news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah Penemuan Proton oleh Goldstein dan Rutherford

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
27 Januari 2022 18:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi struktur atom yang terdiri dari elektron, neutron, dan proton. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi struktur atom yang terdiri dari elektron, neutron, dan proton. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Sejarah penemuan proton terjadi beberapa tahun setelah penemuan elektron. Proton adalah partikel subatom yang memiliki muatan positif yang terdapat di dalam inti atom.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, partikel subatom adalah partikel yang berukuran jauh lebih kecil daripada atom. Selain proton, partikel subatom terdiri atas elektron dan neutron.
Proton dilambangkan dengan huruf p dan massanya adalah 1 sma (satuan massa atom). Jumlah proton didefinisikan sebagai nomor atom dan dalam model standar fisika partikel, proton terdiri dari dua jenis kuark (suatu partikel penyusun zat), yaitu kuark u sebanyak dua buah dan satu kuark d.
Lalu, bagaimana awalnya proton dapat ditemukan? Berikut penjelasan tentang sejarah penemuan proton yang ditemukan oleh dua ilmuwan kimia.

Sejarah Penemuan Proton oleh Goldstein dan Rutherford

Ilustrasi struktur proton. Foto: iStock
Proton merupakan salah satu unsur yang membentuk atom. Dikutip dari Kimia untuk SMA/MA Kelas X oleh Suyatno dkk., atom adalah partikel terkecil suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu sendiri, yang terdiri atas proton, elektron, dan neutron.
ADVERTISEMENT
Selama beratus-ratus tahun, para ilmuwan kimia berusaha merumuskan model atom sesuai dengan teori dan percobaan yang dilakukan.
Model atom terus mengalami modifikasi dan perkembangan sejalan dengan ditemukannya fakta-fakta baru dari hasil penelitian dan perkembangan teknologi, serta alat-alat bantu yang semakin canggih.
Penemuan model atom dimulai dengan ditemukannya elektron pada tahun 1870-an. Saat itu, Sir Joseph Thomson melakukan penelitian untuk menentukan sifat-sifat sinar katode. Percobaannya menunjukkan bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan listrik negatif.
Partikel sinar katode tidak bergantung pada jenis elektrode maupun jenis gas dalam tabung percobaan yang dilakukan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sinar katode bukan merupakan radiasi elektromagnetik.
Hal ini membuktikan bahwa semua materi mengandung partikel, seperti partikel sinar katode. Partikel tersebut merupakan partikel dasar penyusun atom yang kemudian disebut elektron.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1886, seorang ilmuwan bernama Eugen Goldstein melakukan percobaan dengan menggunakan tabung sinar katode dan menemukan partikel jenis baru yang disebut sinar terusan/sinar kanal/sinar positif/sinar anode.
Ilustrasi tabung sinar katode. Foto: iStock
Percobaan tersebut menunjukkan sinar anode merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Sinar anode bergantung pada jenis gas di dalam tabung. Partikel ini kemudian disebut proton.
Pada tahun 1913, Ernest Rutherford mengembangkan partikel dasar bermuatan positif, yaitu proton. Pancaran cahaya yang dideteksi oleh layar ZnS dari sumber radium ternyata lebih besar dari partikel alfa yang diharapkan memancar sebelum diserap.
Hal ini berarti bertumbuknya partikel alfa dengan inti atom nitrogen dari udara yang menyebabkan partikel alfa ditolak oleh proton. Berdasarkan penemuan tersebut, ditemukan bahwa inti atom nitrogen mengandung sejumlah proton yang sama dengan nomor atomnya dan sejumlah partikel netral.
ADVERTISEMENT
(SFR)