Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
16 Agustus 2024 14:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda. Oleh sebab itu, terjadilah peristiwa Rengasdengklok, yakni golongan muda menculik Soekarno dan Hatta sebagai golongan tua.
Simak artikel ini untuk mengetahui sejarah singkat kemerdekaan Indonesia mulai dari berita kekalahan Jepang hingga proklamasi kemerdekaan dibacakan Soekarno.
Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia
Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia menjadi sejarah penting untuk seluruh bangsa Indonesia.
Dirangkum dari buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas XI oleh Ersontowi, M.Pd., berikut ini sejarah singkat kemerdekaan Indonesia:
1. Kekalahan Jepang
Kekalahan Jepang menjadi pemicu golongan muda untuk mendesak golongan tua agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan.
Pada 26 Juli 1945, tiga pemimpin negara yang tergabung dalam sekutu, yakni Presiden Harry S. Truman (Amerika Serikat), Perdana Menteri Churchill (Inggris Raya), dan Chiang Kai Sek (Cina) melaksanakan konferensi di Postdam untuk mendeklarasikan kekalahan Jepang.
ADVERTISEMENT
Namun, Jepang menolak untuk mengikuti hasil dari konferensi Postdam. Oleh karena itu, Amerika Serikat menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Akibat bom tersebut, banyak penduduk Jepang meninggal dunia dan mengalami cacat.
Pada 14 Agustus 1945 waktu Amerika Serikat, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu dan mengakui deklarasi Postdam.
2. Perbedaan Pendapat Golongan Muda dan Tua
Para aktivis pergerakan Indonesia mendengar bahwa Sekutu menjatuhkan bom ke Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Karena hal tersebut, Sutan Syahrir bertemu dengan Hatta untuk membicarakan Proklamasi Indonesia. Sutan Syahrir berpendapat agar golongan tua harus segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Sayangnya, hal tersebut dibantah Mohammad Hatta karena proklamasi Indonesia akan diserahkan pada Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang sebelumnya sudah dibentuk. Namun, Syahrir berpendapat sebaiknya kemerdekaan jangan dilakukan PPKI karena buatan Jepang.
ADVERTISEMENT
Perbedaan pendapat tersebut menimbulkan polemik antara golongan tua dan muda tentang bagaimana proklamasi akan dilaksanakan dan apakah ada campur tangan Jepang atau tidak dalam pelaksanaan proklamasi.
Golongan tua mempertimbangkan beberapa hal, sebab masih ada beberapa militer Jepang di Indonesia, ditakutkan apabila proklamasi tanpa izin akan memicu pertumpahan darah. Selain itu, Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945.
Sekali lagi, golongan muda menolak usulan golongan tua. Menurut golongan muda, kemerdekaan harus diraih dari perjuangan rakyat sendiri dan tak ada campur tangan Jepang.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok dipicu karena golongan muda gagal mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Menurut golongan tua, apabila Soekarno dan Hatta masih ada di Jakarta, maka mereka akan terpengaruh Jepang.
ADVERTISEMENT
Maka, pada malam hari 15 Agustus 1945, golongan muda melakukan perundingan yang dipimpin Chaerul Saleh agar golongan tua segera memproklamasikan kemerdekaan. Keputusan rapat tersebut disampaikan Wikana dan Darwis ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur 56.
Sayangnya, pendapat golongan muda dan tua masih tak dapat disatukan. Pada 16 Agustus 1945, golongan muda melakukan tindakan selanjutnya, yakni penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Di Rengasdengklok, para pemuda berusaha meyakinkan kedua tokoh tersebut agar segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang. Mereka meyakinkan bahwa Jepang telah menyerah dan pejuang siap melawan Jepang.
4. Penyusunan Teks Proklamasi
Pada malam 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta telah sampai di Jakarta. Pada malam itu juga, rombongan Soekarno dan Hatta, bersama Ahmad Soebardjo, Sukarno, BM Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik menuju kediaman Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1 untuk menyiapkan teks proklamasi.
ADVERTISEMENT
Tiga tokoh nasional yang menyusun teks proklamasi adalah Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo. Kalimat pertama teks proklamasi adalah buah pemikiran Achmad Soebardjo dan kalimat terakhir adalah ide Hatta.
Soekarno kemudian mengusulkan persetujuan kepada semua yang hadir. Sukarni mengusulkan teks proklamasi ditandatangani Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut diterima dan kemudian teks proklamasi diketik Sayuti Melik sesuai dengan perubahan-perubahan yang telah disepakati.
Setelah teks proklamasi siap, mereka kemudian merundingkan lokasi pelaksanaan pembacaan proklamasi. Pada awalnya, pembacaan akan dilaksanakan di Lapangan Ikada Jakarta, tetapi karena khawatir terjadi bentrokan dengan tentara Jepang, akhirnya dilaksanakan di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56.
5. Proklamasi Kemerdekaan
Pada pukul 10.00 WIB, pembacaan proklamasi dimulai. Sebelum membacakan naskah, Soekarno memberikan pidato pengantar. Berikut ini isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia:
ADVERTISEMENT
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Setelah pembacaan teks proklamasi selesai, Suhud dan Latief Hendraningrat mengibarkan bendera Merah Putih.
Pada awal kemerdekaan, hanya segelintir saja orang yang mengetahui Indonesia merdeka. Kemerdekaan ini pertama kali diberitakan F.Wuz, operator radio.
F. Wuz mendapat mandat dari Waidan B. Palenewen, Kepala Pusat Jawatan Radio, sekarang RRI. Teks proklamasi berhasil diserahkan Syahrudin, wartawan kantor berita Domei, yang berhasil ke Waidan B. Palenewen.
Selain melalui radio, berita kemerdekaan Indonesia dibagikan melalui media cetak dan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI.
ADVERTISEMENT
(NSF)