Pithecantropus Erectus: Sejarah Penemuan, Ciri-Ciri, dan Peninggalannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 November 2021 18:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pithecanthropus erectus sebagai fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pithecanthropus erectus sebagai fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pithecantropus erectus adalah fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia. Tidak hanya itu, Pithecantropus erectus juga menjadi salah satu jenis manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fosil Pithecantropus erectus pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1890. Penemuan fosil ini diduga berasal dari lapisan Pleistosen tengah. Mereka hidup sekitar 1-1,5 juta tahun yang lalu.
Di Pulau Jawa, Dubois pertama kali melakukan penggalian di Desa Kedungbrubus. Selanjutnya, ia berpindah menuju Trinil yang terletak di pinggiran sungai Bengawan Solo. Dari sinilah, berbagai jenis penemuan manusia purba Pithecanthropus mulai bermunculan.
Penasaran seperti apa sebenarnya wujud manusia purba Pithecanthropus erectus? Bagaimana ciri-ciri fisiknya? Simak ulasam lengkapnya berikut ini.
Ilustrasi temuan tengkorak Pithecanthropus erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois. Foto: Wikimedia Commons

Peran Eugene Dubois dalam Penemuan Pithecantropus erectus

Berdasarkan situs kemdikbud.go.id, di Desa Trinil inilah, Dubois menemukan fosil gigi (Tr-1), sebuah fosil tempurung kepala pada tahun 1891 (diberi label Tr-2) dan fosil tulang paha (diberi label Tr-3) pada tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
Dubois mengamati bentuk atau morfologi tempurung kepala Tr-2 ini berbeda dengan bentuk tempurung kepala manusia sekarang (Homo sapiens).
Dubois juga menambahkan, adanya perbedaan morfologi-anatomi ini, memberi kesan adanya percampuran antara bentuk tempurung kepala manusia sekarang dan tempurung kepala dari kera besar.
Oleh sebab itu, Dubois yakin, ia telah menemukan suatu missing link makhluk yang menjadi penghubung antara kera dan manusia, dan makhluk ini mampu berjalan tegak seperti halnya manusia.
Temuannya ini kemudian dia namakan Pithecanthropus erectus, yang artinya "manusia kera yang berdiri tegak".
Ilustrasi wujud manusia purba Pithecanthropus erectus. Foto: Wikimedia Commons

Ciri-Ciri Pithecanthropus erectus

Merangkum dalam buku Indonesia Nan Indah Situs Purbakala karya Kusnanto (2019: 25), ciri-ciri Pithecanthropus erectus adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

Peninggalan Kebudayaan Pithecanthropus erectus

Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia terbitan Uwais Inspirasi Indonesia (2019: 33), cara hidup manusia purba Pithecanthropus erectus adalah dengan cara berburu dan meramu, serta bergantung sepenuhnya dengan alam.
Hidup menyatu dengan alam, membuat Pithecanthropus erectus mampu menciptakan alat-alat yang membantu mereka dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, guna bertahan hidup dan mencari makanan.
Peralatan berburu dan meramu yang digunakan, terbuat dari bahan baku berupa batu dan tulang yang buat sedemikian rupa, untuk memudahkan mereka dalam mengumpulkan makanan.
Alat yang telah ditemukan dan merupakan hasil kebudayaan dari Pithecanthropus erectus antara lain:
(VIO)