Konten dari Pengguna

Pengertian Bulan Basah dan Bulan Kering dalam Sistem Klasifikasi Iklim

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
8 Desember 2021 17:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengertian bulan basah dan bulan kering dalam sistem klasifikasi iklim. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Pengertian bulan basah dan bulan kering dalam sistem klasifikasi iklim. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Bulan basah dan bulan kering merupakan istilah yang sering untuk menghitung curah hujan. Namun, apa sebetulnya pengertian bulan basah dan bulan kering?
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, istilah bulan basah dan bulan kering ini pertama kali dikemukakan oleh Schmidt dan Ferguson dalam klasifikasi iklim.
Mengutip buku Klimatologi Dasar yang ditulis oleh Abujamin Ahmad Nasir, dkk, klasifikasi iklim ini sendiri dibuat dengan menggunakan satu unsur iklim saja atau lebih. Umumnya, tujuan dari klasifikasi iklim ini adalah untuk mempersingkat iklim yang jumlahnya tidak terbatas.
Selain itu, klasifikasi juga sangat membantu mempermudah membuat perencanaan secara makro baik regional maupun nasional. Ada dua klasifikasi iklim yang sangat menonjol di Indonesia, yaitu sistem Schmidt-Ferguson dan sistem Oldeman.
Dalam sistem Schmidt-Ferguson, dikenal istilah bulan basah dan juga bulan kering. Simak penjelasannya di bawah ini, seperti yang dikutip dari jurnal Kesesuaian Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman karya Nur Kusuma Dewi.
ADVERTISEMENT

Sistem Schmidt-Ferguson

Sistem Schmidt-Ferguson. Foto: Unsplash
Sistem Schmidt dan Ferguson merupakan perbaikan Sistem Mohr yang telah membuat klasifikasi iklim khususnya untuk daerah tropis.
Dasar dari terciptanya sistem klasifikasi iklim ini adalah dengan menghitung jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulannya dan juga tingkat kebasahan yang disebut dengan gradien atau Q.
Nah, istilah bulan basah dan kering ini sebetulnya ada pada metode Mohr. Metode Mohr ini mengatakan bahwa:
Lebih lanjut, untuk menentukan iklim dari Schmidr-Ferguson, dapat ditentukan atau dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini, yakni:
ADVERTISEMENT
Q = rata-rata bulan kering : rata-rata bulan basah x 100
Semakin besar nilai Q dari hasil rumus tersebut, maka iklim akan semakin kering. Sebaliknya, apabila nilai Q kecil, maka iklim semakin basah.
Untuk mempermudah menentukan sistem klasifikasi iklim dari Schmidt-Ferguson, berikut adalah pembagian iklimnya, di antaranya:
ADVERTISEMENT

Sistem Oldeman

Sistem Oldeman. Foto: Unsplash
Selain sistem Schmidt-Ferguson, ada juga sistem oldeman yang digunakan dan juga dikenal di Indonesia. Tidak hanya sistem Schmidt-Ferguson saja yang menggunakan istilah bulan basah dan bulan kering, sistem Oldeman juga menggunakan istilah tersebut.
Kriteria dari klasifikasi iklim Oldeman ditentukan berdasarkan dengan perhitungan Bulan Basah (BB), Bulan Lembap (BL), dan Bulan Kering (BK).
Berikut adalah batasan sistem Oldeman yang memperhatikan peluang hujan, hujan efektif, dan juga kebutuhan air tanaman, yakni:
Berbeda dengan iklim Schmidt-Ferguson, berikut adalah kategori-kategori iklim Oldeman, di antaranya:
ADVERTISEMENT
(JA)