat-Sifat Antonim

Ilustrasi Sifat Antonim, Pexels/Pixabay
Berikut adalah berbagai sifat yang menandakan antonim di dalam bahasa Indonesia.

1. Berlawanan

Pasangan antonim, ditetapkan sebagai kumpulan kata yang secara inheren memiliki makna yang kontras dalam hubungannya satu sama lain. Oposisi yang melekat ini dicontohkan oleh pasangan seperti 'panjang' dan 'pendek' atau 'besar', dan 'kecil'.
Dalam kasus ini, perbedaan semantik antara unsur-unsur penyusun pasangan sangat jelas, karena mereka ada di ujung yang berlawanan dari spektrum leksikal, sehingga menyoroti sifat dasar antonim sebagai konstruksi linguistik.
Oleh karena itu, dapat dengan tegas ditegaskan bahwa pasangan antonim secara konsisten menunjukkan kecenderungan yang gigih untuk bertentangan dalam makna, sehingga memperkuat signifikansi ontologis mereka dalam ranah bahasa.

2. Kontras

Antonim merupakan kata yang mengungkapkan arti yang berlawanan dari kata lain, berfungsi untuk menekankan perbedaan atau kontras yang menonjol antara dua konsep atau kondisi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Perangkat linguistik ini memainkan peran penting dalam bahasa dan komunikasi, karena memungkinkan individu untuk mengekspresikan dan memahami perbedaan antara berbagai ide atau keadaan.
Contohnya adalah, kata 'panas' dan 'dingin', di mana antonim ini secara efektif menyoroti perbedaan suhu kontras yang ada dalam ranah termodinamika.

3. Komplementer

Antonim sering berfungsi sebagai rekan linguistik komplementer, sehingga menumbuhkan hubungan yang saling bergantung di mana kehadiran satu istilah menonjolkan atau memperkuat signifikansi semantik dari kebalikan kutubnya. Contohnya adalah, antonim 'baik' dan 'buruk', serta 'cerah' dan 'gelap'.
Berdasarkan oposisi yang melekat, antonim ini tidak hanya berfungsi sebagai alat linguistik untuk mengekspresikan konsep yang kontras, tetapi juga memiliki kemampuan bawaan untuk saling meningkatkan dan memperkuat makna masing-masing.
ADVERTISEMENT

4. Konteks-sensitif

Antonim sering bergantung pada kerangka kontekstual di mana mereka digunakan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa interpretasi antonim tidak tetap dan dapat bervariasi tergantung pada keadaan di mana mereka digunakan.
Contohnya adalah, antonim 'terang' dan 'gelap' memiliki berbagai kemungkinan makna, tidak hanya mencakup kondisi pencahayaan tetapi juga suasana hati dan bahkan keadaan emosional.
Oleh karena itu, pemahaman tentang antonim memerlukan pemeriksaan komprehensif dari konteks di mana mereka digunakan untuk secara akurat membedakan signifikansi yang dimaksudkan.

5. Dinamis

Dalam kasus tertentu, antonim adalah dimensi yang bersifat relatif, sehingga menghasilkan pertimbangan tentang antonim yang bergantung pada perspektif atau situasi tertentu.
Contohnya adalah hubungan antara kata-kata 'besar' dan 'kecil', yang dapat dicirikan sebagai relatif tergantung pada objek spesifik yang sedang dibandingkan.
ADVERTISEMENT
Intinya, dimensi relatif antonim memperkenalkan tingkat subjektivitas yang memerlukan evaluasi komprehensif dari konteks di mana antonim diterapkan untuk memastikan sifat antonim mereka yang sebenarnya.

6. Menggambarkan Perbedaan

Sifat antonim, yang dapat ditafsirkan sebagai kualitas yang berlawanan atau kontradiktif, berfungsi sebagai manifestasi dari disparitas atau perubahan dalam gagasan atau karakteristik tertentu.
Ini menandakan bahwa sifat antonim berfungsi sebagai sarana untuk menggambarkan aspek kontras atau manifestasi yang berbeda dari suatu konsep atau sifat.
Contohnya adalah, kata sifat 'tinggi' dan 'rendah', yang berfungsi untuk menonjolkan perbedaan dalam besaran atau ketinggian, sehingga menggarisbawahi perbedaan dalam ukuran atau tinggi.

7. Menggambarkan Konteks

Sifat-sifat antonim terkait erat dengan konteks spesifik di mana mereka digunakan, sehingga menyoroti peran penting yang dimainkan faktor kontekstual dalam membentuk maknanya.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah antonim 'baik' dan 'buruk' dapat mengalami variasi halus dalam konotasi tergantung pada keadaan yang berlaku atau norma sosial yang berlaku dalam pengaturan tertentu.
Hal ini menyiratkan bahwa interpretasi dan pemahaman antonim tidak tetap atau absolut, melainkan bergantung pada lingkungan spesifik di mana mereka digunakan, sehingga menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan konteks ketika menganalisis antonim.

Jenis-Jenis Antonim

Ilustrasi Jenis Antonim, Pexels/Pixabay
Antonim menggambarkan konteks, sehingga terdiri dari berbagai jenis berikut ini.

1. Antonim Biner dan Antonim Nonbiner

Antonim biner merupakan pertentangan makna antara dua buah kata, tidak lebih. Dalam antonim biner lebih merujuk ke sifat mutlak atau tidak bisa dibantah lagi keberadaannya. Contoh:
Mati >< Hidup
Laki-laki >< Perempuan
Jantan ><Betina
Sementara itu, antonim nonbiner merupakan pertentangan makna dengan jumlah yang lebih banyak atau lebih dari dua kata. Dalam antonim nonbiner mempunyai sifat berulang dengan pola yang sama.
ADVERTISEMENT
Contohnya, kata dingin berantonim dengan kata panas, selama skalanya masih memungkinkan untuk kata lainnya, seperti hangat dan sejuk. Berikut adalah skala dari antonim nonbiner: panas – hangat – sejuk – dingin.
Dalam antonim nonbiner, perlawanan makna salah satu katanya tidak secara mutlak. Apabila air tidak panas, maka itu berarti dingin. Namun, jika air itu tidak dingin, maka air itu mungkin saja panas atau mungkin juga sekadar hangat.
Contoh lainnya adalah kata ‘sekarang’ dan ‘dahulu’. Selain itu, masih terdapat sejumlah kata yang dapat disisipkan di antaranya, yaitu: ‘tadi’, ‘kemarin’, ‘tempo hari’, dan lain sebagainya.

2. Antonim Bergradasi dan Antonim Tak Bergradasi

Antonim bergradasi merupakan pertentangan makna yang berjenjang atau bertingkat. Hal ini juga berkaitan dengan sifat-sifat relatif yang dimiliki oleh satuan katanya.
ADVERTISEMENT
Kata panas biasa berantonimkan dengan kata dingin, padahal ada kemungkinan terdapat antonim berupa lebih panas atau lebih dingin.
Sementara itu, jenis antonim tak bergradasi adalah perlawanan yang tanpa tingkat atau jenjang. Contohnya: ibu dan ayah serta nenek dan kekek, karena tidak memiliki sifat relatif.

3. Antonim Orthogonal dan Antonim Antipodal

Antonim orthogonal merupakan pertentangan makna yang oposisinya tidak bersifat diametal. Menurut KBBI, definisi dari kata diametral adalah seperti diameter; terbagi dua (oleh garis pemisah); terpisah secara berhadap-hadapan.
Contohnya, kata utara memiliki antonim yang secara orthogonal dengan semua arah mata angin, kecuali dengan selatan.
Jadi, dapat dikatakan apabila menurut antonim orthogonal, kata utara memiliki antonim dengan timur laut, timur, tenggara, barat daya, barat, dan barat laut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, antonim antipodal merupakan pertentangan makna yang oposisinya bersifat diametral. Oleh sebab itu, apabila di pelajari menggunakan contoh yang sama dengan sebelumnya, maka kata utara mempunyai antonim dengan selatan.
Begitu juga dengan kata ‘timur laut’ yang merupakan antonim dari kata ‘barat daya’, ‘timur’ yang merupakan antonim dari kata ‘barat’, dan ‘tenggara’ yang merupakan antonim dari kata ‘barat laut’.

4. Antonim Direksional dan Antonim Relasional

Antonim direksional ini merupakan pertentangan makna yang oposisinya ditentukan berdasarkan adanya gerak menjauhi atau mendekati suatu tempat. Sementara itu, antonim relasional merupakan pertentangan makna yang bersifat berkebalikan.
Contohnya kata pulang dan pergi, ke sana dan kemari, datang dan pergi. Kata antonim tersebut berkenaan dengan arah alias bersifat direksional.
Sementara kata ‘kemari’, ‘pulang’, dan ‘datang’ merupakan gerakan mendekati pembicara, sedangkan kata ‘pergi’ dan ‘ke sana’ merupakan gerakan menjauhi pembicara, sehingga bersifat relasional.
ADVERTISEMENT
Demikian adalah ulasan tentang pengertian antonim dan sifat antonim beserta jenis-jenisnya. Dengan menggali pengertian yang lebih dalam tentang antonim, para pelajar dapat menemukan bahwa kekayaan bahasa ini.
Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk kejelasan komunikasi antarindividu, tetapi juga untuk memperluas wawasan dan memperkaya pemikiran.
Melalui pengertian antonim dan pemahaman tentangnya, para pelajar dapat memperluas kapasitas untuk merangkul kompleksitas dunia, menerjemahkan ide-ide yang rumit, dan menyampaikan nuansa yang kaya dalam pengungkapan diri. (Bren/Adi)