Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Rangkuman Kerajaan Islam di Indonesia Singkat
8 Februari 2025 22:36 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rangkuman kerajaan Islam di Indonesia penting untuk diketahui sebagai salah satu bentuk untuk melestarikan budaya Indonesia. Kerajaan Islam di Indonesia, diperkirakan telah ada semenjak abad ke-13 yang hadir melalui lalu lintas perdagangan laut.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Jurnal JEJAK, Maulia, dkk. (2022), Indonesia memiliki letak strategis yang berada pada garis persilangan lalu lintas laut yang menghubungkan dua kontinen besar di barat dan timur. Hal tersebut membuat para pedagang Islam dari berbagai penjuru dunia datang ke Indonesia.
Pedagang-pedagang Islam tersebut meliputi Arab, Persia, hingga Tiongkok. Mereka mulai berbaur dengan masyarkat lokal dan membuat persebaran agama Islam semakin Berjaya di Indonesia yang kemudian banyak membawa perubahan dari sisi budaya hingga pemerintahan Indonesia.
Rangkuman Kerajaan Islam di Indonesia
Berdasarkan sejarah, agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia sejak akhir abad ke-6 M dan terus berkembang melalui banyaknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Berikut adalah rangkuman kerajaan Islam di Indonesia singkat yang penting untuk dipelajari:
ADVERTISEMENT
1. Kesultanan Perlak, Aceh
Kesultanan Perlak atau Kesultanan Peureulak berlokasi di Aceh pada tahun 860 M-1292 M. Kesultanan Perlak merupaka kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Wilayah kekuasaannya terkenal dengan hasil bumi kayu perlak yang berkualitas untuk membuat kapal.
Pemerinrahan Kesultanan Perlak pertama kali dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Aziz Shah yang merupakan seorang keturunan Arab dan Aceh.
Pada akhirnya, Kesultanan Perlak menyatu dengan Kerajaan Samudra Pasai melalui perkawinan Putri Ganggang dan Raja Samudra Pasai, yaitu Al-Malik Al-Saleh.
2. Kerajaan Samudra Pasai, Aceh
Kerajaan Islam selanjutnya adalah Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini dibangun sejak tahun 1267 M-1521 M oleh Merah Silu atau yang sering disebut juga dengan Malikul Saleh.
Puncak kejayaan kerajaan ini tercapai pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, di mana Pasai menjadi pusat perdagangan Asia Tenggara dan menggunakan koin emas sebagai mata uang.
ADVERTISEMENT
Kejayaan ini berakhir ketika kerajaan Majapahit menyerang Samudera Pasai pada masa pemerintahan sultan berikutnya, menjadikan Samudera Pasai bagian dari wilayah Majapahit.
Kerajaan ini akhirnya runtuh total setelah diserang oleh Portugis pada tahun 1521 dan menjadi bagian dari Kesultanan Aceh Darussalam.
3. Kesultanan Aceh Darussalam, Aceh
Kesultanan AAceh Darussalam didirikan pada tahun 1496 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan berakhir pada tahun 1903 M. Kesultanan Aceh Darussalam berhasil menguasai beberapa daerah di sekitarnya.
Kerajaan ini kemudian mencapai masa ekspansi dan pengaruh yang sangat besar di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, yang berhasil menaklukkan Pahang, sumber utama timah.
Namun, kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah semakin kuatnya pengaruh Belanda di pulau Sumatra dan Selat Malaka.
ADVERTISEMENT
Pengaruh tersebut yang ditandai dengan jatuhnya wilayah-wilayah seperti Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus, dan Bengkulu.
4. Kesultanan Cirebon, Jawa Barat
Kesultanan Cirebon didirikan pada tahun 1430 M di Cirebon, Jawa Barat oleh Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati adalah pendiri Kerajaan Cirebon dan memimpin kerajaan tersebut sejak abad ke-15.
Kesultanan ini merupakan salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang paling berpengaruh di Jawa Barat pada abad ke-15 M dan 16 M.
Kerajaan ini juga berperan sebagai titik penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Kerajaan ini didirikan di Dalem Agung Pakungwati sebagai pusat pemerintahan negara Islam Kesultanan Cirebon yang kini dikenal sebagai Keraton Kasepuhan.
5. Kerajaan Demak, Jawa Tengah
Kerajaan Demak didirikan pada tahun 1518 M oleh Raden Patah, putra Brawijaya yang merupakan raja terakhir Majapahit bertepatan dengan reuntuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa (pesisir). Kerajaan ini tercatat menjadi pellopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya.
Kerajaan ini mengakhiri masa pemerintahannya pada tahun 1554 M. Awalnya, Demak merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Majapahit.
Namun, setelah Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, Demak akhirnya melepaskan diri. Kerajaan Demak berkembang pesat dalam waktu singkat berkat dukungan dari para Wali Songo.
Keruntuhan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, ketika terjadi perebutan kekuasaan yang memicu pemberontakan. Kekuasaan Demak berakhir setelah Jaka Tingkir memindahkan pusat kekuasaan ke Pajang.
6. Kerajaan Pajang, Jawa Tengah
Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir pada tahun 1568 M. Jaka Tingkir memiliki prestasi dalam ketentaraan yang membuatnya diangkat menjadi menantu Trenggana dan menjaddi Bupati Pajang yang bergelar Hadiwijaya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1547, Jaka Tingkir bersama pengikutnya dan didukung oleh Ratu Kalinyamat berhasil mengalahkan Arya Panangsang yang ingin membunuh Jaka Tingkir, hingga akhirnya Jaka Tingkir merebut tahta Arya dan mendirikan kerajaan Pajang.
7. Kerajaan Mataram Islam, Jawa
Kerajaan Mataram didirikan pada tahun 1586 M oleh Panembahan Senapati. Pada awalnya, kerajaan ini merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Pajang, yang kemudian berhasil menaklukkan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, setelah perjanjian Giyanti, Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua kekuasaan, yakni Nagari Kasunanan Surakarta dan Nagari Kasultanan Ngayogyakarta pada tahun 1755, yang menandai berakhirnya kerajaan Mataram.
8. Kesultanan Ternate, Maluku Utara
Dalam sejarahnya, Ternate merupakan daerah terkenal penghasil rempah-rempah. Hal tersebut membuat banyak pedagang asing dari India, Arab, Cina, dan Melayu yang datang unutk berdagang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kegiatan berdagang saja, kegiatan di lokasi tersebut juga menjadi pusat penyebaran agama Islam . Kesultanan Ternate merupakan salah satu di antara kerajaan Islam tertua di Indonesia.
Kerajaan ini disebut juga dengan Kerajaan Gapi. Kerajaan ini didirikan oleh Baab Malamo pada tahun 1257 dan memiliki peran yang sangat penting di kawasan timur Nusantara berkat perdagangan rempah dan kekuatan militernya.
Eksistensi kerajaan ini masih ada hingga masa kini. Sekarang, tahta kesultanan Ternate sedang dijabat oleh Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah yang menjabat sejak tahun 2016 yang lalu.
9. Kesultanan Tidore, Maluku Utara
Kesultanan Tidore adalah sebuah kerajaan Islam yang berpusat di Kota Tidore dan pernah menguasai sebagian besar wilayah Kepulauan Maluku.
Kesultanan ini terletak di selatan Ternate, dengan Sultan pertama bernama Kolano Syahjati. Kesultanan Tidore pernah terlibat dalam perselisihan dengan Kesultanan Ternate pada tahun 1521.
ADVERTISEMENT
10. Kerajaan Gowa Tallo, Sulawesi Selatan
Kerajaan Gowa didirikan oleh Karaeng Tunigallo dengan gelar Sultan Alauddin pada saat agama Islam dibawa oleh seorang ulama bernama Dati Ri Bandang tada tahun 1605.
Pemerintahannya kemudian dilanjutnkan leh Sultan Hasanuddin dan mencapai puncak kejayaan dan perdagangan Islam.
Kerajaan Gowa merupakan kerajaan dan kesultanan yang berpusat di daerah Sulawesi Selatan, di ujung selatan dan pesisir semenanjung yang memiliki mayoritas penduduk suku Makassar.
Pada masa kerajaan Islam Gowa-Tallo, penyebaran Islam dilakukan, baik melalui pendekatan structural maupun kultural.
Pendekatan structural dilakukan kerajaan Gowa-Tallo dengan menyebarkan agama Islam kepada rakyat Gowa-Tallo dan juga segera menyebarkannya ke kerajaan-kerajaan lain.
Penyebaran kagama Islam ole Kerajaan Gowa-Tallo kepada para rakyat dan raja-raja, menggunakan prinsip mengajak sevara damai.
ADVERTISEMENT
11. Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara
Pada tahun 1412 M, Sayid Jamaluddin al-Kubro diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola untuk mengajarkan ajaran Islam. Seratus tahun kemudian, pada tahun 1538, Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani berhasil menyebarkan ajaran Islam kepada Raja Buton yang ke-6.
Sejak Raja ke-6 memeluk Islam, kerajaan Buton bertransformasi menjadi Kesultanan yang dikenal dengan nama Kesultanan Buton.
Pada masa Kesultanan Buton, penerapan sistem syariat Islam diakui oleh negara-negara kesultanan lain di Nusantara dan dunia, sehingga Sultan Buton dianugerahi gelar Khalifatul Khamis oleh Khalifah Otsmaniah.
12. Kerajaan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kalimantan Timur
Kesultanan Kutai adalah sebuah kerajaan Melayu yang awalnya bercorak Hindu sejak tahun 1300, kemudian beralih menjadi kerajaan Islam pada tahun 1575.
Hingga saat ini, kesultanan ini masih ada dan berupaya untuk melestarikan budaya serta adat Kutai Kedaton.
ADVERTISEMENT
Kerajaan ini didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti sebagai Raja Kutai Kartanegara. Sultan pertama yang memimpin dengan gelar Sultan adalah Sultan Aji Muhammad Idris (1732 M – 1739 M).
13. Kesultanan Banjar, Banjarmasin
Kisah ini dimulai ketika Raden Samudera menerima wasiat dari Raja Negara Daha untuk menggantikan posisinya. Namun, hal ini mengancam keselamatannya karena perselisihan terkait perebutan jabatan, yang membuat Raden Samudera terpaksa melarikan diri.
Pangeran Tumenggung, yang kemudian menjadi Raja Negara Daha, melakukan penyerangan ke Bandarmasih.
Dengan bantuan dari Kerajaan Demak, Pangeran Samudera berhasil menahan serangan tersebut, yang akhirnya memaksa Pangeran Tumenggung menyerahkan kekuasaan Negeri Daha kepada Pangeran Samudera.
Pangeran Samudera kemudian mendirikan Kerajaan Banjar, yang menjadi kerajaan Islam pertama di Kalimantan Selatan pada tahun 1520.
ADVERTISEMENT
Sultan Suriansyah adalah raja pertama yang memluk Islam dan menjadikannya agama resmi kerajaan. Kerajaan Banjar mengalammi kemajuan sebagai dampak dari dibukanya wilayah kerajaan tersebut sebagai pelabuhan bebas.
14. Kesultanan Bima
Kesultanan Bima awalnya merupakan sebuah kelompok masyarakat Suku Mbojo yang menganut animisme. Ajaran Islam mulai masuk melalui para mubalig dan pedagang dari Kesultanan Demak.
Kerajaan Bima akhirnya berubah menjadi kesultanan setelah Raja La Kai memeluk Islam. Ia adalah raja yang ke-27 dari Kerajaan Bima.
Itulah rangkuman kerajaan Islam di Indonesia secara singkat. Kerajaan-kerajaan di ataslah yang membantu penyebaran agama Islam di Indoensia. (Nisa)