Profil Kota Makassar, Letak Geografis, dan Sejarah

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
13 November 2023 13:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Profil Kota Makassar, Letak Geografis, dan Sejarah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Profil Kota Makassar, Letak Geografis, dan Sejarah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini terletak di bagian selatan Pulau Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Dahulu, kota Makassar disebut Ujungpandang atau Ujung Pandang dari tahun 1971 hingga 1999.
Perubahan nama Ujung Pandang menjadi Makassar diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999. Yuk, simak profil kota Makassar berikut ini.

Profil Kota Makassar

Profil Kota Makassar. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT

Geografis Kota Makassar

Geografis Kota Makassar. Foto: Unsplash
Dirangkum dari situs sulselprov.go.id, berikut geografis kota Makassar yang terkenal dengan wisata Pantai Losari-nya.

1. Letak Kota Makassar

Kota Makassar terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan.
Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:
Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia.
Kota Makassar juga kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara. Hal ini membuat Makassar dikenal sebagai “Waterfront City”, karena di dalamnya mengalir beberapa sungai.
ADVERTISEMENT
Adapun sungai yang mengalir dalam kota Makassar adalah Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang. Semuanya bermuara ke dalam kota.

2. Topografi Makassar

Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang, dan Rappocini.

3. Luas Wilayah Makassar

Luas wilayah kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Luas wilayah kecamatannya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

4. Iklim Kota Makassar

Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.
Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

5. Administrasi Kota Makassar

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu:

6. Penduduk Kota Makassar

Sementara menurut data BPS Makassar tahun 2022, tercatat sebanyak 1.432.189 jiwa di Makassar. Jumlah laki-laki adalah 713.362 jiwa dan jumlah perempuan adalah 718.827 jiwa.
ADVERTISEMENT
Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.

Sejarah Kota Makassar

Sejarah Kota Makassar. Foto: Unsplash
Merangkum dari situs resmi Makassar Kota, awal kota dan bandar Makassar berada di muara Sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV.
Sumber-sumber Portugis memberitakan, bahwa bandar Tallo awalnya berada di bawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene. Pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang, bahkan menyerang dan menaklukkan kerajaan-kerajaan sekitarnya.
Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang seratus tahun kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar.
ADVERTISEMENT
Pada masa pemerintahan Raja Gowa XVI, didirikan Benteng Rotterdam. Pada masa itu terjadi peningkatan aktivitas pada sektor perdagangan lokal hingga internasional.
Secara internasional, sebagai salah satu bagian penting dalam dunia Islam, Sultan Makassar menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik yang erat dengan kerajaan-kerajaan Banten dan Aceh di Indonesia Barat, Golconda di India dan Kekaisaran Otoman di Timur Tengah.
Sejarah berubahnya Gowa Tallo menjadi kerajaan Islam terjadi pada 1605. Raja Gowa ke-XIV yang bernama Mangarangi Daeng Manrabia mendapatkan gelar Sultan Alauddin. Pada 9 November 1607, aktivitas umat Islam berupa salat Jumat diadakan pertama kali.
Makassar abad ke-19 dijuluki "kota kecil terindah di seluruh Hindia-Belanda" (Joseph Conrad, seorang penulis Inggris-Polandia terkenal), dan menjadi salah satu port of call utama bagi para pelaut pedagang Eropa, India dan Arab.
ADVERTISEMENT
Pada awal abad ke-20, Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah independen di Sulawesi, Makassar dijadikan sebagai pusat pemerintahan kolonial Indonesia Timur.
Perang Dunia Kedua dan pendirian Republik Indonesia sekali lagi mengubah wajah Makassar. Hengkangnya sebagian besar warga asing pada tahun 1949 dan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing pada akhir tahun 1950-an menjadikannya kembali sebuah kota provinsi.
Peningkatan penduduk di Makassar semakin meningkat. Hal ini dicerminkan dalam penggantian nama kota menjadi Ujung Pandang berdasarkan julukan "Jumpandang" yang selama berabad-abad lamanya menandai kota Makassar bagi orang pedalaman pada tahun 1971.
Baru pada tahun 1999 kota ini berubaha namanya kembali menjadi Makassar, tepatnya 13 Oktober berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999.
(DEL)