Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Rabu Wekasan 2024: Jadwal, Makna Tradisi, dan Bacaan Doa
30 Agustus 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rabu Wekasan 2024 menjadi salah satu tradisi Islam khas nusantara yang banyak ditunggu masyarakat luas. Rabu Wekasan adalah tradisi yang dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini bertujuan untuk memohon perlindungan pada Allah SWT dari marabahaya. Tradisi Rabu Wekasan tak hanya dilaksanakan di pulau Jawa, tetapi juga ada di luar pulau Jawa, seperti Aceh, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Berikut ini jadwal Rabu Wekasan 2024, makna tradisi tersebut, hingga bacaan doa yang bisa diamalkan umat muslim untuk memperingatinya.
Jadwal Rabu Wekasan 2024
Tradisi Rabu Wekasan tak hanya soal budaya, tetapi juga sarat akan nilai-nilai religius dan menjadi wujud mendekatkan diri pada Allah agar terhindar dari bencana. Momentum hari Rabu Wekasan didasarkan pada penanggalan kalender Hijriah.
Menyadur laman NU Onlline, lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) menyatakan 1 Safar tahun 1446 H jatuh pada Selasa 6 Agustus 2024. Artinya, Rabu terakhir bulan Safar tahun ini jatuh pada 4 September 2024 mendatang atau 30 Safar 1446 H.
ADVERTISEMENT
Jadwal tersebut berkaitan dengan perhitungan umur bulan Safar 1446. Berdasarkan metode hisab tahkiki bi tahkik maupun hisab kontemporer, data astronomi akhir bulan Safar tahun 1446 diistikmalkan atau digenapkan menjadi 30 hari.
Alasannya, posisi hilal pada Selasa sore tanggal 29 Safar 1446 atau 3 September 2024, belum mencapai imkanurrukyat atau masih pada posisi istihaturrukyah atau sulit dilihat. Jadi, jika ada seseorang yang bersaksi melihatnya maka kesaksiannya akan tertolak.
Makna Rabu Wekasan 2024
Mengutip buku Amalan Sholat Rebo Wekasan karya Ulin Nuha Mahali, Rabo Wekasan merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Indonesia . Tradisi ini dikenal sebagai Rebo Pungkasan atau Rebo Kasan.
Masyarakat Jawa biasanya melakukan berbagai ritual untuk menolak bala dan memohon perlindungan dari Allah SWT. Tradisi Rabu Wekasan berawal dari keyakinan bahwa hari Rabu terakhir bulan Safar membawa kesialan atau bencana.
ADVERTISEMENT
Asal-usul tradisi Rebo Wekasan dilatarbelakangi pendapat Abdul Hamids Quds dalam kitab Kanzun najah wa Surur fi Fadhail asl Azminah wa Shhuhur.
Kitab itu menjelaskan bahwa Allah menurunkan 320.000 macam bala’ atau bencana ke bumi pada hari Rabu akhir bulan Safar. Sehingga, hari tersebut dianggap sebagai hari yang terberat sepanjang tahun.
Namun, banyak orang menganggap dasar tersebut cukup lemah karena bukan berasal dari hadis atau Al Quran. Jadi, banyak yang menganggap tradisi ini menyimpang dari ajaran Islam.
Meski begitu, masih banyak masyarakat yang percaya dan menjalankan tradisi ini sebagai bentuk ikhtiar, bukan untuk menyekutukan Allah.
Misalnya bertujuan meminta pertolongan pada Allah dengan berbagai amalan baik seperti sholat sunnah, berdzikir, berdoa bersama, tahlilan, hingga bersedekah.
ADVERTISEMENT
Bacaan Doa Rebo Wekasan 2024
Adapun rekomendasi bacaan doa yang dibaca saat menjalankan berbagai tradisi rebo wekasan adalah doa tolak bala. Tak hanya saat momentum tersebut, bacaan doa tolak bala bisa diamalkan sebagai dzikir harian setelah sholat sunnah maupun fardhu.
Dikutip dari buku Kumpulan Doa, Dzikir, dan Sholawat Al Khoirot yang disusun oleh A. Fatih Syuhud, berikut ini bacaan doa tolak bala yang bisa dibaca saat momentum rebo wekasan.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.
ADVERTISEMENT
Ya Allah, yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Lindungilah aku dari segala makhluk-Mu. Wahai dzat yang Maha Baik, yang Maha Indah, yang Maha Pemurah, yang Maha Pemberi, dan yang Maha Mulia, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Engkau.
Berikanlah aku rahmat-Mu wahai dzat yang Maha Pemurah di antara yang pemurah. Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara kandungnya, kakeknya, ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya, lindungilah aku dari segala kejahatan hari ini dan apa yang turun pada hari ini.
Wahai yang Maha Cukup untuk mengatasi semua urusan, wahai yang Maha Menjauhkan bencana. Cukuplah Allah sebagai pelindung kami dan Dia-lah sebaik-baiknya pelindung.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabatnya."
ADVERTISEMENT
(IPT)