Sejarah Pemerintahan Bani Umayyah Damaskus dan Andalusia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
5 Januari 2022 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah pemerintahan Bani Umayyah Damaskus dan Andalusia. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah pemerintahan Bani Umayyah Damaskus dan Andalusia. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Damaskus dan Andalusia atau Cordoba.
ADVERTISEMENT
Menurut JUSPI atau Jurnal Sejarah Peradaban Islam, periode pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus berlangsung selama 90 tahun pada tahun 660-750 M.
Kemudian, pemerintah Bani Umayyah di Spanyol atau Andalusia berlangsung selama 275 tahun pada tahun 756-1031 M.

Sejarah Berdirinya Bani Umayyah Damaskus dan Andalusia

Mengutip buku Sejarah Peradaban Islam karya Yudi Irfan Daniel dkk, kekhalifahan ini juga memerintah dari 756-1031 di Kordoba, Spanyol sebagai Kekhalifahan Kordoba yang menjadi kekhalifahan Bani Umayyah periode kedua.
Berdirinya Bani Umayyah tidak lepas dari masa krisis pada pemerintahan Khulafur Rasyidin. Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, estafet kekhalifahan Islam digantikan oleh putranya, Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Kemudian, di tahun 661 M, Hasan mengundurkan diri dari kekhalifahan yang menyebabkan khilafah kaum muslimin dipegang oleh Muawiyah.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini yang menyebabkan berdirinya Bani Umayyah dengan memindahkan ibukota kerajaan dari Madinah ke Damaskus di Syam.
Kemudian, menurut Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Umayyah karya Topaji Pandu Barudin, kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus runtuh pada Januari 750 M, ketika Khalifah Marwan II, Khalifah ke-14 Bani Umayyah Damaskus, dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah di pertempuran Zab Hulu.
Sejarah berdirinya Bani Umayyah. Foto: kumparan
Setelah mengalami kekalahan saat pertumbuhan tersebut, Marwan II memutuskan untuk melarikan diri ke Mesir. Sayangnya, Marwan tetap saja terbunuh dan itulah menjadi awal mula keruntuhan Bani Umayyah Damaskus.
Selang beberapa saat, keturunan dari Abdurrahman Ad-Dakhil berhasil melarikan dirinya ke Afrika Utara dan menyebrang ke Spanyol, tepatnya Andalusia.
Karena keberhasilanya tersebut, ia memutuskan untuk membangun kembali kekuasaan Bani Umayyah yang baru di Andalusia dan memusatkan pemerintahannya di Corcdoba.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu sejarawan Islam, Prof Badri Yatim, kekhalifahan Bani Umayyah di Andalusia runtuh karena berbagai faktor. Salah satunya adalah konflik Islam dengan Kristen.

Masa Keemasan Kekhalifahan Bani Umayyah

Mengutip buku Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Umayyah karya Topaji Pandu Barudin, masa keemasan kekhalifahan Bani Umayyah ditandai dengan berhasil menaklukkan berbagai wilayah, sehingga wilayah Bani Umayyah sangat luas.
Wilayah-wilayah yang termasuk ke dalam bagian Bani Umayyah, yakni Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian wilayah Asia, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan.
Lebih lanjut, Bani Umayyah juga mencapai masa keemasan di masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I atau Al-Walid bin Abdul Malik yang memimpin pada tahun 705-715 M.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, pembangunan Bani Umayyah tidak hanya difokuskan pada perluasan wilayah saja, tetapi juga membangun jalan raya, pabrik, masjid, gedung, dan lain sebagainya.
(JA)