Konten dari Pengguna

Pengertian Rihlah dalam Islam beserta Adab dan Manfaatnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
28 Agustus 2023 11:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilusrrasi rihlah artinya sama dengan safar dalam Islam. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilusrrasi rihlah artinya sama dengan safar dalam Islam. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Rihlah memiliki peran yang sangat besar dalam pengetahuan dan peradaban Islam. Dalam bahasa Arab, rihlah artinya serupa dengan safar, yaitu perjalanan.
ADVERTISEMENT
Meski sama-sama bermakna perjalanan, safar dan rihlah adalah dua hal berbeda. Perbedaan safar dan rihlah terletak pada tujuan dan lamanya waktu perjalanan.
Agar lebih memahami rihlah, simak ulasan tentang pengertian, adab, dan manfaat tentang rihlah sebagai berikut.

Pengertian Rihlah dalam Islam

Ilustrasi rihlah artinya sama dengan safar dalam Islam.
Menurut Kamus Daring Bahasa Arab-Indonesia Al Maaniy, rihlah atau رحلة artinya perjalanan atau penjelajahan. Secara istilah, rihlah sama artinya dengan safar. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari segi waktu dan tujuan.
Safar merupakan perjalanan jauh yang dilakukan untuk mengunjungi suatu tempat. Tujuan safar bisa bermacam-macam, seperti bersilaturahmi, bekerja, atau beribadah.
Mayoritas ulama menetapkan batas waktu safar adalah empat hari. Artinya, seorang Muslim mendapatkan keringanan atau rukhsah dalam beribadah selama empat hari.
ADVERTISEMENT
Setelah hari keempat, rukhsahnya sudah tidak berlaku lagi. Sementara ulama lain menyebut bahwa batas waktu safar berlaku hingga lima belas hari.
Sementara itu, rihlah merupakan perjalanan panjang yang dilakukan untuk mencari ilmu dan pencerahan spiritual. Kegiatan ini banyak dilakukan para ulama dan cendekiawan Muslim untuk bertemu ulama lain, mengunjungi situs-situs keagamaan penting, atau mengumpulkan hadits.
Tak jarang para ulama menjelajah hingga ke negeri-negeri yang jauh untuk menuntut ilmu. Waktu yang dihabiskan bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Salah satu kisah rihlah yang paling terkenal datang dari Ibnu Batutah. Cendekiawan Muslim asal Maroko ini menjelajahi berbagai pelosok dunia selama 30 tahun.
Ia pun tercatat sebagai salah satu pelancong terjauh pada abad pertengahan. Pengalaman dan pengamatannya ke berbagai tempat dituliskan dalam sebuah buku bertajuk "Rihla".
ADVERTISEMENT
Jika Ibnu Batutah melakukan rihlah untuk melihat berbagai tempat di dunia, ulama tersohor Imam Syafii melakukan perjalanan untuk menimba ilmu kepada ulama-ulama besar pada masanya.
Imam Syafi'i berangkat dari Mekkah ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanannya ke Yaman, Baghdad, hingga banyak negeri lainnya untuk menimba ilmu.

Manfaat Rihlah

Ilustrasi rihlah artinya sama dengan safar dalam Islam. Foto: Unsplash.
Melakukan perjalanan atau rihlah sangat dianjurkan bagi umat Islam karena memiliki banyak manfaat. Anjuran dan manfaat menjelajah dunia tercantum dalam berbagai ayat Al Quran.
Berikut beberapa manfaat rihlah atau perjalanan yang tercantum dalam ayat-ayat AlQuran sebagaimana Studi Fiqh Ibadah Lapangan yang ditulis Tim Penulis Buku Fiqih Ibadah Lapangan Matagira (2018)

1. Menuntut ilmu dan instrospeksi diri

Tujuan utama dari rihlah adalah untuk mencari ilmu dan memperluas pengetahuan. Dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat, seseorang akan bertemu banyak orang dengan budaya dan karakter yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Umat Muslim juga dianjurkan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah guna memetik pelajaran dari umat terdahulu. Contohnya mengunjungi museum di Mesir yang menyimpan mumi Firaun.
Manfaat perjalanan sebagai cara belajar dan introspeksi diri tercantum dalam Surat Ali Imron ayat 137. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah. Karena itu, berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan para rasul.”

2. Mengagumi kebesaran Allah

Bepergian juga dapat menjadi cara untuk mempertebal ketakwaan dan rasa syukur kepada Allah. Dengan mengunjungi tempat-tempat baru dan melihat berbagai ciptaan-Nya yang indah, umat Muslim akan semakin mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah.
Dalam Surat Al Ankabut ayat 20. Allah SWT berfirman: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
ADVERTISEMENT

Adab Rihlah

Ilustrasi rihlah artinya sama dengan safar dalam Islam. Foto: Unsplash.
Dalam Islam, ada adab-adab yang perlu diperhatikan dalam perjalanan. Berikut adab-adab perjalanan yang dirangkum dari Buku Pintar 50 Adab Islam oleh Arfiani (2019).
(GLW)