Konten dari Pengguna

Pengertian Wukuf di Arafah dan Tata Caranya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
3 Juni 2024 13:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi pengertian wukuf. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTER
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengertian wukuf. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTER
ADVERTISEMENT
Memahami pengertian wukuf dan tata caranya menjadi salah satu kewajiban setiap muslim yang menunaikan ibadah haji. Wukuf merupakan salah satu rukun ibadah haji yang harus dikerjakan.
ADVERTISEMENT
Apabila pelaksanaannya tidak dilakukan dengan benar, ibadah haji yang dilakukan bisa tidak sah. Penjelasan pengertian wukuf dan tata caranya secara rinci dapat disimak pada artikel ini.

Pengertian Wukuf

Ilustrasi pengertian wukuf. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTER
Dalam buku Fiqih Ibadah oleh Ma’sum Anshori, secara bahasa, wukuf artinya berhenti. Sementara menurut istilah, wukuf artinya berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram walau sejenak.
Wukuf dapat dilakukan dalam keadaan tidur atau bangun, berkendara atau duduk, berbaring atau berjalan, dalam keadaan suci atau tidak. Para ulama sepakat bahwa wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling penting, sehingga hukumnya wajib.
Hal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abudurrahman bin Ya’mur yang berkata bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada seseorang untuk menyerukan hal berikut:
ADVERTISEMENT
“Haji (yang memenuhi syarat) adalah (wukuf) di Arafah. Siapa saja yang datang (di Arafah) pada hari Nahar (sepuluh Dzulhijjah) malam sebelum fajar terbit, ia terhitung sudah melakukan wukuf, maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji.” (HR. Turmudzi).
Dalam riwayat lain yang berasal dari Mirba al-Anshari, Rasulullah SAW bersabda, “Beradalah kalian di tempat-tempat ibadah haji kalian karena sesungguhnya kalian mengikuti jejak Nabi Ibrahim as.” (HR. Turmudzi)

Waktu Wukuf

Ilustrasi waktu wukuf. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
Menyadur buku Pintar Agama Islam oleh Abu Aunillah Al-Baijury, waktu wukuf di Arafah dimulai sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijjah sampai terbitnya fajar pada 10 Zulhijjah.
Beberapa ulama berpendapat, jika jemaah haji memasuki Arafah dalam keadaan tidur di dalam mobil tanpa disadari, wukufnya sudah dianggap sah. Sebab, wukuf cukup hanya lewat tanpa berdiam diri, dengan syarat saat memasuki Arafah sudah berada di waktu wukuf.
ADVERTISEMENT
Waktu wukuf, yaitu antara waktu zuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai waktu subuh tanggal 10 Zulhijjah. Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama pada kasus tersebut.
Berdasarkan buku Fiqih Sunnah 3 yang disusun ole Sayyid bin Sabiq, jika seseorang melakukan wukuf pada siang hari, ia wajib berada di Arafah hingga setelah Maghrib.
Jika seseorang melakukan wukuf pada malam hari, maka tidak ada kewajiban apa-apa baginya. Sementara ulama mazhab Syafi’i berpendapat bahwa memanjangkan wukuf pada siang hari sampai malam hari bukanlah suatu kewajiban, melainkan sebuah sunnah.

Tempat Wukuf

Ilustrasi tempat wukuf. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
Masih dari sumber yang sama, tempat wukuf dapat dilakukan di mana saja asalkan masih di daerah Arafah. Karena semua daerah Arafah adalah tempat wukuf.
ADVERTISEMENT
Ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahih Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku wukuf di sini, dan seluruh Arafah adalah tempat wukuf.”
Bila memungkinkan, jemaah haji disunnahkan melakukan wukuf di Shakhrat atau tempat yang dekat Gunung atau Jabal Rahmah karena Rasulullah SAW melakukan wukuf di tempat tersebut.
Selain itu, ulama sepakat tempat yang tidak bisa digunakan untuk wukuf adalah lembah di arah barat Arafah.

Tata Cara Wukuf

Ilustrasi tata cara wukuf. Foto: Unsplash/ekrem osmanoglu
Dirangkum dari buku Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah oleh Ustaz A Solihin As Suhaili, tata cara pelaksanaan wukuf juga diikuti sunnah-sunnah yang bisa dilakukan oleh umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji. Berikut rinciannya.
ADVERTISEMENT

1. Menuju Arafah Diiringi Takbir, Tahlil, dan Talbiyah

Jemaah haji dapat menuju Arafah pada hari kesembilan setelah selesai melaksanakan sholat subuh atau setelah matahari terbit. Saat di perjalanan, disunahkan membaca takbir, tahlil, dan talbiyah.
Sunah tersebut tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Muhammad bin Abi Bakar Ats-Tsaqafi yang berkata:
“Aku bertanya pada Anas ketika kami melakukan perjalanan dari Mekah menuju Mina. “Apa yang kamu lakukan bersama Nabi SAW? Anas menjawab, ‘Orang-orang membaca talbiyah, takbir, dan tahlil, dan Rasulullah tidak mengingkari mereka.”

2. Mandi di Namirah

Setelah itu, jemaah disunahkan turun di Namirah dan mandi di sana untuk persiapan wukuf di Arafah. Selain itu, disunahkan untuk tidak memasuki Arafah kecuali setelah matahari tergelincir.
Di dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Umar ra mandi di Arafah karena ia wukuf di sana pada sore hari.
ADVERTISEMENT

3. Meneliti Lokasi

Seluruh lokasi Arafah adalah tempat wukuf. Bila memungkinkan hendaklah menjadikan Jabal Rahmah antara dirinya dan qiblat, karena hal itulah yang paling baik. Perlu diingat, selain lembah di arah barat Arafah, Wadi Uranah bukan termasuk Arafah.

4. Tidak Berpuasa

Dimakruhkan berpuasa pada hari wukuf. Rasulullah SAW melaksanakan wukuf dalam kondisi tidak berpuasa, di mana beliau dikirimi secangkir susu lalu meminumnya.

5. Melaksanakan Sholat Zuhur dan Ashar dan Berdizkir

Selanjutnya, melakukan jama’ sholat Zuhur dan Ashar dengan menghadap kiblat, memperbanyak istighfar, berdzikir dan berdoa baik untuk diri pribadi maupun orang lain, mengenai kepentingan agama atau dunia disertai taqwa dan perhatian penuh sambil mengangkat kedua tangan.
Sebaik-baiknya doa adalah doa pada hari Arafah. Sebagaimana Aisyah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yang pada hari itu Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka dengan jumlah yang lebih banyak dari pada hari Arafah.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya, (para hari itu) Ia turun (dari atas langit) dan membanggakan mereka kepada para malaikat. Ia lalu berkata, “apa yang mereka inginkan.” (HR. Muslim)

6. Memperbanyak Bacaan Dzikir dan Sholawat

Disunahkan untuk memperbanyak membaca dzikir, “Laa ilaaha illalallaahu wadahu laa syariika lah. Lahul mulk wa lahul hamd Wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadiir.”
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Pemilik Kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Selain dzikir tersebut, disunahkan pula untuk memperbanyak sholawat dan salam untuk nabi Muhammad SAW.

7. Meninggalkan Arafah Setelah Matahari Terbenam

Disunahkan untuk tidak keluar dari Arafah kecuali setelah matahari terbenam. Bertolak ke Muzdalifah dengan tenang setelah matahari terbenam. Apabila menemukan kelonggaran hendaklah mempercepat jalannya.
(IPT)