Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 15:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tata Surya. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tata Surya. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proses terjadinya Bumi dan tata surya telah lama menjadi bahan perdebatan di antara para ilmuwan. Banyak pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya planet-planet yang menghuni tata surya.
ADVERTISEMENT
Tata surya adalah sebuah sistem yang secara terstruktur tersusun atas benda-benda langit yang menjadi anggotanya. Tata surya terdiri atas matahari, planet-planet, komet, meteoroid, dan asteroid.
Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana proses terbentuknya Bumi dan tata surya, simak penjelasannya di bawah ini.

Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya

Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya. Foto: iStock
Proses terjadinya Bumi dan tata surya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini karena Bumi merupakan bagian dari tata surya. Proses perkembangan Bumi dan tata surya telah berusaha digambarkan oleh beberapa ilmuwan.
Gagasan pertama proses terjadinya Bumi dan tata surya dikemukakan oleh tiga orang ilmuwan, yaitu Immanuel Kant, Pierre Marquis de Laplace, dan Helmholtz, pada tahun 1755 sampai 1796.
Gagasan tersebut mengungkapkan bahwa adanya suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang tidak terlalu panas karena penyebarannya yang sangat terpencar.
ADVERTISEMENT
Benda tersebut yang kemudian disebut sebagai awal mula dari matahari, digambarkan sebagai suatu benda yang bergaris tengah 2 biliun mil yang berada dalam keadaan berputar.
Gerakan tersebut menyebabkan matahari secara terus-menerus akan kehilangan daya energinya dan akhirnya mengkerut. Akibat dari proses pengkerutan tersebut, matahari akan berputar lebih cepat lagi.
Dalam keadaan seperti ini, pada bagian ekuator matahari, kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya gaya sentrifugal.
Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gaya beratnya, yang semula mengimbanginya, dan menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari matahari tersebut terlempar.
Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya akan berputar mengikuti induknya, dan juga akan mengkerut lalu membentuk sejumlah planet.
ADVERTISEMENT
Sekitar 5 milyar tahun yang lalu, nebula (kabut gas) mengalami kontraksi karena gaya gravitasi dan mulai berputar serta menjadi lebih pipih.
Pada akhirnya, matahari mulai mengalami fusi dan planet-planet baru terbentuk lalu mulai memisahkan diri.
Unsur-unsur kimia yang lebih berat bergerak ke bagian pusat dan material batuan membentuk kerak. Planet-planet yang baru terbentuk melepaskan gas yang merupakan pembentukan awal dari atmosfer.
Ilustrasi Teori Planetisimal. Foto: iStock
Karena ternyata masih ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kejadian di dalam tata surya tersebut, muncul teori baru yang dikenal dengan teori Planetisimal. Teori ini dicetuskan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1905.
Dikutip dari GeoGrafi oleh Troels Raadam, teori ini mengemukakan adanya suatu bintang yang besar yang menyusup dan mendekati matahari. Akibat dari gejala ini, sebagian dari bahan yang membentuk matahari akan terkoyak dan direnggut dari peredarannya.
ADVERTISEMENT
Teori ini berpendapat bahwa Bumi terbentuk dari bahan-bahan yang direnggut tersebut yang kemudian memisahkan diri dari matahari.
Setelah itu, muncul teori pasang surut bintang yang dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffreys pada 1919. Menurutnya, planet dalam tata surya dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.
Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan terjadinya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.
Namun, teori ini mendapat banyak bantahan, yang kemudian memunculkan pendapat baru.
Fred Hoyle pada tahun 1956 mencetuskan teori bintang kembar, di mana dijelaskan bahwa dahulunya tata surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan, yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
ADVERTISEMENT
Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya. Serpihan bintang ini adalah planet-planet.
Selanjutnya, muncul teori dentuman besar yang berlandaskan oleh asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang sangat berat.
Adanya reaksi inti menyebabkan massa tersebut meledak, yang kemudian mengambang dengan sangat pesat menjauhi pusat ledakan. Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya akan menjadi pusatnya.
Ilustrasi Bumi. Foto: iStock
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk dan terlepas dari tubuh matahari sekitar 5 miliar tahun yang lalu.
Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi, yakni ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa lampau, dan stratigrafi, yakni ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi.
ADVERTISEMENT
(SFR)