Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pentingnya Seminar Parenting untuk Orang Tua dalam Mendidik Anak
24 Juli 2024 14:14 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seminar parenting adalah salah satu program yang diperuntukkan bagi para orang tua. Tujuannya agar para orang tua dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan keterampilan, serta profesi yang dimilikinya, agar bisa bermanfaat untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Seminar parenting diharapkan dapat mengubah perilaku sebagai orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Dalam seminar parenting, para orang tua akan bertemu para ahli dan orang tua lainnya, sehingga dapat berbagi cerita dan pengalaman.
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari seminar parenting. Simak uraian lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Seminar Parenting?
Dikutip dari Urgensi Program Parenting Bagi Orang Tua Anak Usia Dini (Studi Deskriptif pada TK IT Permata Sunnah Banda Aceh) oleh Ismiati, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, parenting berasal dari bahasa Inggris, yakni parent yang artinya orang tua.
Secara terminologi, parenting adalah proses mengasuh anak, dari kata dasar "asuh" yang berarti menjaga, merawat, dan mendidik anak.
ADVERTISEMENT
Jadi, parenting bisa didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mencakup apa seharusnya dilakukan oleh orang tua pengasuh dalam menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawabnya terhadap perkembangan anak.
Sementara itu, seminar adalah pertemuan berkala yang diadakan untuk membahas suatu masalah tertentu dengan cara berdiskusi.
Jadi, yang dimaksud seminar parenting adalah program yang menjadi wadah ilmu untuk para orang tua yang merasa kurang paham tentang cara mendidik dan mengasuh anak dengan benar. Ada banyak ilmu tentang pola pengasuhan anak yang bisa didapat orang tua dalam seminar parenting.
Tujuan Seminar Parenting
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk mencapai kesuksesan, baik di bidang moral, pendidikan, hingga karier. Untuk mencapai hal tersebut, gaya parenting yang baik tentu dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Menurut karya ilmiah berjudul Pendidikan Parenting: Mengembangkan Kemampuan Orang Tua dalam Mendidik Anak oleh Dina Wilda Sholikha, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, anak-anak yang dibesarkan dengan paksaan atau kekerasan akan menjadi orang yang bersikap kasar dan sulit dikendalikan.
Mendidik anak memang tak bisa sesuka hati dan mengutamakan keinginan orang tua. Maka dari itu, untuk memahami terkait parenting lebih baik, orang tua dapat mengikuti seminar parenting. Berikut ini beberapa tujuan mengikuti seminar parenting:
1. Meningkatkan Kesadaran Orang Tua
Orang tua harus memiliki kesadaran dalam parenting. Kesadaran tersebut diperoleh dari ilmu dan pengetahuan, salah satu cara mendapatkannya adalah melalui seminar parenting.
Perlu diketahui, mengasuh anak tak hanya sekadar memenuhi kebutuhannya secara materi, tetapi juga memenuhi kebutuhan psikis, seperti kasih sayang tanpa ada kekerasan fisik dan verbal.
ADVERTISEMENT
2. Menyamakan Tujuan dan Kepentingan Antar Orang Tua dan Guru
Saat di rumah, orang tua perlu membiasakan anak untuk bersikap dan berperilaku baik sesuai yang sudah diajarkan guru, seperti tata cara makan yang benar, minta maaf ketika berselisih, dan merapikan mainan.
Guru perlu selalu menyampaikan pada orang tua apa saja yang telah dipelajari anak di sekolah. Dengan adanya ilmu parenting yang baik, orang tua akan lebih paham bahwa menyamakan tujuan antar guru dan orang tua cukup penting dalam pembentukan karakter anak.
3. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Orang Tua
Tujuan selanjutnya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan. Dalam parenting, orang tua harus memahami tentang pola asuh yang baik untuk anak mereka. Hal tersebut bermanfaat untuk membentuk karakter dan membantu perkembangan anak.
Guna meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan berkarakter pada anak, orang tua perlu secara aktif mencari kegiatan seminar.
ADVERTISEMENT
Di kumparanMOM Festival Hari Anak 2024, keluarga bisa menemukan berbagai talkshow yang edukatif untuk untuk keluarga! Mulai dari mendengarkan insight tentang mengenali minat dan bakat anak sejak dini hingga ajak anak main di playground.
Acara ini gratis dan akan diselenggarakan pada 27-28 Juli 2024 di Taman Anggrek GBK Jakarta Pusat. Informasi lengkap dan tiket dapat diakses di: kum.pr/infofha24
Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua
Keluarga, khususnya orang tua, merupakan komponen yang penting untuk mengembangkan kemampuan anak. Setiap orang tua memiliki tipe pola asuh yang berbeda-beda.
Disadur dari Pendidikan Parenting: Mengembangkan Kemampuan Orang Tua dalam Mendidik Anak oleh Dina Wilda Sholikha, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, berikut uraiannya:
1. Pola Asuh Demokratif
Pola asuh demokratif adalah pola pengasuhan di mana orang tua bekerja sama dan memiliki sifat kooperatif dalam memberikan pendampingan dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh ini memiliki ciri khusus, yakni orang tua memberikan kepercayaan pada anaknya dalam membentuk kebebasan berkreasi.
ADVERTISEMENT
Pola asuh demokratif menunjukkan bahwa sosialisasi di keluarga dapat terjalin dengan baik. Seperti diketahui, tak sedikit keluarga yang bermasalah karena hubungan antar individu yang kurang baik.
Orang tua dengan parenting tipe demokratif memberikan kebiasaan-kebiasaan positif pada anak untuk membantu perkembangannya, misalnya membiasakan bertata krama yang baik kepada siapa saja, melakukan aktivitas rutin di rumah, menerapkan kedisiplinan pada anak, dan lainnya.
2. Pola Asuh Permissive
Pola asuh permissive merupakan pola asuh di mana orang tua tak terlalu mengkhawatirkan kehidupan anaknya. Pola ini umumnya ditemukan pada keluarga yang banyak memiliki aktivitas pribadi, seperti orang tua yang harus bekerja. Jadi, mereka kerap memberikan perhatian dalam bentuk materi.
Orang tua yang menghadirkan pola asuh permissive pada anak cenderung mengganggu peran pendidikan dan sosialisasi anak. Keterlibatan orang tua dalam mengasuh untuk mengarahkan ke hal-hal yang baik pada anak dapat dikatakan kurang karena mereka terlalu sibuk bekerja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, latar belakang pendidikan dasar dan jenis pekerja yang tak bisa dilepas menyebabkan orang tua tak optimal dalam memberikan pengasuhan pada anak. Dampak dari pola ini membuat anak-anak menjadi lebih pasif dalam kegiatan di lingkungan sekolah.
3. Pola Asuh Otoritatif
Tipe pola asuh yang ketiga disebut dengan otoritatif. Pola asuh ini menerapkan aturan yang ketat pada anak. Ciri yang paling terlihat dari pola asuh otoritatif adalah orang tua memiliki kendali penuh atas kehidupan anak-anaknya serta pengawasan atau kontrol yang ketat.
Pola ini tentunya memiliki peran positif dan negatif untuk perkembangan anak. Positifnya, anak akan patuh terhadap perintah orang tua, bahkan menjadi anak yang sangat penurut.
Namun, negatifnya, anak tak memiliki kebebasan untuk mengembangkan apa yang ada dalam pikirannya. Dampak yang terjadi, anak akan lebih pendiam dan tertutup, bahkan menjadi pribadi yang sulit mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
4. Pola Asuh Penelantaran
Pola asuh penelantaran adalah pola asuh di mana anak yang tak dipedulikan orang tua. Pola ini bisa muncul apabila keluarga mengalami masalah internal ataupun eksternal.
Tipe pola asuh penelantaran akan membawa pengaruh negatif pada anak. Mereka akan cenderung hidup sesuai keinginannya tanpa pengawasan orang tua. Bahkan, dengan pola asuh ini, anak akan mengalami masalah psikologis dan fisik.
(NSF)