Sifat Penyakit Campak yang Menyerang Anak-Anak

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2021 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampakan seorang anak yang terserang penyakit campak. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan seorang anak yang terserang penyakit campak. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus adalah campak. Virus penyebab campak ialah asam ribonukleat rantai tunggal, dari keluarga paramyxovirus, yang dinamakan dengan measles virus.
ADVERTISEMENT
Penyakit campak adalah infeksi virus yang sangat menular, dan menyebabkan gangguan pernapasan serta sistem kekebalan tubuh. Campak juga memiliki istilah lain, seperti rubella, morbili, atau measles.
Campak biasa menyerang anak-anak, dengan derajat keparahan ringan hingga berat. Berdasarkan buku Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia karya Soegeng Soegijanto (2016: 93), campak juga dapat berubah menjadi penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.
Campak dapat menyebabkan kematian, apabila disertai komplikasi pneumonia, diare, serta meningitis. WHO menyatakan bahwa komplikasi dapat terjadi, tergantung pada usia dan kondisi predisposisi penderita, seperti usia muda, malnutrisi, dan kondisi yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Lalu, bagaimana sifat penyakit campak yang dialami oleh penderitanya? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pada stadium tertentu, penyakit campak akan menimbulkan ruam-ruam pada bagian tubuh tertentu. Foto: Pixabay

Sifat Penyakit Campak

Penyakit campak ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitas. Gejala awal tersebut juga diikuti dengan kemunculan bercak kemerahan pada kulit (rash).
ADVERTISEMENT
Sifat penyakit campak yang dapat dialami manusia dibagi menjadi tiga stadium, yaitu stadium prodromal, stadium erupsi, dan stadium konvalesen.
Berikut masing-masing penjelasannya yang dirangkum dalam buku Epidemiologi Penyakit Menular: Riwatyat, Penularan, dan Pencegahan karya Victor Trismanjaya Hulu dkk (2020: 21).
1. Stadium Prodromal
Stadium prodromal berlangsung selama 3-5 hari. Stadium ini dimulai dengan timbulnya gejala-gejala klinis, seperti panas, malaise, dan anoreksia. Sehari kemudian, timbul gejala pilek, batuk, dan konjungtivitas.
Secara bertahap, gejala tersebut akan terus meningkat dan menjadi lebih berat. Puncaknya pada hari ke empat, akan muncul ruam-ruam di bagian tertentu. Kurang lebih dua hari sebelum timbulnya ruam, timbul koplik’s spot pada mukosa pipi yang berhadapan dengan molar.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu tiga hari, lesi ini meningkat jumlahnya dan menyebar ke seluruh membrane mukosa. Koplik’s spot akan menghilang, pada hari kedua timbulnya ruam.
Gejala prodromal ini dapat berubah sifat menjadi lebih berat, bila ditandai dengan demam yang tinggi, dan terkadang bisa timbul kejang bahkan pneumonia.
Timbulnya ruam pada penderita penyakit campak disertai dengan gejala demam, batuk, pilek, dan konjungtivitas. Foto: Freepik
2. Stadium Erupsi
Stadium erupsi ditandai dengan timbulnya ruam. Ruam memiliki sifat yang khas, yaitu berbentuk makulopapuler dan timbul pertama di daerah muka serta di belakang telinga.
Selanjutnya, ruam akan menyebar secara sentrifugal ke bagian dada, punggung, ekstremitas atas, hingga ke ekstremitas bawah.
3. Stadium Konvalesen
Stadium konvalesen ditandai dengan ruam yang berubah warna menjadi kehitaman atau gelap. Selanjutnya, diikuti dengan pengupasan kulit dan akan menghilang dalam waktu 7-10 hari.
ADVERTISEMENT
Biasanya, ketika pengelupasan kulit terjadi, disertai dengan adanya pembesaran kelenjar limfe yang terlihat dengan adanya limfadenopati di daerah rahang bawah dan daerah belakang telinga.
Timbulnya limfadenopati pada daerah mesentrium, akan menimbulkan gejala nyeri abdomen. Apabila terjadi gejala perubahan mukosa apendekis, dapat menyebabkan terjadinya penutupan lumen apendiks dan menimbulkan gejala apendisitis (radang usus buntu).
Setelah melewati fase kritis, perlahan suhu tubuh akan menjadi normal. Intensitas batuk akan meningkat dan dapat bertahan lebih lama dibanding gejala-gejala lainnya. Batuk akan menghilang secara bertahap dalam waktu 5-10 hari.
(VIO)