Sekularisme: Pengertian, Prinsip Dasar, dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
14 Desember 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sekularisme. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sekularisme. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa itu sekuler? Sekuler atau sekularisme adalah paham atau pandangan yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, sekularisme dalam penggunaan istilah masa kini adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan.
Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.
Untuk memahami lebih jauh mengenai apa itu sekuler atau sekularisme, simak pembahasan berikut.

Pengertian Sekularisme

Ilustrasi sekularisme. Foto: iStock
Dalam wacana ilmiah, kata-kata "sekularisme", "sekuler", dan "sekularisasi" saling berkaitan dan sering menimbulkan pemahaman yang berbeda di kalangan para ahli.
Secara etimologis, istilah sekuler berasal dari kata saeculum dalam bahasa Latin yang artinya masa, generasi, atau dunia masa kini.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekuler diartikan sebagai sesuatu yang bersifat duniawi atau kebendaan, bukan bersifat keagamaan atau kerohanian.
ADVERTISEMENT
Adapun pengertian sekularisme adalah paham atau pandangan tidak bertuhan dalam kehidupan duniawi manusia, sedangkan sekularisasi adalah hal-hal yang membawa ke arah kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama.

Prinsip Dasar Sekularisme

Ilustrasi prinsip dasar sekularisme. Foto: iStock
Dikutip dari Satu Islam, Ragam Epistemologi oleh Aksin Wijaya, prinsip dasar sekularisme adalah kepercayaan yang mutlak akan kemampuan manusia untuk menyelesakan masalah kehidupan duniawinya.
Sekularisme merujuk pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, serta bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.
Hal yang diandalkan dari manusia adalah rasionya, sehingga rasionalisme merupakan implikasi lain dari sekularisme. Rasionalisme adalah suatu paham yang mengakui kemutlakan rasio.
Seorang rasionalis adalah seseorang yang menggunakan akal pikirannya secara baik-baik, ditambah lagi keyakinan bahwa akal pikirannya sanggup menemukan kebenaran, sampai pada kebenaran terakhir.
ADVERTISEMENT
Tuhan disingkirkan dalam rasionalisme karena rasionalisme adalah bagian dari sekularisme, dan rasionalisme mengarah pada penyingkiran peran Tuhan, maka puncak sekularisme adalah ateisme. Hal inilah yang membuat sekularisme juga disebut paham tidak bertuhan.

Jenis-Jenis Sekularisme

Ilustrasi jenis-jenis pendekatan sekularisme. Foto: iStock
Menurut Muhammad Iqbal dalam Ibn Rusyd dan Averroisme, sekularisme dapat dibedakan antara pendekatan yang bersifat sosiologis dan filosofis.
Dalam pendekatan sosiologis, proses sekularisasi menuju sekularisme adalah dengan melakukan desakralisasi, yaitu menghilangkan hal-hal yang selama ini dianggap sakral dan ajaran dasar agama, padahal hanya pendapat, interpretasi, dan pemahaman orang-orang terdahulu terhadap ajaran agamanya.
Pemahaman inilah yang hendak dipertanyakan kembali dan ditinggalkan untuk kemudian dicari alternatif pemikiran yang lebih mendunia dalam penafsiran agama.
Sementara dalam pendekatan filosofis, sekularisme adalah paham yang memisahkan secara total antara agama dan negara. Sekularisme pada dasarnya menghendaki agar negara bersikap netral dalam urusan kepercayaan penduduknya.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, sekularisme merujuk pada paham yang mengatakan bahwa Tuhan tidak berhak mengurusi masalah-masalah duniawi. Masalah dunia harus diatur dan diurus dengan cara-cara lain yang bukan dari Tuhan.

Problematika Sekularisme di Berbagai Aspek Kehidupan

Ilustrasi problematika sekularisme yang memengaruhi bidang ekonomi. Foto: Pexels
Sekularisme sebagai ideologi yang memisahkan hal-hal duniawi dari agama telah membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Adapun beberapa problematika sekularisme dan dampaknya tersebut, yaitu:

1. Dampak Sosial

Sekularisme dapat memengaruhi sikap manusia dan interaksi sosial dalam masyarakat. Ketika nilai-nilai agama tidak lagi menjadi pedoman dalam berinteraksi, masyarakat akan kehilangan solidaritas sosial.
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya empati dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain, serta mengakibatkan sikap individualisme yang tinggi dan menurunkan semangat gotong-royong dalam masyarakat.

2. Dampak Ekonomi

Sekularisme dalam konteks ekonomi mencerminkan pemisahan agama dari praktik ekonomi individu dan kelompok. Misalnya, masyarakat cenderung lebih fokus pada keuntungan materi tanpa memedulikan kesenjangan sosial.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketika agama tidak lagi menjadi faktor yang memengaruhi kebijakan ekonomi, sumber daya alam dapat dieksploitasi secara bebas tanpa pertimbangan etika dan dampak lingkungan yang berkelanjutan.

3. Dampak Politik

Sekularisme dapat menyebabkan politik menjadi lebih berorientasi pada aspek duniawi dan kepentingan materi, daripada nilai-nilai moral dan kemanusiaan.
Ketika agama tidak lagi memengaruhi etika politik, risiko korupsi dan ketidakstabilan politik dapat meningkat karena kepentingan pribadi dan kelompok menjadi lebih dominan daripada kepentingan publik.

Contoh Sekularisme di Indonesia

Ilustrasi contoh sekularisme di Indonesia pada media massa. Foto: Pexels
Dikutip dari penelitian berjudul Kebudayaan Sekularisme dan Kehidupan Beragama oleh Fransiska Febrina Ayu Saraswat, berikut adalah beberapa contoh sekularisme di Indonesia yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

1. Tidak Peduli dengan Urusan Duniawi

Salah satu contoh sekularisme di Indonesia adalah sikap beberapa individu yang enggan memberikan sumbangan atau sedekah untuk hal-hal duniawi, seperti pembangunan jalan raya atau rumah sakit sebagai fasilitas umum.
ADVERTISEMENT
Mereka berpendapat bahwa hal-hal semacam itu adalah urusan negara dan bukan menjadi tanggung jawab agama. Sebagai gantinya, sedekah hanya diberikan untuk pembangunan tempat ibadah atau ritual keagamaan lainnya.

2. Kondisi Ekonomi

Pengaruh sekularisme dalam bidang ekonomi tercermin dalam praktik pasar bebas dan kapitalisme yang terjadi di Indonesia.
Meskipun Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila (demokrasi ekonomi), tetapi dalam praktiknya, masyarakat cenderung menerapkan prinsip-prinsip kapitalisme, seperti kebebasan individu, persaingan bebas, dan mekanisme pasar.

3. Media Massa

Sekularisme juga mempengaruhi media massa di Indonesia. Beberapa media massa, terutama di era kebebasan berekspresi saat ini, cenderung tidak mengenal batasan dalam menyatakan pendapat dan memberitakan isu-isu agama.
Sebagai contoh, ada beberapa kasus di mana media massa memberikan dukungan terhadap pornografi dan aksi porno, serta insiden pengolok-olokan terhadap beberapa agama.
ADVERTISEMENT
Hal ini mencerminkan pemisahan antara agama dan media massa, di mana media massa lebih mengutamakan kebebasan berekspresi tanpa mempertimbangkan sensitivitas terhadap isu-isu keagamaan.
(SFR)