Konten dari Pengguna

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik, Pengertian, serta Contohnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
19 Agustus 2024 20:06 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik, Pengertian, serta Contohnya. Foto: Unsplash/Aditya Nara.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik, Pengertian, serta Contohnya. Foto: Unsplash/Aditya Nara.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menghasilkan berbagai jenis sampah, baik dari aktivitas rumah tangga, industri, maupun kegiatan lainnya. Sampah ini umumnya terbagi menjadi dua kategori utama: sampah organik dan sampah anorganik. Dalam artikel ini akan membahas perbedaan sampah organik dan anorganik.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari journal.ummat.ac.id, sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya. Namun, dalam kondisi dan pengolahan tertentu sampah masih dapat digunakan.

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Ilustrasi Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik, Pengertian, serta Contohnya. Foto: Unsplash/Unsplash+.
Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai perbedaan antara sampah organik dan anorganik.

Sampah Organik

Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati, yaitu segala sesuatu yang berasal dari makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan.
Sampah ini memiliki sifat biodegradable, yang berarti dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Proses penguraian sampah organik berlangsung secara alami dan relatif cepat, menghasilkan komponen-komponen yang lebih sederhana, seperti air, karbon dioksida, dan senyawa organik lainnya yang dapat kembali ke alam tanpa meninggalkan dampak negatif bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Karena sifatnya yang mudah terurai, sampah organik sering kali dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sampah anorganik.
Pengelolaan sampah organik yang tepat, seperti melalui pengomposan, dapat mengubah sampah ini menjadi pupuk alami yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.
Jenis dan Contoh Sampah Organik
Sampah organik dapat dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan kandungan airnya: sampah organik basah dan sampah organik kering. Berikut adalah penjelasan dan contohnya:
Sampah organik basah adalah jenis sampah yang mengandung banyak air. Karena kandungan air yang tinggi, sampah ini cenderung cepat membusuk, sehingga sering menimbulkan bau yang tidak sedap. Sampah organik basah biasanya berasal dari sisa-sisa makanan dan produk pertanian.
Contoh:
Sisa-sisa sayuran
Kulit buah seperti kulit pisang
ADVERTISEMENT
Buah yang busuk
Kulit bawang
Sedangkan sampah organik kering adalah jenis sampah yang hanya mengandung sedikit air. Karena kandungan air yang rendah, sampah ini tidak mudah membusuk dan lebih tahan lama. Namun, sampah organik kering sering kali sulit diolah kembali, sehingga biasanya dibakar untuk menghilangkannya.
Contoh:
Kayu
Ranting pohon
Daun-daun kering
Pemanfaatan sampah organik
Sampah organik memiliki berbagai potensi pemanfaatan yang tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Berikut adalah beberapa cara pemanfaatan sampah organik:
1. Pembuatan pupuk sampah organik seperti sisa-sisa buah, sayuran, daun kering, dan limbah dapur lainnya dapat diolah menjadi pupuk kompos. Proses ini melibatkan dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme, yang menghasilkan kompos sebagai produk akhir.
ADVERTISEMENT
Kompos kaya akan nutrisi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia.
2. Tambahan pakan ternak sampah organik, terutama sisa makanan dan limbah pertanian, dapat digunakan sebagai tambahan pakan untuk ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Sisa-sisa sayuran, kulit buah, dan daun-daunan yang tidak terpakai bisa langsung diberikan kepada hewan atau diolah terlebih dahulu.
Selain itu, sampah organik juga dapat diolah menjadi pelet yang menjadi pakan siap saji untuk ayam dan ikan. Ini membantu mengurangi limbah sekaligus menghemat biaya pakan ternak.
3. Produksi biogas sampah organik seperti kotoran hewan dan manusia, serta limbah dari produksi makanan seperti tempe dan tahu, dapat diolah menjadi biogas melalui proses fermentasi anaerobik.
ADVERTISEMENT
Biogas adalah sumber energi terbarukan yang bisa digunakan untuk memasak atau membangkitkan listrik. Selain itu, residu dari proses biogas, yang disebut slurry, dapat digunakan sebagai pupuk organik, menambah manfaat dari proses ini.
4. Penggunaan dalam industri kreatif beberapa jenis sampah organik, seperti kulit pisang, kelapa, atau bambu, dapat dimanfaatkan dalam industri kreatif untuk membuat produk kerajinan tangan seperti tas, dompet, dan berbagai aksesori.
5. Pembuatan produk olahan sampah organik tertentu, seperti sisa-sisa buah, bisa diolah menjadi produk olahan seperti selai, manisan, atau bahan kosmetik alami. Pengolahan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga menciptakan peluang usaha yang potensial.

Sampah Anorganik

Anorganik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan benda atau bahan yang tidak berasal dari makhluk hidup dan tidak mengandung unsur karbon dalam bentuk rantai karbon-hidrogen seperti yang terdapat pada senyawa organik.
ADVERTISEMENT
Bahan anorganik umumnya terdiri dari mineral, logam, dan bahan-bahan non-organik lainnya yang tidak dapat dengan mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme.
Dalam konteks lingkungan, sampah anorganik merujuk pada jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan non-hayati yang sulit atau tidak bisa terurai secara alami.
Sampah anorganik ini biasanya terdiri dari bahan-bahan seperti plastik, logam, kaca, dan produk-produk sintetik lainnya.
Karena sifatnya yang tahan lama dan tidak mudah terurai, pengelolaan sampah anorganik sering kali menjadi tantangan besar dalam upaya pelestarian lingkungan.
Bahan anorganik memiliki berbagai aplikasi penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam industri, konstruksi, dan teknologi.
Namun, karena ketidakmampuannya untuk terurai secara alami, sampah anorganik perlu dikelola dengan bijaksana melalui daur ulang atau pemrosesan khusus agar tidak menumpuk di lingkungan dan menyebabkan pencemaran.
ADVERTISEMENT
Jenis dan Contoh Sampah Anorganik
Sampah anorganik umumnya terbuat dari bahan-bahan yang diproduksi manusia, seperti plastik, logam, kaca, dan produk-produk sintetis lainnya. Berikut adalah beberapa jenis sampah anorganik beserta contohnya:
Plastik
Jenis: Plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang paling umum ditemukan. Plastik sulit terurai dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk benar-benar hancur di lingkungan.
Contoh: Botol plastik, kantong plastik, bungkus makanan, sedotan, dan mainan plastik.
Logam
Jenis: Sampah anorganik yang terbuat dari logam biasanya berasal dari barang-barang yang terbuat dari besi, aluminium, tembaga, atau logam lainnya.
Contoh: Kaleng minuman, peralatan dapur bekas (seperti panci dan wajan), paku, kawat, dan bagian-bagian kendaraan.
Kaca
Jenis: Kaca adalah bahan anorganik yang berasal dari pasir kuarsa dan sering digunakan dalam berbagai produk rumah tangga dan industri.
ADVERTISEMENT
Contoh: Botol kaca, gelas, jendela, dan cermin.
Kertas dan Karton
Jenis: Meskipun kertas dan karton bisa terurai secara alami, jenis ini dianggap sebagai sampah anorganik jika sudah dilapisi dengan bahan lain yang sulit terurai, seperti plastik atau lilin.
Contoh: Kertas bungkus yang dilapisi plastik, kotak susu atau jus (tetra pak), dan kertas berlapis lilin.
Karet
Jenis: Karet merupakan bahan yang dihasilkan dari proses sintetis atau dari getah tanaman, namun produk akhir yang diolah seringkali dianggap sebagai sampah anorganik.
Contoh: Ban bekas, sepatu karet, dan peralatan rumah tangga dari karet.
Tekstil Sintetis
Jenis: Tekstil yang terbuat dari serat sintetis, seperti polyester atau nilon, juga termasuk dalam sampah anorganik karena sulit terurai.
ADVERTISEMENT
Contoh: Pakaian dari bahan sintetis, karpet, dan kain pelapis furnitur.
Bahan Elektronik dan Komponen
Jenis: Barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai sering disebut sebagai e-waste atau sampah elektronik, yang merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang sangat sulit dikelola.
Contoh: Ponsel, komputer, televisi, baterai, dan kabel.
Keramik dan Porcelen
Jenis: Bahan ini merupakan produk dari tanah liat yang telah dipanaskan hingga menjadi keras dan tahan lama, namun sulit terurai.
Contoh: Piring, cangkir, ubin lantai, dan patung.
Pemanfaatan Sampah Anorganik
Pemanfaatan sampah anorganik melibatkan proses daur ulang dan penggunaan kembali bahan-bahan non-hayati yang tidak dapat terurai secara alami.
Daur Ulang Plastik
Proses: Plastik yang dikumpulkan dari sampah rumah tangga atau industri dapat diproses melalui pembersihan, penggilingan, dan peleburan untuk membuat bahan baku baru.
ADVERTISEMENT
Produk akhir: Botol plastik baru, kontainer, bahan bangunan seperti papan plastik, dan tekstil sintetis.
Daur Ulang Logam
Proses: Logam seperti aluminium, besi, dan tembaga dapat dikumpulkan, dicuci, dan dilebur untuk diubah menjadi logam baru.
Produk akhir: Kaleng minuman baru, komponen otomotif, bahan bangunan, dan peralatan rumah tangga.
Daur Ulang Kaca
Proses: Kaca yang dikumpulkan dapat dihancurkan, dicuci, dan dilebur untuk membuat kaca baru.
Produk akhir: Botol kaca, gelas, dan bahan bangunan seperti ubin kaca.
Daur Ulang Kertas dan Karton
Proses: Kertas dan karton dikumpulkan, dihancurkan, dan diolah menjadi pulp yang kemudian digunakan untuk membuat kertas baru.
Produk akhir: Kertas daur ulang, karton, dan produk kertas lainnya.
Pemanfaatan Karet
Proses: Ban bekas dan produk karet lainnya dapat diproses menjadi crumb rubber atau bahan daur ulang yang digunakan dalam berbagai aplikasi.
ADVERTISEMENT
Produk akhir: Permukaan jalan, alas kaki, bahan bangunan, dan produk karet lainnya.
Pemanfaatan Tekstil Sintetis
Proses: Tekstil sintetis yang sudah tidak terpakai dapat diolah menjadi serat baru atau bahan untuk produk lain.
Produk akhir: Bahan tekstil baru, karpet, dan bahan isolasi.
Pemanfaatan Bahan Elektronik (e-Waste)
Proses: Komponen elektronik yang sudah tidak digunakan dapat diuraikan untuk mengambil bahan berharga seperti logam mulia dan komponen lainnya.
Produk akhir: Bahan baku untuk perangkat elektronik baru, logam daur ulang, dan bahan komponen lainnya.
Pengolahan Keramik dan Porcelen
Proses: Produk keramik dan porcelen yang rusak dapat dihancurkan dan digunakan sebagai agregat dalam campuran beton.
Produk akhir: Bahan bangunan, seperti beton daur ulang atau ubin.
Memahami perbedaan antara sampah organik dan anorganik merupakan langkah awal yang penting dalam upaya kita untuk mengelola limbah secara bijaksana dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenali jenis-jenis sampah yang kita hasilkan, kita dapat lebih mudah menentukan metode pengolahan yang tepat, baik melalui daur ulang, pengomposan, atau pemanfaatan kembali.