Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Screen Time Anak: Pengertian, Dampak, dan Tip untuk Orang Tua
18 Januari 2024 12:17 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata screen time yang tepat juga bisa membantu keterampilan sosial anak . Melalui artikel ini, Kabar Harian akan membagikan informasi terkait screen time anak, dampak, dan tip yang bisa diikuti orang tua.
Apa Itu Screen Time Anak?
Di era serba digital seperti saat ini, teknologi berkembang dengan sangat pesat, penggunaan perangkat elektronik tak lagi dipandang sebagai hal mewah, tetapi menjadi gaya hidup masyarakat.
Baik orang dewasa atau anak-anak sudah tak asing dengan gawai untuk mencari hiburan, informasi, atau berkomunikasi dengan orang lain. Mengenalkan anak pada gawai tentunya tak dapat dihindarkan, apabila karakteristik anak yang mudah penasaran.
Menurut laman yankes.kemkes.go.id, screen time anak bisa diartikan sebagai istilah yang menjelaskan waktu anak untuk menatap layar elektronik, termasuk televisi, ponsel pintar, komputer, tablet digital, dan gadget atau gawai lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun, penggunaan gawai yang berlebih tak baik hingga dikhawatirkan bisa memunculkan pengaruh buruk untuk anak-anak. Sehingga, para orang tua perlu memberikan pengawasan lebih dan mengetahui pedoman dalam memberikan screen time anak.
Dampak Buruk Screen Time Anak
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, screen time anak yang berlebih memberikan dampak buruk pada tumbuh kembangnya.
Hal ini telah dijelaskan dalam artikel ilmiah berjudul Screen time and young children: Promoting health and development in a digital world yang dirancang Canadian Paediatric Society, Digital Health Task Force, Ottawa, Ontario.
Berikut ini ulasan terkait dampak buruk screen time anak yang dirangkum dari artikel ilmiah tersebut:
ADVERTISEMENT
1. Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Sosial
Screen time anak yang terlalu banyak bisa mengganggu interaksi langsung dengan teman sebaya bahkan orang tua. Sehingga, hal ini bisa menghambat perkembangan bahasa dan keterampilan sosial anak.
2. Gangguan Tidur
Paparan sinar biru dari gawai bisa mengganggu hormon melatonin yang membuat anak sulit tidur hingga mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur anak yang kurang membuatnya jadi mudah sakit dan tumbuh kembangnya pun terganggu.
3. Kesehatan Fisik
Dampak selanjutnya dari terlalu lama menatap layar gawai adalah menyebabkan postur tubuh buruk karena terlalu sering membungkuk, masalah mata, dan masalah kesehatan fisik lainnya.
4. Perilaku Agresif dan Impulsif
Anak yang terlalu sering mendapatkan konten yang tak sesuai umurnya membuat mereka berperilaku agresif dan impulsif.
5. Konsentrasi Terganggu dan Kinerja Akademis Menurun
Selanjutnya, konsentrasi anak pun menjadi terganggu dan mempengaruhi kinerja akademisnya. Hal ini bisa membuat anak terlambat dibandingkan anak-anak lain seusianya.
ADVERTISEMENT
6. Aktivitas Fisik Berkurang
Screen time anak sering kali menggantikan waktu untuk bermain fisik dan olahraga. Hal ini membuat pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu.
7. Berisiko Obesitas
Anak yang terlalu banyak screen time menjadi kurang aktif secara fisik. Hal inilah yang membuat anak dengan screen time terlalu banyak berisiko obesitas.
8. Sulit Mengatur Diri
Anak yang sudah kecanduan teknologi akan sulit mengatur diri, termasuk mengontrol waktu penggunaan gawai.
9. Imajinasi Berkurang
Usia anak-anak adalah waktunya mengembangkan imajinasi mereka. Namun, dengan terlalu banyak memberikan screen time bisa menghambat kemampuan imajinasi mereka dan kreativitasnya.
10. Lebih Mudah Emosi
Beberapa anak yang terlalu banyak screen time terlihat menunjukkan gejala masalah kesehatan mental. Anak juga lebih mudah emosi, cemas, dan depresi.
Tip Bijak untuk Memberikan Screen Time Anak
American Psychological Association menyebutkan bahwa para psikologi dan pakar perkembangan anak melihat tentang dampak penggunaan gawai pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Para pakar tersebut mendapatkan kesimpulan bahwa jenis konten yang ditonton, durasi screen time, pola asuh, dan beberapa faktor lainnya sangat mempengaruhi dampak screen time anak ke arah positif.
Berikut ini beberapa tip bijak untuk memberikan screen time anak, sehingga dapat memberikan dampak positif:
1. Jadi Orang Tua Melek Digital
Di era serba digital seperti saat ini, mau tak mau orang tua harus mengikuti perkembangan dan perubahan zaman. Orang tua harus mempelajari dunia digital masa kini, sehingga bisa lebih mudah membimbing anak selama screen time.
Sehingga, anak-anak mendapatkan hal positif dari screen time, seperti menonton konten yang bisa membuatnya belajar, melakukan panggilan video kepada keluarga jauh untuk melatih sosial dan komunikasi anak, serta lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, orang tua bisa meminta anak mengajari gim yang sedang dimainkan. Pemanfaatan gawai dengan cara ini dinilai lebih memberikan nilai positif dibandingkan penggunaan secara pasif.
2. Menjadi Contoh
Orang tua adalah guru pertama untuk anak-anak, termasuk soal screen time. Artinya, orang tua tak boleh menggunakan gawai terlalu berlebih, terutama di depan anak. Dengan begitu, anak-anak akan mencontoh kebiasaan orang tuanya.
3. Jangan Terlalu Membatasi
Orang tua yang mengetahui dampak screen time umumnya akan langsung membatasi penggunaan gawai pada anak. Namun, hal ini ternyata bisa membuat anak menjadi lebih mudah berbohong, seperti menggunakan gawai diam-diam.
Solusinya, orang tua bisa memberikan screen time anak pada waktu dan penggunaan yang tepat, misalnya ketika belajar di rumah, berkomunikasi secara jarak jauh dengan keluarga, dan menonton film bersama keluarga di rumah.
ADVERTISEMENT
(NSF)
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini