Sejarah Penemuan Neutron, Proton, dan Elektron

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
27 Januari 2022 22:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Neutron, Proton, dan Elektron. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Neutron, Proton, dan Elektron. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Bagaimana sejarah penemuan neutron, proton, dan elektron? Dalam materi pembelajaran fisika, ketiga istilah tersebut ialah partikel dasar penyusun atom. Istilah ini muncul setelah Teori Atom Dalton berkembang menjadi teori atom modern.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, teori atom Dalton menyatakan bahwa atom adalah benda yang terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, tidak dapat dilihat, tidak dapat dibagi, dan tidak dapat dimusnahkan.
Namun, seiring berjalannya waktu, Teori Atom Dalton mengalami pergeseran karena kemunculan teori atom modern. Teori ini menambahkan, bahwa atom ternyata memiliki bagian-bagian yang lebih kecil lagi atau dikenal dengan istilah partikel dasar penyusun atom.
Partikel dasar penyusun atom inilah terdiri dari neutron, proton dan elektron. Langsung saja, simak sejarah penemuan ketiga partikel tersebut, yang dirangkum berdasarkan buku Cepat Tuntas Kuasai Kimia milik Dian Wuri Astuti, S.Si (2018: 80).
Ilustrasi partikel dasar penyusunan atom. Foto: Pixabay

Sejarah Penemuan Neutron

Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan sebuah eksperimen Rutherford yang berbunyi bahwa di dalam inti atom harus terdapat partikel tidak bermuatan, yang massanya hampir menyerupai massa proton.
ADVERTISEMENT
Dari hasil eksperimen yang dilakukan Chadwick, diperoleh hasil penembakan adanya partikel yang tidak bermuatan. Sebab bersifat netral, partikel tersebut dinamakan Neutron.
Partikel ini juga tergolong partikel dasar, karena semua atom mengandung partikel tersebut, kecuali isotop hidrogen 1.

Sejarah Penemuan Proton

Pada tahun 1886, Eugene Goldstein melakukan eksperimen dengan tabung sinar katode yang telah dimodifikasi. Ternyata, ada seberkas sinar berbeda dengan sinar katode yang melewati lubang katode dan bergerak dari arah anode.
Sinar ini disebut sinar terusan/sinar saluran/sinar anode atau sinar positif. Partikel yang berupa sinar inilah, oleh Rutherford dinamakan sebagai proton.

Sejarah Penemuan Elektron

Pada tahun 1897, J.J. Thompson membuktikan dengan percobaan bahwa partikel sinar katode tidak bergantung pada bahan katode. Semua bahan katode hanya menghasilkan satu jenis partikel sinar katode yang bermuatan listrik negatif.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan yang diperoleh, bahwa sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah kutub positif adalah partikel yang bermuatan listrik negatif. Partikel ini dinamai oleh J.J Thompson dengan sebutan elektron.
Ilustrasi atom yang memiliki muatan positif dan negatif. Foto: Pixabay
Setelah penemuan partikel dasar atom di atas, berbagai model atom juga bermunculan. Adapun di antaranya, yaitu:

Model Atom Thompson

Thompson mengemukakan bahwa dalam atom terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam bola bermuatan positif.
Keadannya mirip roti kismis, elektron diumpamakan sebagai kismis yang tersebar dalam seluruh bagian roti. Namun, model atom ini ditunjukkan ketidaksempurnaannya oleh Ernest Rutherford.

Model Atom Rutherford

Model atom Rutherford menggambarkan atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom, serta elektron bergerak melintasi inti, seperti halnya planet-planet mengitari matahari.
ADVERTISEMENT
Kelemahan model atom Rutherford, yaitu ketidakmampuan untuk menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom, akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
Oleh sebab itu, penyempurnaan model atom Rutherford dilakukan kembali oleh ahli Fisika dari Denkmark, yaitu murid Rutheford yang bernama Niels Bohr.
(VIO)