Konten dari Pengguna

Peran Energi Baru Terbarukan dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
18 Agustus 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Energi Baru Terbarukan.Foto:Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Energi Baru Terbarukan.Foto:Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia di abad ke-21, memengaruhi ekosistem, ekonomi, dan kesejahteraan manusia secara global. Energi baru terbarukan merupakan solusi dalam upaya untuk membalikkan dampak negatif dari pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tidak habis seperti matahari, angin, dan biomassa, energi terbarukan menawarkan alternatif yang bersih dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang telah menjadi penyebab utama pencemaran udara dan perubahan iklim.

Pengertian Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan.Foto:Pexels/Narcisa Aciko
Menurut buku Ditekindhan Ditjen Pothan Kemhan Energi baru terbarukan (EBT) adalah jenis energi yang diperoleh dari proses alam secara berkelanjutan dan digunakan sebagai alternatif untuk sumber energi konvensional.
Selain itu, EBT memiliki karakteristik ramah lingkungan yang signifikan, sehingga berperan dalam mengurangi pemanasan global dan menurunkan emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari berbagai sumber.
Definisi energi baru dan terbarukan dapat ditemukan dalam Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam peraturan tersebut, energi baru didefinisikan sebagai bentuk energi yang dihasilkan melalui teknologi terbaru, baik yang bersumber dari energi terbarukan maupun energi tidak terbarukan.
ADVERTISEMENT
Definisi ini menegaskan bahwa energi baru berasal dari teknologi yang masih relatif baru dan belum banyak digunakan oleh masyarakat umum. Pengelolaan energi ini juga masih dalam tahap pengembangan dan uji kelayakan sebelum dapat diterapkan secara luas.

Jenis Energi Baru Terbarukan

1. Energi Surya

Energi surya merupakan jenis energi yang didapat dari sinar matahari melalui penggunaan panel surya. Kini, berbagai wilayah di Indonesia telah mengembangkan instalasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
Contohnya adalah PLTS Terapung Cirata di Indonesia. Walaupun potensi tenaga surya sebagai sumber energi terbarukan di negara ini sangat besar, masih terdapat beberapa tantangan, seperti masalah pembiayaan proyek, infrastruktur pendukung,dll.

2. Energi Air

Energi ini dihasilkan dari aliran air seperti sungai, laut, atau bendungan. Indonesia memiliki potensi besar dalam hal ini berkat banyaknya sungai dan air terjun yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia terletak di Sulawesi Tengah, yaitu Pembangkit Listrik Poso.
ADVERTISEMENT

3. Energi Tenaga Angin

Energi ini memanfaatkan energi kinetik dari angin untuk memutar turbin angin. Contoh penerapannya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLT Bayu) Sidrap yang berlokasi di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Proses pemanfaatan energi angin melibatkan konversi dari energi kinetik menjadi gerak rotor (baling-baling) yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Penggunaan energi angin mencakup aplikasi mekanik seperti pompa air serta pembangkit listrik tenaga angin.
Pada tahun 2019, potensi energi angin di Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan energi lainnya, yaitu sebesar 60.647 MW.

4. Bioenergi

Bioenergi adalah jenis energi terbarukan yang diperoleh dari bahan organik. Bioenergi dihasilkan melalui pengolahan biomassa, yaitu material yang berasal dari makhluk hidup.
Contoh bahan baku bioenergi yang umum digunakan meliputi kelapa sawit, kotoran ternak, jarak pagar, ubi kayu, dan sebagainya. Di Indonesia, bioenergi dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
Dan hingga tahun 2019, sudah ada 4 Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi yang tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur.

5. Energi Ombak

Energi gelombang laut, atau energi ombak, diperoleh dari tekanan gelombang air laut yang bergerak naik turun. Sebagai negara maritim yang terletak di antara dua samudera, Indonesia memiliki potensi besar untuk penerapan teknologi ini.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Guru Besar Oseanografi dari Universitas Maryland mengenai potensi energi laut di Indonesia.

6. Energi Panas Bumi

Energi panas bumi terkait dengan pergerakan magma di dalam kerak bumi menuju permukaan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003, energi panas bumi ditemukan dalam bentuk air panas, uap air, batuan, mineral, dan gas lain dalam sistem panas bumi.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang terletak di wilayah cincin api, Indonesia diperkirakan memiliki potensi sebesar 40% dari total potensi panas bumi dunia. Pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1983 di Kamojang, Jawa Barat.

Keunggulan Energi Baru Terbarukan

Ada beberapa keunggulan dalam penggunaan energi baru terbarukan Biaya operasional untuk pembangkit listrik tenaga terbarukan cenderung rendah dan bersaing dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Biaya pembangkit listrik tenaga terbarukan tetap stabil sepanjang masa pakai fasilitas. Sumber energi ini, seperti tenaga angin atau surya, tersedia secara konsisten sepanjang waktu.
Energi terbarukan berasal dari inti bumi dan fluidanya didaur ulang kembali ke bumi. Pembangkit listrik dengan siklus biner tidak menghasilkan polusi atau emisi gas rumah kaca, dan energi terbarukan dihasilkan secara domestik, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor minyak bumi.
ADVERTISEMENT
Keunggulan lain dari pembangkit listrik terbarukan adalah faktor kapasitas, yang mengukur perbandingan antara beban rata-rata yang dihasilkan selama suatu periode dengan beban maksimum yang dapat dihasilkan.

Kelemahan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

Secara umum, sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sering terletak jauh dari permukiman, seperti di hutan, pegunungan, atau daerah terpencil (misalnya panas bumi, irigasi, dan mikrohidro).
Hal ini memerlukan pembangunan infrastruktur yang membuat biaya EBT menjadi kurang ekonomis. Selain itu, pembangkit listrik EBT memerlukan investasi besar untuk eksplorasi, pengeboran, dan pembangunan fasilitas.
Pembangunan pembangkit EBT juga dapat mempengaruhi stabilitas tanah di sekitar sumbernya.

Peluang (Opportunity) untuk Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia:

ADVERTISEMENT

Peran Energi Baru Terbarukan dalam Perubahan Iklim

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kembali menekankan pentingnya pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor energi dan mencapai target Indonesia Net Zero Emission pada tahun 2060 atau bahkan lebih awal.
Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar, dengan total kapasitas sekitar 3.000 giga watt (GW), di mana potensi energi panas bumi saja mencapai 24 GW.
Energi Baru Terbarukan (EBT) memainkan peran krusial dalam mengatasi perubahan iklim dengan menawarkan solusi yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai peran EBT dalam perubahan iklim:
ADVERTISEMENT

1. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

EBT seperti energi solar, angin, hidro, dan geotermal menghasilkan energi tanpa emisi karbon dioksida dan polutan lainnya, yang membantu mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global.

2. Transisi Energi Bersih

EBT mendukung transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Ini penting untuk mencapai target pengurangan emisi global dan mengatasi perubahan iklim secara efektif.

3. Ketahanan Energi

Dengan memanfaatkan sumber energi lokal dan terbarukan, EBT dapat meningkatkan ketahanan energi, mengurangi ketergantungan pada impor energi, dan menciptakan sistem energi yang lebih stabil dan aman.

4. Inovasi Teknologi

Pengembangan dan penerapan teknologi EBT, seperti panel surya, turbin angin, dan sistem penyimpanan energi, mendorong inovasi yang dapat menghasilkan solusi lebih efisien dan terjangkau untuk produksi energi bersih.

5. Peluang Ekonomi dan Sosial

EBT dapat menciptakan peluang kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi hijau. Selain itu, investasi dalam EBT berpotensi meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi polusi udara dan dampak kesehatan negatif dari pembakaran bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT

6. Keseimbangan Ekosistem

EBT cenderung memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan dengan energi fosil, membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi keanekaragaman hayati.
Investasi dan inovasi dalam energi baru terbarukan adalah kunci untuk mencapai target perubahan iklim global, meningkatkan ketahanan energi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau.
Melalui upaya kolektif dan komitmen berkelanjutan, dipastikan masa depan nasional yang lebih bersih dan lebih sehat bagi generasi mendatang.(shr)