news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Penjelasan Ruang Lingkup Sejarah sebagai Ilmu dan Ciri-cirinya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
3 Agustus 2023 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ruang lingkup sejarah sebagai ilmu. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ruang lingkup sejarah sebagai ilmu. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Sejarah merupakan salah satu bidang keilmuan yang membahas peristiwa di masa lampau. Agar mudah dalam mempelajarinya, diperlukan ruang lingkup untuk memberikan batasan-batasan subjek sejarah.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman KBBI, ruang lingkup dapat diartikan sebagai luasnya subjek yang tercakup. Dari pengertian tersebut, ruang lingkup sejarah merupakan batasan-batasan dalam mengkaji dan memahami sejarah.
Apa saja ruang lingkup sejarah sebagai ilmu? Simak penjelasannya dalam artikel berikut!

Pengertian Sejarah

Ilustrasi ruang lingkup sejarah sebagai ilmu. Foto: Unsplash.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Kata ini kemudian berkembang artinya menjadi akar, keturunan, asal-usul, dan silsilah.
Secara umum, sejarah dapat diartikan sebagai segala peristiwa yang terjadi di masa lampau. Namun, para ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang pengertian sejarah.
Mengutip buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 1 untuk SMA/Ma Kelas X oleh dr Abdurakhman, ilmuwan Muslim asal Tunisia, Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang manusia dan peradabannya. Catatan tersebut mencakup seluruh proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat dengan segala sebab akibat yang ada.
ADVERTISEMENT
Sedangkan filsuf Yunani yang dijuluki bapak sejarah, Herodotus, berpendapat bahwa sejarah tidak berkembang dan bergerak ke depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak melingkar, yang tinggi rendahnya lingkaran disebabkan keadaan manusia itu sendiri.
Sementara Sartono Kartodirdjo membagi pengertian sejarah menjadi dua macam. Sejarawan yang dijuluki Bapak Sejarah Indonesia ini membagi pengertian sejarah ke dalam arti objektif dan subjektif.
Sejarah dalam arti objektif artinya kejadian atau peristiwa yang tidak dapat terulang kembali. Sedangkan dalam arti subjektif, sejarah diartikan sebagai suatu konstruksi yang disusun oleh penulis sebagai kisah. Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan dari rangkaian fakta-fakta yang saling berkaitan.

Ruang Lingkup Sejarah sebagai Ilmu

Ilustarasi ruang lingkup sejarah sebagai ilmu. Foto: Unsplash.
Pada dasarnya, ruang lingkup sejarah terbagi menjadi empat hal, yakni sejarah sebagai ilmu, peristiwa, seni, dan kisah. Ruang lingkup sejarah sebagai ilmu dipandang sebagai pengetahuan yang mempelajari peristiwa dan tokoh yang hidup di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu jika data-data dan fakta suatu peristiwa dapat dibuktikan melalui serangkaian metode ilmiah. Ruang lingkup ini berfungsi untuk menjadikan sejarah sebagai kajian yang objektif guna meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Mengutip buku Sejarah untuk Kelas 1 SMA karya M Habib Mustopo, sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, dan memiliki metode. Penjelasan karakteristik sejarah sebagai ilmu sebagai berikut:

1. Empiris

Dalam bahasa Yunani, empiris atau empeiria berarti pengalaman. Jadi, sejarah sangat bergantung pada pengalaman-pengalaman manusia. Pengalaman tersebut terekam dalam dokumen, monumen, naskah kuno, atau benda-benda bernilai sejarah lainnya.

2. Memiliki Objek

Setiap ilmu harus memiliki tujuan dan objek material atau sasaran yang jelas untuk membedakan dengan ilmu lainnya. Sebagai suatu ilmu, sejarah memiliki objek berupa manusia, peristiwa, dan masyarakat dalam sudut pandang waktu lampau.
ADVERTISEMENT

3. Memiliki Teori

Sebagaimana ilmu sosial, sejarah mempunyai teori yang berisi kaidah-kaidah pokok suatu ilmu.

4. Memiliki Metode

Sejarah mempunyai metode tersendiri dalam melakukan penelitian. Guna memahami suatu realitas, para sejarawan memiliki patokan-patokan teoritis dan metodologis.
(GLW)