Perbandingan PDB dan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan Negara Lain

Perbandingan PDB dan pendapatan per kapita Indonesia dengan negara lain. Foto: iStock

Bagaimana perbandingan PDB dan pendapatan per kapita Indonesia dengan negara lain? Sebelum membahas mengenai perbandingan ini, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian PDB dan pendapatan per kapita.

PDB atau Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Sementara itu, pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk per kapita (tiap orang) dalam suatu negara.

Untuk mengetahui perbandingan PDB dan pendapatan per kapita Indonesia dengan negara lain, simak uraian lengkapnya berikut ini.

Perbandingan PDB dan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan Negara Lain

Ilustrasi GDP atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai PDB. Foto: iStock

Penyajian PDB dari berbagai sektor dirinci menurut nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi, yang mencakup sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas, dan air, konstruksi, perdagangan, pengangkutan, lembaga keuangan, dan jasa-jasa.

Sementara itu, PDB menurut penggunaan dirinci berdasarkan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor netto.

PDB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya pendapatan per kapita. Tingkat kemakmuran suatu negara tidak hanya dilihat dari besar kecilnya GDP karena tidak bisa menunjukkan berapa jumlah penduduk yang harus dihidupi.

Selain itu, GDP tinggi yang dimiliki suatu negara bukan suatu ukuran bahwa negara tersebut telah makmur. Sementara pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau dalam dolar Amerika Serikat.

Dengan cara demikian, dapat membandingkan pendapatan per kapita suatu negara dengan negara lain, terutama negara-negara sekitar yang berdekatan. Dalam hal ini, Indonesia sebagai contoh di antara negara-negara ASEAN.

Perbandingan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kedudukan negara yang bersangkutan di antara negara-negara lain.

Umumnya, negara yang masih berkembang seperti Indonesia mempunyai pendapatan per kapita yang rendah. Rendahnya pendapatan per kapita pada negara yang sedang berkembang disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

Dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand, Indonesia tertinggal jauh. Pada tahun 2004, pendapatan per kapita Indonesia adalah US$ 900, sedangkan Malaysia US$ 3.900. Jika ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen setahun, 25 tahun lagi negara Indonesia baru setara Malaysia saat ini.

Ilustrasi penghitungan pendapatan per kapita. Foto: iStock

Ada dua cara untuk menghitung pendapatan per kapita, yaitu berdasarkan harga yang sedang berlaku dan berdasarkan harga tetap (konstan).

Jika menghitung berdasarkan harga yang berlaku, hasilnya disebut pendapatan per kapita nominal, sedangkan jika dihitung berdasarkan harga tetap (konstan), hasilnya disebut pendapatan per kapita riil.

Pendapatan nasional yang diperoleh suatu negara belum dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu negara. Ini karena perhitungan pendapatan nasional tidak mengikutsertakan unsur jumlah penduduk negara bersangkutan. Selain itu, tidak diketahui pula bagaimana pendapatan nasional tersebut didistribusikan.

Sebagai contoh, pendapatan nasional Indonesia adalah US$ 800.680,00 juta, lebih besar daripada pendapatan nasional Malaysia yang US$ 328.640,00 juta.

Akan tetapi, apakah hal ini bisa mencerminkan bahwa rakyat Indonesia lebih sejahtera dari rakyat Malaysia? Jawabannya belum tentu.

Pendapatan per kapita yang harus dijadikan ukuran adalah pendapatan per kapita riil, bukan pendapatan per kapita nominal. Pendapatan per kapita riil adalah pendapatan per kapita yang sudah memperhitungkan tingkat kenaikan harga atau inflasi.

(SFR)