Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Penemuan Neutron, Proton, dan Elektron
27 Januari 2022 22:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana sejarah penemuan neutron, proton, dan elektron? Dalam materi pembelajaran fisika , ketiga istilah tersebut ialah partikel dasar penyusun atom. Istilah ini muncul setelah Teori Atom Dalton berkembang menjadi teori atom modern.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, teori atom Dalton menyatakan bahwa atom adalah benda yang terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, tidak dapat dilihat, tidak dapat dibagi, dan tidak dapat dimusnahkan.
Namun, seiring berjalannya waktu, Teori Atom Dalton mengalami pergeseran karena kemunculan teori atom modern. Teori ini menambahkan, bahwa atom ternyata memiliki bagian-bagian yang lebih kecil lagi atau dikenal dengan istilah partikel dasar penyusun atom.
Partikel dasar penyusun atom inilah terdiri dari neutron, proton dan elektron. Langsung saja, simak sejarah penemuan ketiga partikel tersebut, yang dirangkum berdasarkan buku Cepat Tuntas Kuasai Kimia milik Dian Wuri Astuti, S.Si (2018: 80).
Sejarah Penemuan Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan sebuah eksperimen Rutherford yang berbunyi bahwa di dalam inti atom harus terdapat partikel tidak bermuatan, yang massanya hampir menyerupai massa proton.
ADVERTISEMENT
Dari hasil eksperimen yang dilakukan Chadwick, diperoleh hasil penembakan adanya partikel yang tidak bermuatan. Sebab bersifat netral, partikel tersebut dinamakan Neutron.
Partikel ini juga tergolong partikel dasar, karena semua atom mengandung partikel tersebut, kecuali isotop hidrogen 1.
Sejarah Penemuan Proton
Pada tahun 1886, Eugene Goldstein melakukan eksperimen dengan tabung sinar katode yang telah dimodifikasi. Ternyata, ada seberkas sinar berbeda dengan sinar katode yang melewati lubang katode dan bergerak dari arah anode.
Sinar ini disebut sinar terusan/sinar saluran/sinar anode atau sinar positif. Partikel yang berupa sinar inilah, oleh Rutherford dinamakan sebagai proton.
Sejarah Penemuan Elektron
Pada tahun 1897, J.J. Thompson membuktikan dengan percobaan bahwa partikel sinar katode tidak bergantung pada bahan katode. Semua bahan katode hanya menghasilkan satu jenis partikel sinar katode yang bermuatan listrik negatif.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan yang diperoleh, bahwa sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah kutub positif adalah partikel yang bermuatan listrik negatif. Partikel ini dinamai oleh J.J Thompson dengan sebutan elektron.
Setelah penemuan partikel dasar atom di atas, berbagai model atom juga bermunculan. Adapun di antaranya, yaitu:
Model Atom Thompson
Thompson mengemukakan bahwa dalam atom terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam bola bermuatan positif.
Keadannya mirip roti kismis, elektron diumpamakan sebagai kismis yang tersebar dalam seluruh bagian roti. Namun, model atom ini ditunjukkan ketidaksempurnaannya oleh Ernest Rutherford.
Model Atom Rutherford
Model atom Rutherford menggambarkan atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom, serta elektron bergerak melintasi inti, seperti halnya planet-planet mengitari matahari.
ADVERTISEMENT
Kelemahan model atom Rutherford, yaitu ketidakmampuan untuk menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom, akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
Oleh sebab itu, penyempurnaan model atom Rutherford dilakukan kembali oleh ahli Fisika dari Denkmark, yaitu murid Rutheford yang bernama Niels Bohr.
(VIO)