Konten dari Pengguna

Ragam Tanda Tubuh Kelebihan Gula, Berat Badan Naik hingga Insomnia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
18 September 2023 14:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makanan manis. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan manis. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Penting bagi setiap orang untuk mengetahui tanda tubuh kelebihan gula, khususnya yang gemar mengkonsumsi makanan manis. Mengonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan, seperti diabetes hingga penyakit kardiovaskular.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan, konsumsi gula harian sebaiknya tidak lebih dari 50 gram. Jumlah ini setara dengan empat sendok makan per hari.
Apabila mengonsumsi gula melewati batas yang ditetapkan, kandungan gula dalam tubuh akan menumpuk dan memicu berbagai macam penyakit. Lantas, apa saja tanda tubuh kelebihan gula?

Tanda Tubuh Kelebihan Gula

Ilustrasi makanan manis. Foto: Unsplash.
Mengonsumsi makanan manis yang berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah (hiperglikemia). Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa lemas, pusing, hingga mual. Jika terjadi secara terus menerus, hiperglikemia dapat menyebabkan diabetes dan penyakit serius lainnya.
Untuk mencegah kondisi tersebut, pengecekan gula darah perlu dilakukan secara rutin. Kadar gula dalam tubuh dapat dilakukan menggunakan alat bernama glukometer.
Selain menggunakan bantuan alat, ada beberapa gejala umum yang muncul saat seseorang mengonsumsi gula secara berlebihan. Ciri-cirinya sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Mudah lapar

Mengkonsumsi makanan manis atau tinggi karbohidrat, seperti pasta, mie, roti, hingga nasi putih dapat membuat seseorang cepat lapar. Itu karena makanan tersebut memiliki indeks glikemik yang tinggi.
Indeks glikemik adalah kecepatan tubuh mencerna makanan dan mengubahnya menjadi glukosa. Semakin cepat makanan dicerna, semakin tinggi angka indeks glikemiknya.
Saat mengonsumsi makanan tinggi glisemik, pankreas akan melepaskan hormon insulin untuk mengurangi kadar gula dalam darah. Sebagian glukosa akan dipecah menjadi glikemik, sementara sisanya akan disimpan sebagai lemak di berbagai bagian tubuh.
Pada saat yang sama, insulin juga mencegah lemak yang telah tersimpan agar tidak terurai kembali menjadi gula. Proses tersebut menguras banyak energi sehingga membuat seseorang merasa pusing, lemas, dan lapar meski baru saja makan.
ADVERTISEMENT

2. Berat badan naik

Asupan gula berlebihan dapat memicu pelepasan ghrelin. Ini adalah hormon rasa lapar yang membuat seseorang ingin terus makan. Jika tidak diimbangi dengan olahraga teratur, makan berlebihan akan menyebabkan penumpukan lemak sehingga berat badan dapat naik dengan cepat.

3. Otak berkabut

Kadar gula darah tinggi juga dapat mempengaruhi kinerja otak. Mengutip jurnal Paparan Jangka Pendek Terhadap Makanan Tinggi Lemak dan Gula secara Selektif Merusak Memori yang ditulis MJ Morris, mengonsumsi makanan tinggi energi dan gula dalam jangka panjang dapat menyebabkan peradangan di area otak yang berfungsi untuk menyimpan memori.
Peradangan tersebut pun dapat menyebabkan seseorang sulit konsentrasi, berkurangnya daya ingat, penurunan fungsi kognitif yang signifikan, hingga kerusakan sel-sel saraf.

4. Muncul jerawat

Ilustrasi bekas jerawat kemerahan Foto: Shutterstock
Gula merupakan salah satu faktor penyebab peradangan pada kulit. Saat tubuh mengonsumsi gula, insulin akan memecahnya menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati dan sel-sel otot.
ADVERTISEMENT
Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, kadar glukosa yang tinggi dalam darah dapat memecah kolagen dan elastin kulit. Kulit yang sudah kehilangan elastisitasnya akan mudah terserang berbagai infeksi, seperti jerawat, psoriasis, hingga rosacea.

5. Insomnia

Berdasarkan studi yang dilakukan American Academy of Sleep Medicine, orang yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi cenderung sulit tidur dan mudah gelisah.
Diet tinggi karbohidrat meningkatkan produksi triptofan dan orexin yang membuat seseorang merasa mengantuk. Di sisi lain, tubuh perlu membakar lebih banyak energi. Kondisi tersebut mengakibatkan seseorang tidur di fase REM, sehingga menimbulkan rasa lelah saat bangun.
(GLW)