Konten dari Pengguna

Siklus yang Terjadi di Alam: Daur Biogekimia dalam Ekosistem Makhluk Hidup

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
2 Agustus 2021 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siklus yang terjadi di alam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Siklus yang terjadi di alam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Alam semesta memiliki berbagai macam siklus yang bermanfaat bagi kehidupan penghuninya. Dalam sebuah ekosistem, telah diatur pertukaran siklus organik maupun anorganik untuk dapat membentuk suatu daur yang disebut biogekimia.
ADVERTISEMENT
Daur biogekimia merupakan yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik, kemudian kembali lagi abiotik. Sederhananya daur biogekimia diperlukan oleh makhluk hidup dalam sebuah ekosistem.
Mengutip dalam buku Biologi Lingkungan yang diterbitkan oleh Muhammadiyah University Press, tujuan dari daur biogekimia tersebut adalah mewujudkan stabilitas alam, khususnya yang ada di bumi. Sementara itu, fungsi daur biogekimia adalah menjaga perputaran unsur kimia di alam yang dibutuhkan oleh organisme demi kelangsungan hidupnya.
Daur biogekimia terdiri dari beberapa siklus yang bergerak sesuai dengan perannya. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui siklus yang terjadi di alam dalam istilah daur biogekimia, dikutip dari buku Biologi SMA/MA Kelas X Diknas oleh Gunawan Susilowarno,dkk.

1. Siklus Air

Contoh siklus air sebagai salah satu siklus yang terjadi di alam. Foto: Pixabay
Air memiliki peranan yang penting dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Air juga merupakan komponen terbanyak dari litosfer, atmosfer, dan dalam tubuh organisme.
ADVERTISEMENT
Siklus air terjadi melalui atmosfer, lautan, daratan, hingga kepada organisme. Prosesnya dapat meliputi evaporasi, transpirasi, dan respirasi kemudian kondensasi yang turun menjadi titik-titik air hujan.
Air hujan tersebut masuk ke dalam rongga tanah dan mengalir hingga sampai ke lautan. Sementara itu, air yang mengalir ke sungai dimanfaatkan oleh organisme untuk berbagai macam kebutuhan, yang pada akhirnya air mengalami penguapan dan kembali pada proses awal.

2. Siklus Karbon dan Oksigen

Proses fotosintesis sebagai contoh siklus karbon dan oksigen. Foto: Pixabay
Karbon dan oksigen menjadi susunan paling dasar dari penyusun senyawa organik. Sumber karbon di alam adalah gas CO2 yang pertama kali masuk ke dalam kehidupan melalui stomata pada proses fotosintesis tumbuhan.
Hasil dari fotosintesis adalah oksigen yang digunakan pada proses respirasi. Saat proses tersebut terjadi, karbohidrat akan diubah menjadi beberapa bentuk senyawa seperti energi, CO2, dan H2O yang membentuk siklus pendek CO2 dan O2 secara teratur.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, jalur siklus panjang karbon dan oksigen dapat terjadi apabila ada bakteri yang bersifat sebagai pengurai organisme mati.

3. Siklus Nitrogen

Nitrogen dalam siklus nitrogen yang ada di alam semesta. Foto: Pixabay
Nitrogen di muka bumi dibutuhkan untuk membentuk protein dan molekul organik esensial. Terdapat sekitar 79% unsur nitrogen di udara, tapi hanya organisme tingkat rendah yang dapat menggunakannya seperti bakteri dan alga biru.
Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk Ion Nitrat atau Ion Amonium. Nitrogen juga dapat difiksasi menjadi Amonia dalam peristiwa yang disebut Amonifikasi.

4. Siklus Fosfor

Fosfor yang terdapat dalam batuan. Foto: Pixabay
Fosfor adalah bagian terkecil yang terdapat dalam DNA makhluk hidup dan ada di setiap struktur membran sel. Fosfor di hewan dan manusia terdapat dalam jumlah yang banyak, khususnya pada bagian tulang.
Siklus fosfor berbeda dengan beberapa siklus lainnya. Fosfor tidak berbentuk gas, melainkan terdapat dalam batuan sedimen. Tumbuhan mendapatkan fosfor dari air yang larut dalam tanah, sedangkan hewan mendapatkan fosfor dari tumbuhan yang dimakannya.
ADVERTISEMENT
(HDP)