Konten dari Pengguna

Rumus Silogisme, Jenis-jenis, dan Contoh Soal

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
10 November 2023 17:24 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rumus Silogisme. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Rumus Silogisme. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Silogisme dalam matematika adalah setiap penyimpulan, di mana dari dua keputusan (premis-premis) disimpulkan suatu keputusan yang baru (kesimpulan). Pengambilan keputusan tersebut berdasarkan rumus silogisme.
ADVERTISEMENT
Keputusan yang baru itu berkaitan erat dengan premis-premisnya. Jika premis-premisnya benar, maka dengan sendirinya kesimpulannya benar.
Simak pembahasan selengkapnya mengenai silogisme dalam matematika di bawah ini.

Memahami Rumus Silogisme

Memahami Rumus Silogisme. Foto: Pexels
Silogisme adalah penarikan kesimpulan dari dua pernyataan atau premis majemuk, yaitu p ⇒ q dan q ⇒ r yang menghasilkan konklusi p ⇒ r.
Secara simbolis, prinsip silogisme memiliki struktur atau kaidah sebagai berikut:
p ⇒ q dibaca "jika p, maka q". (premis 1)
q ⇒ r dibaca "jika q, maka r" (premis 2)
∴ p ⇒ r dibaca "kesimpulannya, jika p maka r. (konklusi)
Dengan demikian, maka rumus silogisme adalah: [(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ r)] ⇒ (p ⇒ r).
ADVERTISEMENT
Contohnya:
Pembahasan:
Diketahui:
Selanjutnya, masukkan dalam rumus:
Jadi, didapatkan kesimpulan bahwa p ⇒ r, yaitu "Jika harga BBM naik maka harga-harga naik".

Jenis-jenis Silogisme Hipotesis

Jenis-jenis Silogisme Hipotes. Foto: Pexels
Silogisme dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu silogisme hipotesis murni dan tidak murni.
Dalam silogisme hipotesis murni, premis yang digunakan biasanya berbentuk proposisi kondisional, yakni bentuk kalimat asumsi yang mengikuti bentuk sebab-akibat, seperti "jika … maka …", "kalau … maka …", dan sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam silogisme hipotesis tidak murni, tidak semua premisnya berbentuk proposisi kondisional.
Silogisme hipotesis dibedakan lagi menjadi tiga jenis, berikut penjelasannya.

1. Silogisme Hipotesis Kondisional

Silogisme hipotetis kondisional ditandai dengan ungkapan-ungkapan: ‘jika… (maka)….
Silogisme kondisional terbagi menjadi dua, yakni modus ponens dan modus tollens. Berikut penjelasannya.

a. Modus ponens

Mengutip Encyclopedia Britannica (2007), modus ponens adalah salah satu cara untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat berdasarkan rumus modus ponens.
Secara simbolis, modus ponens memiliki struktur atau kaidah sebagai berikut:
atau,
Dengan demikian, maka rumus modus ponens adalah: [(p ⇒ q) ∧ p] ⇒ q atau p ∧ (p ⇒ q) ⇒ q.
ADVERTISEMENT
Untuk membuktikan kebenaran rumus modus ponens, kamu bisa menggunakan analisis logika matematika dengan tabel kebenaran. Berikut gambaran tabelnya:
P Q P→Q (P→Q) ⋀ P [(P→Q) ⋀ P]→Q
B B B B B
ADVERTISEMENT
B S S S B
S B B S B
ADVERTISEMENT
S S B S B

b. Modus tollens

Menurut New World Encyclopedia (2018), modus tollens adalah prosedur pengambilan kesimpulan dari dua premis, seperti pada modus ponens.
Namun, yang membedakan modus tollens dari modus ponens adalah jenis premis yang digunakan. Satu premis masih berupa proposisi kondisional yang menyampaikan hubungan sebab dan akibat, tapi premis lainnya berupa negasi dari konsekuensi di premis 1.
ADVERTISEMENT
Negasi adalah bentuk pernyataan yang diawali dengan lambang (~), yang artinya 'bukan' atau 'tidak'.
Secara simbolis, modus tollens memiliki struktur atau kaidah sebagai berikut:
Dengan demikian, maka rumus modus tollens adalah: [(p ⇒ q) ∧ ~q] ⇒ ~p.
Untuk membuktikan kebenaran rumus modus tollens, kamu bisa menggunakan analisis logika matematika dengan tabel kebenaran. Berikut gambaran tabelnya:
P Q P→Q ~Q (P→Q) ⋀~Q ~P [(P→Q)⋀ ~Q]→~P
B B B S S S B
ADVERTISEMENT
B S S B S S B
S B B S S B B
ADVERTISEMENT
S S B B B B B

2. Silogisme Hipotetis Disjungsi

Silogisme hipotetis disjungsi ditandai dengan ungkapan: …., atau ….. Disjungsi dilambangkan dengan ∨. Terdapat 2 jenis disjungsi, yakni disjungsi inklusif dan eksklusif, berikut penjelasannya.

a. Disjungsi inklusi

Disjungsi inklusif yang bernilai benar apabila minimal 1 pernyataan tunggalnya benar. Apabila sebuah kalimat majemuk terdiri atas pernyataan p dan q, maka:
ADVERTISEMENT

b. Disjungsi eksklusif

Disjungsi eksklusif yang bernilai benar apabila salah satu (tidak boleh keduanya) dari pernyataan tunggalnya benar. Apabila sebuah kalimat majemuk terdiri atas pernyataan p dan q, maka:

3. Silogisme Hipotetis Konjungsi

Silogisme hipotetis konjungsi, yang ditandai dengan ungkapan kata hubung "dan". Konjungsi dilambangkan dengan ∧.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, sebuah konjungsi bernilai benar hanya jika kedua pernyataan tunggalnya bernilai benar.
Sebagai contoh, sebuah kalimat majemuk terdiri atas pernyataan p dan q. Maka:

Contoh Soal Silogisme

Contoh Soal Silogisme. Foto: Pexels

Contoh 1.

Jika rajin belajar, maka nilai ujian menjadi bagus.
P: rajin belajar
Q: nilai ujian menjadi bagus
Berdasarkan implikasi di atas, ternyata Siska rajin belajar, maka kesimpulan yang tepat adalah ….
A. Siska tidak malas
B. Siska suka belajar
C. nilai ujian menjadi bagus
ADVERTISEMENT
D. minuman yang dijual hari ini bukan es
Pembahasan:
Mengikuti rumus ponens (Jika P maka Q, dan terjadi P. Maka, kesimpulannya Q), maka jawaban yang benar adalah C.

Contoh 2.

Apabila pernyataan p bernilai benar dan pernyataan q bernilai salah, maka pernyataan berikut yang bernilai salah adalah...
A. p ∨ q
B. p → q
C. ~ p ↔ ~ q
D. ~ p ∧ q
E. ~ p ∨ ~ q
Pembahasan:
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, apabila p bernilai benar dan q bernilai salah, maka:
ADVERTISEMENT
Untuk itu, pernyataan yang memiliki nilai salah ada pada pernyataan C.

Contoh 3.

Jika tidak makan, maka Clara minum banyak air.
Berdasarkan pernyataan di atas, ternyata Clara tidak minum banyak, maka kesimpulan yang tepat adalah ….
A. Clara haus
B. Clara makan
C. Clara tidak makan
D. Clara makan dan minum
Pembahasan:
Karena kalau dirumuskan P → Q, dan yang terjadi ~Q, maka mengikuti rumus modus tollens, kesimpulan yang tepat adalah B.

Contoh 4.

Premis 1: Jika tidak membawa payung maka kehujanan
Premis 2: Jika kehujanan maka akan sakit
Premis 3: Jika sakit maka akan membeli obat
Premis 4: Jika membeli obat maka uang akan habis
Dari premis di atas, maka kesimpulannya adalah ....
ADVERTISEMENT
Pembahasan
Untuk penarikan kesimpulan, gunakan prinsip silogisme. Ubah dulu ke dalam simbol dan lakukan pencoretan pada dua pernyataan yang sama di dua premis berbeda.
Premis 1: p ⇒ q
Premis 2: q ⇒ r
Premis 3: r ⇒ s
Premis 4: s ⇒ t
Sehingga didapatkan kesimpulan adalah p ⇒ t, yaitu 'Jika tidak membawa payung maka uang akan habis'.
(DEL)