Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Prinsip Estetik dalam Seni Rupa: Kesatuan hingga Proporsi
12 Oktober 2021 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penciptaan seni rupa murni adalah kegiatan berkarya seni lukis, seni patung, seni grafis, seni serat, dan lain-lain, untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman kehidupan penciptanya melalui perwujudan visual.
Terdapat dua aspek yang diperlukan dalam aktivitas penciptaan seni rupa murni, yaitu aspek konseptual dan aspek visual. Dalam aspek konseptual, prinsip estetik menjadi poin utama yang tidak boleh terlewat dalam penciptaan seni rupa murni.
Lalu, apa sebenarnya prinsip estetik dalam seni rupa? Apa saja hal-hal yang terkandung di dalamnya? Simak penjelasannya berikut ini.
Prinsip Estetik dalam Seni Rupa
Pada umumnya, karya seni rupa murni menganut prinsip estetik tertentu. Dalam hal ini, seniman harus dapat mengidentifikasi cita rasa kehidupan yang melekat pada karya-karya yang pernah diciptakan sebelum-sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pada tahap ini, seniman perlu menetapkan prinsip estetik yang paling sesuai untuk mengungkapkan pengalamannya. Ada beberapa alternatif prinsip estetika yang dapat dipilih seniman agar mampu menciptakan karya seni rupa murni.
Menurut buku Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 karangan Sem Cornelyus Bangun dkk (2014: 15), alternatif prinsip estetik di antaranya meliputi:
1. Pramodern
Prinsip estetik pramodern memandang seni sebagai aktivitas merepresentasi bentuk-bentuk alam, atau aktivitas pelestarian kaidah estetik tradisional .
2. Modern
Prinsip estetik modern memandang seni sebagai aktivitas kreatif, yang mengutamakan aspek penemuan, orisinalitas, dan gaya pribadi atau personality.
3. Posmodern
Prinsip estetik posmodern memandang seni sebagai aktivitas permainan tanda yang hiperiil dan ironik, sifatnya eklektik (meminjam dan memadukan dengan gaya seni lama), dan menyajikannya sebagai pencerminan budaya konsumerisme masa kini.
Hal-Hal yang Terkandung dalam Prinsip Estetik Seni Rupa
Dirangkum berdasarkan buku Desain Grafis Kemarin, Kini, dan Nanti oleh Namuri Migotuwio (2020: 30), prinsip estetik terdiri dari empat poin utama yang menentukan keberhasilan penciptaan karya seni rupa murni, di antaranya sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Kesatuan
Dalam penciptaan karya seni rupa murni, prinsip utama yang harus dipenuhi adalah kesatuan. Untuk itu, dalam merancang sebuah karya seni secara sempurna, diperlukan kesatuan dan keutuhan antara semua unsur-unsur seni rupa murni.
Sebagai contoh, desain dalam arsitektur disebut mencerminkan prinsip kesatuan, jika ada kesatuan antara bagian-bagian bentuk dari struktur bangunan, kesatuan antara ruang-ruang dan penggunaan warna, dan kesatuan antara bentuk bangunan dengan fungsinya.
2. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan prinsip penciptaan karya untuk menjamin tampilnya nilai-nilai keselarasan dan keserasian, yang mendukung prinsip kesatuan dengan menggunakan unsur-unsur seni rupa murni.
Sebab fungsinya menampilkan nilai-nilai keserasian dan keselarasan, maka prinsip ini juga sering disebut prinsip harmoni.
3. Irama
Irama menekankan keseimbangan yang mendukung gerak atau arah dengan menggunakan unsur-unsur seni rupa murni. Gerak atau arah tersebut, dapat mengunggah perasaan tertentu, seperti keteraturan, berkelanjutan, dinamika, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Irama dapat dihayati secara visual atau auditif, jika terdapat gerakan yang dapat dihayati, misalnya irama dari gerakan gelombang laut, gumpalan awan, gelombang suara dari angin, dan lain sebagainya.
4. Proporsi
Proporsi sebagai prinsip dalam penentuan nilai estetik yang dipakai untuk memberikan kesan berbentuk ekspresi seni. Proporsi berbentuk perhitungan matematis dan ilmiah.
Selain itu, dalam proporsi yang dibuatnya, seniman secara bebas dapat menambahkan intuisi dan emosi dalam karya seni rupa murni buatannya.
Sebagai contoh, pada seni patung Yunani dan arsitektur Mesir, hukum proporsi yang dikenal adalah golden section. Hukum ini yang juga dipakai kembali oleh pematung dan pelukis pada masa Rennaissance.
(VIO)